18. Teman Masa Kecil

265 54 17
                                    

Hallo para Devil Lovers...

Semua anak kecil pasti punya cita-cita. Termasuk Rajes, yang bercita-cita menjadi raja jalanan.
~~Tolle Saekhana~~

Happy reading...
# # # # # # # # # #

“Balikin buku gue!” Ucap Putri tanpa basa-basi.

“Buku apa?” Tanya Rajes mengerutkan dahinya.

“Buku novel gue.”

“Ouh, buku itu.” Rajes baru ingat tentang buku novel yang tidak sengaja ia bawa. “Ada di rumah.” Sambung dia.

  Tiba-tiba Putri langsung berinisiatif duduk ke jok belakang motor Rajes.

“Ngapain, lu?” Tanya Rajes bingung dengan Putri yang tiba-tiba naik ke atas motornya.

“Mau ikut lu ngambil buku. Takut lu kabur dan gak balikin buku gue.”

  Mendengar hal itu, Rajes berdecak kesal. Kenapa si cewe beban selalu ngerepotin gua sih?

“Ayoo!” Putri menepuk pundak Rajes, menyuruh dia untuk segera mengambil buku kesayangannya.

  Rajes pun memakai helmnya pasrah. Dan langsung menancap gas meninggalkan area sekolah.

  Mereka berdua membelah hangatnya jalanan kota Tegal pada pagi hari ini. Dan Putri dengan terpaksa harus memeluk tubuh Rajes, karena pria tersebut mengendarai motornya dengan kecepatan kira-kira 100km/jam.

  Disaat itu juga Putri merasakan jantungnya berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Dia sekilas membandingkan saat dia membonceng Imam. Imam selalu melajukan motornya dengan kecepatan sedang, berkisar 40km/jam. Dan cowok itu juga sering mengelus dengkul Putri saat berhenti di lampu merah, membuka jantung Putri berdetak lebih kencang seperti saat ini.

* * * * *

  Setelah sekitar lima belas menit kemudian, akhirnya mereka sampai tepat di depan pekarangan rumah yang terlihat cukup megah.

  Putri pun turun dari atas motor Rajes dengan kaki yang gemetar. Dia masih merasakan jantungnya berdetak sangat kencang, seperti habis naik wahana roller coaster.

“L-lu b-bisa pe-pelan-pelan gak sih?” Tanya Putri bergetar. Entah kenapa bibirnya juga merasakan bergetar juga seperti yang ia rasakan di kakinya.

“Gak usah banyak bacot. Ayo masuk!” Ajak Rajes berjalan mendahului masuk ke dalam rumah yang megah tersebut.

  Saat mereka masuk ke dalam rumah. Seketika mata Putri menangkap sosok wanita paruh baya yang sedang membersihkan sofa ruang tamu. Wanita tersebut berumur berkisar hampir mirip seusia uminya.

“Kamu kenapa balik lagi?”

“Ibu juga. Kenapa ibu masih ada disini? Katanya mau pulang.” Tanya balik Rajes.

“Ibu disini cuma mau beresin rumah kamu. Soalnya ka--” ucapan wanita tersebut terhenti saat melihat gadis cantik yang berada di belakang tubuh kekar anaknya. Wanita tersebut pun menghampiri gadis yang tak asing lagi dimatanya. “Ada tamu toh.” Lanjutnya tersenyum kepada Putri.

“Loh??” Putri mematung kaget, melihat kalau wanita paruh baya tersebut adalah Bu Sinta (sahabat uminya).

“Kamu kenapa bisa sampai sini, put?” Tanya Bu Sinta lembut.

  Sayang sekali, pertanyaan tersebut dijawab oleh anaknya sendiri. “Dia cuma maksa gue buat balikin buku dia.”

“Buku apa?” Tanya Bu Sinta memperhatikan anaknya. Tapi, anaknya tak kunjung menjawabnya. “Ya udah, biar ibu cari dulu yah.” Lanjutnya menawarkan diri.

“Gak usah! Gue bisa cari sendiri.” Setelah itu, Rajes langsung berjalan menuju kamarnya meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.

  Mendengar hal itu, Putri terbelalak kaget melihat sikap Rajes yang tidak sopan dengan ibunya sendiri. Dan terlihat juga, ekspresi Bu Sinta yang seperti.. hal itu sudah sering terjadi.

“Ayo duduk.” Ajak Bu Sinta memecah keheningan di antara mereka berdua. Mereka pun duduk di sofa yang telah Bu Sinta bereskan tadi. “Kamu mau minum apa?” Lanjut Bu Sinta menawarkan.

“Gak usah repot-repot.” Jawab Putri tersenyum canggung.

“Jangan gitu. Tante ambilkan minum dulu yah.” Pamit Bu Sinta meninggalkan Putri di ruang tamu sendirian.

  Karena bosan, Putri pun berdiri dan berkeliling melihat-lihat foto-foto yang tersusun rapih di meja dekat sofa yang ia duduki. Bukan hanya di meja tersebut, foto-foto juga banyak yang tergantung di dinding ruang tamu tersebut.

  Kemudian... saat melihat foto anak kecil yang adalah foto masa kecil Rajes. Putri tiba-tiba teringat dengan teman masa kecilnya yang dulu.

* Flashback On *

  Terlihat seorang gadis kecil (Putri) yang berumur enam tahun sedang berjalan melompat-lompat sambil bersenandung lirih, “la.. la.. la.. la.. la..”

  Disaat itu, tiba-tiba Putri melihat segerombolan anak nakal yang berseragam smp sedang memukuli kucing dengan ranting kayu di salah satu lontrong. Anak nakal tersebut terlihat senang menyiksa kucing tersebut.

  Dengan rasa kemanusiaan, Putri pun menghampiri segerombolan anak tersebut yang berusia lebih tua dibandingkan dia.

“STOOPP!!”

“Lepasin kucingnya!”

“Kasian kucingnya. Kucing juga makhluk hidup seperti kita.” Ucap Putri emosi sampai terlihat pipinya yang ikut menggembung.

  Mendengar suara tersebut, anak-anak nakal yang sedang memukuli kucing pun terhenti.

“APA?! Tadi lu ngomong apa?” Ucap salah satu anak nakal tersebut.

  Melihat ada kesempatan, kucing tersebut pun berlari terbirit-birit meninggal mereka.

“Yah, kucingnya lepas.” Tutur salah satu anak tersebut.

“LIHAT! KUCING ITU LEPAS GARA-GARA LU!” Sambung anak lain mendekati Putri.

“Bagus lah. Jadinya kalian gak bisa siksa kucing itu lagi.” Jawab Putri senang melihat kucing tersebut berlari ketakutan.

“Bagus juga. Karena lu bisa gantikan kucing itu buat kami siksa.”

  Mendengar hal itu, tubuh Putri seketika menjadi merinding ketakutan. Dia pun mencoba untuk berlari meninggalkan mereka. Tapi sayang, tangannya di tahan oleh anak dihadapannya.

“Mau kemana?” Terlihat smirk miring dari anak tersebut.

  Tanpa basa-basi, anak tersebut langsung menarik dan melempar tubuh mungil Putri ke depan ketiga temannya yang sedari tadi di belakangnya. Karena kaki kecilnya, Putri pun tidak bisa menahan keseimbangan dan terjatuh ke tanah.

  Dan disaat itu juga....

Bruukkk

  Anak laki-laki yang tadi melempar Putri, tiba-tiba terjatuh karena tertabrak sebuah sepeda.

“Siapa lu?” Tanya temen yang terjatuh tersebut.

  Terlihat anak kecil yang berpakaian serba hitam dan jaket hitam seperti anak motor, sedang menunggangi sepedanya.

“Saya adalah lajes, Laja culeman. Calon laja geng motol di kota ini.” Ucap Rajes yang masih cadel saat itu.

* Flashback Off *

# # # # # # # # # #

Se you

First Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang