26. Di Depan Mata

204 35 13
                                    

Hari ini adalah hari yang spesial buat aku.
Maka dari itu aku bakal upload dua chapter sekaligus.

Kebanyakan cewek itu bodoh! Hanya bermodalkan sayang, mereka rela melakukan apa saja.
~~Imam Ardani~~

Happy reading...
# # # # # # # # # #

“Abi... jangan ngomong gitu sama Rajes. Soalnya, dia itu anak sahabat aku.” Bisik Bu Utami kepada suaminya.

“Iya... om maafin.” Pak Yasa terpaksa memperlihatkan senyumannya. Karena pinggangnya terasa sakit. “Tapi, lain kali kabarin om dulu yah. Biar om gak khawatir sama kalian.” Lanjut Pak Yasa kepada Rajes.

“Iya om, pasti.” Balas Rajes tersenyum menghormati.

Loh... hari ini abi kok aneh banget yah? Biasanya kalau ada cowo di rumah pasti dimarahin. Kayak Imam pas waktu itu.” Batin Putri heran melihat abinya.

“Yuk, masuk yuk!” Ajak Pak Yasa.

“Gak usah repot-repot, om. Aku langsung pamit pulang aja.”

“Kok langsung pulang? Baru juga dateng.” Protes Bu Utami.

“Besok udah mulai ulangan semesteran, tante.” Jelas Rajes.

“Ouh, ya udah.”

  Kemudian, Rajes pun pamit mencium punggung tangan ayah dan ibu Putri.

“Hati-hati yah.” Pak Yasa melambaikan tangannya.

“Salam juga buat ibu kamu.” Sambung Bu Utami, mengikuti melambaikan tangannya seperti yang suaminya lakukan.

  Setelah melihat mobil yang Rajes kendarai sudah tidak terlihat lagi. Mereka bertiga pun berjalan masuk ke dalam rumah.

  Tapi... saat diambang pintu. Bu Utami bertanya kepada anak kandungnya, “baju kamu kenapa kotor gitu?”

“Ouh, ini...” Ucapan Putri menggantung. Karena dia baru ingat kalau hodie milik Imam tertinggal di kamar Kiano. “Astaga, kok gue sampai lupa sih.”

  Melihat anaknya bengong. Bu Utami melambai-lambaikan tangannya di depan wajah anak kandungnya, “put.”

“Iya bu.” Putri tersadar dari lamunannya. Ia kemudian berpikir mencari alasan apa yang cocok buat ibunya.

“Kamu gapapa?” Tanya Bu Utami memegangi satu pundak anaknya.

“Iya gpp.” Akhirnya Putri sudah menemukan alasan yang cocok. “Ini tadi Putri teledor pas beli es coklat di kantin.”

“Ya udah. Lain kali jangan suka teledor.” Tutur Bu Utami yang langsung dijawab dengan gerakan hormat dari putrinya.

“Kalau gitu, Putri mandi dulu yah.”

Muuaaacchh

Putri mencium pipi uminya, dan langsung berlari masuk ke dalam kamarnya.

“Umi... cowok yang nganter Putri tadi, sebenarnya siapa sih?” Tanya Pak Yasa lirih. Agar tidak terdengar oleh Putri.

“Cowok itu namanya Rajes. Anak dari sahabat aku, yang sering aku ceritain ke kamu.” Jawab Bu Utami menjelaskan secara lembut kepada suaminya.

“Ouh... yang kata kamu mau di jodohin sama Putri kan?” Tebak Pak Yasa yang langsung dijawab anggukan oleh istri tercintanya.

* * * * *

  Tak terasa, hari demi hari cepat berlalu. Terlihat Putri sedang menikmati hari wekendnya dengan seharian tidur di kamarnya, melepaskan lelah. Setelah dua minggu ia menggulati soal-soal ujian semester satu.

First Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang