41. Hari Baik

189 17 6
                                    

“Kiano adalah cucuku yang paling lucu. Walaupun bukan cucu kandung.”
~~Utami~~

Happy reading...
# # # # # # # # # #

  Setelah semua rencana yang Irgi dan Kiano buat untuk menyatukan dua sejoli tersebut gagal. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

  Tapi... Saat mereka di tengah perjalanan. Bu Utami (ibu kandung Putri) menghubungi Putri, dan menyuruh mereka untuk mampir ke rumah.

Assalamualaikum.” Ucap Bu Utami dari seberang sana.

“Waalaikumsalam.” Jawab Putri.

Kamu lagi dimana?

“Aku sama Rajes lagi jalan pulang. Habis shopping, sama ngajak main Kiano beberapa wahana.”

“Emang kenapa, mi?”

Kamu bisa ke rumah gak? Umi udah masak banyak nih.

Ada makanan kesukaan kamu juga.

“Wih, serius mi?”

Iya.”

“Oke. Kalau gitu, Putri langsung meluncur kesana.”

  Karena sudah lama juga tidak bertemu dengan orangtuanya. Putri pun langsung menyuruh Rajes untuk memutar balik.

* * * * *

  Sesampainya di sana. Mereka disambut hangat oleh semua penghuni rumah.

“Kamu gimana kabarnya, put?” Tanya Bu Utami.

“Alhamdulillah, baik mi.” Jawab Putri, setelah menyalami ibunya tersebut.

“Putri gak ngerepotin kamu kan?” Tanya Pak Yasa kepada Rajes yang sedang mencium punggung tangannya.

  Mendengar pertanyaan tersebut, seketika Putri langsung menjawabnya. Sebelum suaminya yang membeberkan tentang perjanjian mereka. “Tentu saja tidak lah, bi.”

“Putri kan baik hati, suka menabung, dan tidak sombong. Jadi, mana mungkin Putri ngerepotin Rajes. Iya kan?” Sambung Putri, menyolek Rajes menggunakan sikutnya.

“Iya om.” Jawab Rajes, mengerti dengan kode Putri.

“Tapi...” Ucap Pak Yasa menggantung. Membuat Putri menjadi degdegan. Apakah abinya sudah tau tentang 14 perjanjian mereka.

“Kenapa kamu masih panggil om sih? Saya kan udah jadi mertua kamu. Jadi mulai sekarang panggil saya Abi yah!” Lanjut Pak Yasa.

Hufftt... Putri menghela nafasnya lega. “Aku kira abi udah tau dari kak Niken yang suka cepu.” Batin Putri.

“Siap om.”

“Ehh... maksudnya, siap bi.” Ralat Rajes.

  Sedetik kemudian, terdengar suara teriakan dari dalam rumah. “KIAANOO.” Panggil kak Niken, berlari menghampiri keponakannya.

  Melihat seseorang yang asing dimatanya, membuat Kiano menjadi takut, dan bersembunyi dibalik kaki Putri yang jenjang.

“Jail banget sih kamu.” Ucap Bu Utami, diakhiri tamparan ke lengan putih kak Niken.

Pllaakk

“Aduhh... sakit umi.” Rintih kak Niken.

“Makanya jangan suka jail. Udah tau ponakan kamu kayak gitu, masih aja nakut-nakutin.”

“Tapi mi. Aku kan cuma...”

  Putri tidak peduli dengan perdebatan kecil antara uminya, dan kak Niken. Yang terpenting menurut dia, adalah menenangkan Kiano yang ketakutan.

First Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang