“Cinta bukan hanya dinilai dari keromantisan. Tapi juga dengan ketulusan.”
~~Nabila Putri Utami~~Happy reading...
# # # # # # # # # #Di sepanjang jalan. Putri menggerutu, merutuki perbuatan kakaknya yang bikin malu keluarga. Dia juga sempat ingin menghubungi orang tuanya yang sedang menginap di rumah nenek. Tapi di cegah oleh kakaknya, “tolong jangan kasih tau Abi sama umi dulu yah, dek. Biar kakak aja yang kasih tau ke mereka.”
Dan Imam pun hanya tersenyum mendengar umpatan kesal Putri kepada kakaknya, sambil menyetir mobil milik temannya yang berwarna putih.
* * * * *
Akhirnya mereka pun sampai di cafe yang sangat terkenal seantero kota. Mereka berdua pun berjalan masuk ke dalam cafe tersebut.
Betapa bingungnya Putri melihat isi dalam cafe yang terlihat sangat sepi. Padahal cafe tersebut adalah cafe yang selalu ramai pengunjung tiap harinya.
Dan mereka berdua duduk di meja dekat panggung live music. Putri melihat band tersebut, dan mengenali salah satu dari mereka. “Itu Nasir kan yah?” Tunjuk Putri kepada vokalis yang sedang melantunkan lagu.
Imam mengangguk, menjawab pertanyaan Putri. Kemudian Putri mengedarkan pandangannya ke sekeliling mereka, dan melihat kalau hanya mereka berdua pengunjung cafe tersebut.
“Kok sepi banget sih?” Tanya Putri melihat kursi-kursi yang masih kosong.
“Aku juga gak tau.” Jawab Imam, ditambahkan dengan gerakan menaikan kedua pundaknya.
“Aneh banget. Biasanya tiap hari tempat ini ramai banget. Apalagi hari ini hari weekend.”
Bukannya menjawab, Imam hanya tersenyum manis mendengar ucapan Putri. Melihat hal itu, Putri menghela nafas panjang dan menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.
Beberapa menit kemudian, datang seorang pelayan bersetelan jas membawa buku menu.
“Silahkan, mau pesan apa?”
Putri terkejut melihat kalau pelayan tersebut adalah Rizky, teman sekelasnya. Sebaliknya, Imam malah sibuk melihat-lihat daftar menu di buku menu tersebut.
“Gue pesen cappucino satu.” Nasir pun menulis pesanan yang diucapkan Imam tadi.
“Put... kamu mau pesan apa?” Tanya Imam membuat Putri tersadar dari lamunannya.
“Eemmm..... aku mau pesen es red velvetnya satu, sama kue krim rasa strawberry satu. Es krim strawberry satu, terus... udah itu aja.”
“Oke, ditunggu yah pesanannya.”
Melihat Rizky sudah pergi. “Kamu suka strawberry?” Tanya Imam membuat sosok yang memesan serba rasa strawberry.
“Iya, suka banget. Malahan liptin aku juga rasanya strawberry.” Ucap Putri melumat bibirnya yang rasa strawberry tersebut.
Seketika Putri pun syok, melihat wajah Imam tiba-tiba mendekatinya. Jantungnya berdetak kencang, dan pikirannya kacau membayangkan Imam mencium dirinya.
Tapi sayang, kenyataannya tak sesuai ekspektasi. Imam hanya menyelipkan beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya ke telinga.
Kemudian selang beberapa menit, akhirnya pesanan mereka datang. Rizky meletakan pesanan tersebut ke atas meja mereka. “Silahkan, dinikmati.” Setelah itu Rizky kembali ke dapur.
Putri mengambil kue krim strawberry dan melahapnya dengan cepat. Seperti anak kecil yang sedang makan makanan kesukaannya.
Melihat hal itu, Imam terkekeh. Membuat orang yang dilihat dia menjadi kesal. “Kenapa ketawa?”
“Gpp, cuma lucu aja liat kamu makan kayak anak kecil.” Imam mengambil sehelai tisu, dan memberikannya kepada Putri. Kemudian Putri mengelap mulutnya dengan tisu yang diberikan oleh Imam.
Tiba-tiba Imam bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju panggung live music. Dia meminjam gitar dan berdiri di depan mic.
“Lagu ini khusus aku nyanyikan buat orang yang paling istimewa.” Ucap Imam melihat Putri yang masih duduk manis melihatnya.

Kemudian Imam pun mulai memetik senar gitar dengan irama dan melodi yang sangat indah. Dia melantunkan lagu Rizky Febian yang berjudul Ragu, dengan sangat merdu.
Kau bertanya
Dengan rasa ragu
Seberapa besar
Cintaku padamu . .Akan selalu kujawab
Semua keraguanmu
Kan kubuktikan
Semuanya padamu . .Tak perlu kau ragu lagi
Cukup jalani dan rasakan
Ohhh.. oh my lady . .reff :
Cukup kau disampingku
Sempurnakan langkahku
Tuk menyusuri waktu . .Cukup kau disampingku
Berjalan bersamaku
Pastikan kau bahagia . .Saat Imam baru melantunkan lirik yang pertama. Tiba-tiba semua pelayan cafe tersebut keluar dari arah dapur, membawa sekuntum mawar merah ditangannya. Mereka berjalan berbaris menuju meja Putri.
Kemudian Putri pun menerima bunga tersebut satu persatu, hingga bunga tersebut berkumpul di pelukan Putri. Dan terakhir, Putri menerima sebuah surat yang diberikan oleh Rizky.
Dia pun meletakan semua bunga ditangannya ke atas meja, dan langsung membuka isi surat tersebut.
Jantung Putri berdegup kencang saat membuka isi surat tersebut. Dia pun mulai membaca surat tersebut, ditemani dengan suara nyanyian merdu dari Imam.
Kamu dan Mawar
Kata ayah mawar merah itu indah, aku tidak setuju.
Kata ibu mawar putih lebih indah, aku tidak setuju.
Kata orang cina mawar kuning yang lebih indah, aku tidak setuju.
Kata Tresno Riyadi mawar hitam lah yang lebih indah, aku tidak setuju.
Ayah, ibu, orang cina, dan Tresno Riyadi setuju saat aku bilang... “Putri lebih indah daripada mawar.”
Imam
Putri tidak bisa menahan senyumnya saat membaca kalimat tiap kalimat surat tersebut.
Setelah selesai menyelesaikan lagu yang ia nyanyikan. Imam langsung mengambil buket bunga yang telah Rizky siapkan di dekat panggung tersebut.
Setelah itu, dia pun berjalan menuju wanita yang sedang tersenyum membaca isi surat yang ia buat sebelumnya.
“Put..” Panggil Imam saat sudah berada di depan Putri.
Kemudian dia berjongkok, sambil menyodorkan buket bunga ditangannya. Mirip seperti orang yang sedang melamar pasangannya.
“Kamu mau nggak jadi pacar aku?”
Mendengar hal itu, jantung Putri seketika terlepas dari tempatnya. Otaknya masih tidak percaya kalau ini bener-bener nyata.
# # # # # # # # # #
See you next time...
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love (End)
Teen Fiction⚠️WARNING!!⚠️ CERITA INI MENGANDUNG FIKTIF BELAKA, DAN TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN SIAPAPUN. JIKA ADA KESAMAAN NAMA ORANG, TEMPAT, DAN KEJADIAN MAKA SAYA SELAKU PENULIS MEMINTA MAAF SEBESAR-BESARNYA. DILARANG KERAS UNTUK MENCOPY ATAU MEMPLAGI...