▪︎3▪︎ The Runaway

1.2K 172 50
                                    

Bolivia, Amerika Selatan.

Gereja yang sudah didekorasi penuh dengan bunga mawar putih terlihat begitu cantik dan elegan secara bersamaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gereja yang sudah didekorasi penuh dengan bunga mawar putih terlihat begitu cantik dan elegan secara bersamaan. Beberapa jemaat gereja juga tampak berbondong-bondong mengisi bangku-bangku yang masih kosong karena sebentar lagi acara pemberkatan mempelai pengantin akan dimulai.

"Duduk di kumpulan para wanita keriput itu, Sky!" Instruksi yang diberikan sang ketua melalui mini hidden earphone terdengar begitu menyebalkan di telinga Skylar.

"Ah, Shit! Delph! Kenapa mesti berbaur dengan nenek-nenek?!" Dengus Skylar walaupun marah, dirinya tetap memaksakan kedua kakinya berjalan mendekati bangku yang tersedia. Mengikuti amanat ketua itu wajib hukumnya.

"He..he..he.. itu letak yang paling cocok untuk pengintaian dan perlindungan mempelai wanita bodoh!" Suara kekehan Delphine terdengar sangat puas jauh di seberang sana, sedangkan Skylar hanya bisa mencebikkan bibir bergincu merahnya dengan sebal.

"Hei, Bloody Bear! Ponsel khusus milikmu ada panggilan masuk dari Heavenly." Kali ini suara perempuan yang terdengar ketus menimpali obrolan singkat Skylar dan Delphine.

"Huh? Heaven?" Delphine dibuat bingung sesaat.

"Bisa tolong kau sambungkan dengan earphone milikku, Cey? Beri aku privasi 3 menit untuk menjawabnya." Pinta Skylar pelan, dirinya dengan cepat mengambil ponsel tipuan dari dalam clutch bag-nya seraya bangkit berdiri dan berlalu pergi.

"Hei.. hei Sky! Jangan meninggalkan zona! Damn it!!! Skyy!" Delphine berkacak pinggang saat melihat dari drone pemantau yang menunjukkan Skylar sudah menjauh dari lokasi.

Masa bodoh dengan umpatan Delphine. Skylar memilih tempat yang begitu sepi untuk menjawab panggilan Heaven. Terhitung sudah 6 tahun ia menggeluti pekerjaannya sebagai mata-mata pemerintah. Namun, tidak pernah sekali pun sabahabat naifnya mengirim pesan atau sekedar menelpon atas inisiatif sendiri. Pasti selalu dirinya yang melakukan interaksi terlebih dahulu. Bukankah itu berarti ada yang tidak beres?

"Hello, Ven. Kau kenapa?" Jawab Skylar setelah panggilan tersambung.

"Hiks.. ha-halo-hikss.. Skyy.. hikss.." Suara isak tangis yang langsung menggema pada earphone miliknya membuat kepala Skylar pening mendadak.

"Berhenti menangis dan bicara yang jelas!" Skylar melirik arloji hitamnya dengan kesal. Waktunya hanya tersisa 2 menit 47 detik untuk meladeni sahabatnya yang sedang menangis.

"Hiks.. Z-ze hiks Zeo hiks.. seling-kuhh.. hiks..Sky-hikss.."

Skylar menggeram, "Such a jerk! Lokasimu di mana sekarang?!"

Strict DoctorWhere stories live. Discover now