▪︎11▪︎ The Inquisitive

1.3K 138 44
                                    

Salah satu private room di tower khusus Giordano International Hospitals tampak ramai dengan kedatangan kelima pria dari latar belakang keluarga yang sangat berpengaruh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Salah satu private room di tower khusus Giordano International Hospitals tampak ramai dengan kedatangan kelima pria dari latar belakang keluarga yang sangat berpengaruh. Sementara Nelson sang dokter senior –hanya bisa menjadi tuan rumah dadakan demi menggantikan peran Venezio untuk menjamu para sahabatnya.
 

Sayangnya, kumpulan pria tampan itu datang bukanlah untuk berobat ataupun melaksanakan medical check up, melainkan kehadiran kelima orang tersebut hanya datang untuk memastikan keadaan sahabat psikopat mereka, yang sedang terbujur lemah di ranjang...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sayangnya, kumpulan pria tampan itu datang bukanlah untuk berobat ataupun melaksanakan medical check up, melainkan kehadiran kelima orang tersebut hanya datang untuk memastikan keadaan sahabat psikopat mereka, yang sedang terbujur lemah di ranjang pasien. Meskipun terdengar dan terlihat sangat mustahil bila seorang Venezio bisa sampai jatuh sakit. Namun, mereka tetap datang untuk sekadar membuktikan dengan mata kepala mereka sendiri.
 
“Kami datang kemari untuk menjenguk Zeo, tapi mengapa malah kau yang menggunakan baju pasien dan dibebat?” Tanya anak sulung dari keluarga Poulter itu sengit, pandangannya tertuju ke arah Nelson yang duduk tepat berhadapan dengannya.
 
Nelson mendengus seraya memperhatikan pakaian pasien radiologi yang dikenakannya, sedangkan Greyson dan Adair yang duduk di satu couch bersama dengan Nelson hanya bisa menahan tawa mereka agar tidak meledak.
 
Pria tampan yang duduk tepat di tengah-tengah antara Eleonardo dan Brandon melepas kacamata hitamnya, iris cokelatnya menatap penasaran kepada orang-orang yang duduk di couch seberang. “Mengapa kalian tertawa?”
 
Ibu jari Adair menunjuk orang yang duduk tepat di sebelah kiri Greyson. “Intinya dia bodoh.” Pernyataan frontal Adair, membuat tawa Greyson meledak seketika.
 
Sudut matanya berair, Greyson sudah tidak tahan untuk membocorkan kebodohan sahabatnya –Nelson. “Biar aku ceritakan.” Ucap Greyson bersemangat. Sebelum melanjutkan ucapannya ia berdeham pelan untuk mencari intonasi yang sesuai. “Awalnya, Zeo meminta kepadanya untuk disuntikkan Midazolam. Kalian pasti tahu bukan, kalau efektivitas obat itu hanya bekerja selama 1-6 jam pasca dimasukkan secara intravena? Namun, dokter ‘jenius’ ini memberi dosis 3 kali lipat dari yang seharusnya. Alhasil, Zeo terbangun di tengah hari dan… taraa~~~ bajingan Hyland langsung mendapatkan sapaan hangat pada ulu hatinya...” Tangan Greyson mengelus rib cage belt  yang dipakai Nelson dari luar, seolah mengejek Nelson.
 
“Jauhkan tanganmu brengsek!” Umpat Nelson kesal. Selain emosi dengan sentuhan menjijikkan Greyson yang tiba-tiba, ia juga semakin emosi dengan mulut bocor Greyson yang tidak bisa menjaga rahasia.
 
Gelas kristal berisi vodka itu di taruh ke atas meja hingga membuat bunyi benturan kaca yang berdenting. “Pasti ada alasan lain yang membuatnya kehilangan kendali bukan?” Tanya Eleonardo dengan nada datar.
 
Kepala Brandon mengangguk, ia menyetujui tanggapan Eleonardo yang kritis. “Benar, Zeo akan tetap menjadi orang waras selagi tidak ada yang menyinggung kepunyaannya.”
 
Adair berdeham kecil, sehingga membuat seluruh pasang mata tertuju ke arahnya. “Dia membuat Heaven menjaga Zeo semalaman dan dibiarkan begadang.” Jawab Adair lugas langsung ke inti.
 
Ketiga orang yang sedari tadi mengulik informasi, akhirnya terbungkam diam setelah mendapat uraian jelas yang disampaikan oleh mafia paling berbahaya dari negara yang terkenal dengan julukan Lo Stivale.
 
“Otak jeniusmu tampaknya sudah karatan ya? Pantas saja kau diberikan hadiah ucapan terima kasih darinya.” Olok Brant seraya meminum segelas champagne hingga kandas.
 
“Sayangi nyawamu, Nel. Masih untung yang dibuat retak hanyalah tulang rusukmu. Kalau yang dibuat patah adalah pusaka penunjang masa depanmu? Bisa apa kau?!” Caci Jaxon. Kepalanya menggeleng tak habis pikir melihat ide Nelson yang bermain-main dengan titisan malaikat pencabut nyawa.
 
“Bodoh dan tidak berguna.” Desis Eleonardo singkat. Tetapi, cukup menusuk.
 
Tampaknya semua orang terdekat Venezio sudah kenal pasti karakter berbahaya penerus kejayaan Giordano yang terpendam itu. Terlebih lagi, apabila sudah melibatkan istri kesayangannya. Tamatlah riwayat orang-orang yang mencari masalah dengan mengusik kehidupan nyonya muda Giordano.
 
Berbagai macam hujatan beserta caci maki dilayangkan berbondong-bondong tertuju pada Nelson. Namun, pria berlesung pipi itu hanya bisa memutar kedua bola matanya. Membiarkan ocehan dan sabda yang keluar dari mulut sahabat-sahabatnya masuk telinga kiri, keluar melalui telinga kanan. Persetan dengan ide gila yang membuat dirinya jadi kesulitan untuk bernapas sekarang!
 
Otak dengan IQ tinggi miliknya sedang memikirkan pertemuan para dewan yang 10 menit lagi akan digelar. Seharusnya, Venezio selaku Direktur Utama sudah menampakkan batang hidungnya di lantai privat ini. Tapi, sudah hampir 1 jam ia beserta kelima sahabatnya menunggu, nyatanya psikopat itu tidak datang juga. Kemana perginya keparat gila itu?  Batin Nelson bertanya.
 
Drrtt… drrtt.. drttt..
 
Ponsel hitam Nelson bergetar tepat di samping botol champagne yang ada di atas meja. Melihat Nelson kesusahan untuk meraih alat komunikasi itu, Greyson langsung peka untuk membantu sahabatnya.
 
“Ini.” Greyson menyodorkan ponsel hitam itu kepada orang yang duduk di sebelah kirinya.
 
Dengan malas Nelson merampas ponsel miliknya yang sedang dipegang oleh Greyson. Manik hitam miliknya menatap Greyson tajam sebelum beralih ke layar persegi panjang tipis itu.
 
Alexios calling…
 
Hujatan serta cacian yang dari tadi terus menyerbu Nelson langsung berhenti, ketika pria itu mengangkat panggilan dari sekertaris Venezio.
 
This is Nelson speaking.”
 
“Apa? Batal?!” Kedua alis simetris Nelson menyatu heran.
 
Bastard Giordano!” Umpatan yang lolos dari bibir tebal Nelson, mengundang banyak pasang mata untuk melirik ke arahnya.
 
Anyway, thanks  Lex. Aku harap kau diberkati umur yang panjang.” Nelson memutus panggilan itu dengan menekan icon merah pada ponselnya.
 
Brandon penasaran dengan topik pembicaraan antara Nelson dan Alexios. Kedua tangannya terlipat di depan dada. Mulai menginterogasi. “Ada apa?”
 
Netra hitam Nelson menatap ke arah satu per satu sahabatnya. “Tampaknya kalian harus membubarkan diri. Zeo tidak jadi datang ke sini.”
 
“Kenapa?”
 
“Katanya dia sudah siuman? Tapi, kenapa tidak bisa datang?”
 
“Oh, sial! Untuk apa kita menunggu selama 1 jam hanya demi menjenguk bajingan tidak tahu diri?!”
 
“Membuang waktuku saja.”
 
Perkataan Nelson terpotong begitu saja ketika para sahabatnya langsung mengumpat karena emosi. Hei, di sini yang salah adalah Venezio. Mengapa selalu dirinya yang dijadikan tempat sasaran untuk mencurahkan amarah?
 
“Berhenti mengumpat bajingan, Zeo tidak bisa diganggu karena sedang bersama Heaven sekarang.” Jelas Nelson dengan sebal.
 
Shit! Apa mereka sudah rujuk kembali?!” Tanya Brandon mencondongkan badannya ke depan.
 
“Kenapa kau terlihat begitu terkejut? Sampai jantung Zeo berhenti berdetak pun kita semua tahu jawabannya bahwa manusia psikopat itu tidak akan pernah melepaskan Heaven.” Sungut Jaxon yang berada di samping Brandon.
 
Brandon menolehkan kepalanya, “Sial! Padahal aku serius ingin menjadikan Heaven sebagai istri keduaku nanti.”
 
“Jangan bermimpi!” Sewot Greyson sembari melempar bantal couch tepat ke wajah tampan Brandon.
 
BUKK!!!
 
Kurang gesit untuk menghindar, wajah tampan Brandon berakhir mencium bantal couch dengan kasar. “Sialan!” Umpatnya kesakitan.
 
“Aku harap Zelie tidak menyesali pilihan pendamping hidupnya.” Komentar Jaxon miris.
 
“Semoga Zelie mendapatkan calon suami pengganti yang lebih baik.” Ujar Nelson simpati.
 
“Aku akan menyuruh Skylar untuk menghasut Zelie supaya pernikahan kalian batal sebelum terlambat.” Timpal Greyson pedas.
 
Cih. Aku juga akan melapor kepada Skylar, kalau kau sempat bermain di belakangnya selama di Bangladesh.” Sahut Brandon tak mau kalah.
 
“Itu demi misi sialan! Demi MI-SI!!!” Balas Greyson tidak terima akan tuduhan Brandon yang tak berdasar sama sekali.
 
Sementara Eleonardo dan Adair hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat keributan yang sedang terjadi.
 
Tak berhenti sampai di situ, tampaknya keributan tersebut akan berlanjut menjadi perang baku tembak ketika Greyson dan juga Brandon mengeluarkan senjata api milik mereka masing-masing. Kali ini Brandon tidak meminjam, sebab ia seperti sudah siap untuk membawa senapan miliknya sendiri.
 
Permainan yang menyelibatkan nyawa, terlihat begitu menyenangkan untuk keenam orang tersebut.
 
Eleonardo mendengus menatap kearah dua sahabatnya yang sudah saling membidik satu sama lain. Siap meluncurkan peluru dari jarak dekat. Namun, tanpa rasa takut ia segera bangkit dan berdiri tepat di dekat meja kaca itu.
 
Melihat tubuh Eleonardo yang menjadi penghalang bidikannya, Brandon berdecak kesal. “Ckk. Menyingkirlah, El!”
 
“Peluruku akan menembus bokongmu El, kalau kau tidak segera bergeser!” Seru Greyson.
 
Menyadari tatapan dingin mematikan milik Eleonardo tertuju ke arah mereka berdua. Greyson dan Brandon meneguk ludahnya berat.
 
“Oke, oke. Itu hanya bercanda, dude.” Ucap Greyson cepat. Buru-buru ia memasukkan kembali desert eagle miliknya ke dalam saku jas.
 
Begitu pula dengan Brandon, ia juga langsung mengikuti pergerakkan Greyson –untuk menyimpan senapan miliknya ke dalam saku jas branded Dormeuil Vanquish II yang dikenakannya. “Those terrible eyes always give me goosebumps.” Cibirnya pelan.
 
Saat keadaan sudah aman terkendali, Nelson mulai membuka suara dan menatap putra tunggal dari Keluarga Bezrukova itu. “Kau mau kemana?”
 
Eleonardo menepuk-nepuk lengan jasnya yang terlihat sedikit agak kusut. “Pulang.” Balasnya ringan.
 
“Hei El, kita kan belum bertemu dengan Zeo masa kau sudah mau pamit pergi.” Tukas Jaxon langsung. “–Kita bisa membobol atau menerobos kamar rawatnya bukan? Ada cicit MI-6 disini, kita manfaatkan keahliannya yang seperti maling itu.” Sambung Jaxon cepat lalu melirik ke arah Greyson yang sedang menatap jengah ke arahnya.
 
“Percuma saja.” Pria yang sedari tadi hanya diam di sebelah kanan Greyson, akhirnya ikut bergabung ke dalam percakapan. “Keamanan dan penjagaan ketat rumah sakit ini, tidak akan pernah bisa ditembus jika Uncle Zander dan Uncle Mattvey yang mendesainnya.”
 
Damn! Memangnya tempat ini istana presiden apa?!” Keluh Jaxon.
 
Plakk!!
 
Brandon memukul belakang kepala Jaxon cukup kencang. “Dia memang cucu presiden bodoh!!!” Decaknya cukup emosi.
 
Benar. Satu fakta yang tidak banyak diketahui khalayak ramai, kalau ibu dari Venezio yang bernama Allete Rozaliya Romanov adalah putri satu-satunya dari Gavriil Rodion Romanov –Presiden Rusia dengan dua kali masa jabatan hingga sampai saat ini.
 
Awwhh… aku lupa kalau pria tua kolot dan kejam itu adalah kakek kandung dari Venezio sialan!” Desis Jaxon sambil meringis memegangi kepalanya yang terasa nyeri.
 
“Hati-hati dengan tutur bahasamu, Jax. Jika Grandpa Gav mendengar, lidahmu akan langsung dipotong olehnya.” Ujar Adair memperingati Jaxon.
 
Bulu kuduknya meremang, Jaxon merinding ngeri membayangkan pria tua mantan Laksamana Voyenno-Мorskoy Flot (VMF) memegang sebilah pisau tajam yang terarah kepadanya. Eerrr Kakek kandungnya Venezio terlalu menyeramkan untuk dijadikan lawan. Tidak ada satupun individu ataupun kelompok yang berani menentangnya selain menantu dan cucu laki-lakinya sendiri.
 
“Sudah jelas bukan?” Sela Eleonardo. “Aku pergi.” Lanjutnya seraya berjalan keluar.
 
Adair dan Nelson juga bangkit berdiri bersamaan. Lalu, pergi meninggalkan tempat. Mengikuti jejak Eleonardo.
 
Greyson menatap ke arah dua sahabatnya yang tersisa, “Kalian juga akan pergi?”
 
Jaxon dan Brandon mengangguk pelan sebagai respon. Untuk apa, menunggu orang yang sudah pasti tidak akan datang karena sibuk bercinta dengan istrinya? Yang ada hanya akan berakhir sia-sia.
 
“Tapi, sebelum itu aku ingin meninggalkan sebuah kejutan untuk bajingan Giordano.” Ujar Brandon dengan smirk jahil yang tercipta di wajah tampannya.
 

Strict DoctorWhere stories live. Discover now