▪︎21▪︎ The Tidings

990 138 113
                                    

Tiba-tiba tepukan halus bersarang pada bahu kanan Venezio yang kokoh. Sebuah kepala mungil menyundul ruang hampa di sisi kanannya. Sejajar dengan wajah Venezio untuk melihat satu hal yang sama, yaitu berupa layar tablet yang ada dalam genggaman suaminya.

 Sejajar dengan wajah Venezio untuk melihat satu hal yang sama, yaitu berupa layar tablet yang ada dalam genggaman suaminya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa yang kau lihat?" Tanya Heaven lembut yang tahu-tahu sudah berada tepat di belakang kursi yang ditempati oleh Venezio.

Netra hazel itu menyelisik, membaca lebih teliti benda tipis berbentuk persegi panjang di depannya. "Huh, jadwal ujian?" Heaven tidak menyadari, jika sepasang manik abu-abu di sampingnya terus mengamati keseluruhan wajah cantiknya.

"Jadwal ujianmu beserta nama para penguji, kau belum mengetahuinya?" Venezio berujar dengan intonasi datar. Setelah berhasil menahan gejolak untuk tidak mencumbu istrinya yang terlihat begitu cantik dan imut secara bersamaan.

Heaven buru-buru menggelengkan kepalanya, membuat surai brunette indahnya yang terurai menampar sekitar pipi hingga rahang tegas Venezio. Sialan! Mengapa wangi istrinya sangat manis dan segar?!  Venezio menggeram saat wangi kurang ajar Heaven mengusik indra penciumannya sampai membuat jantungnya berdebar dan napasnya jadi tersendat-sendat ingin meraup minta lebih.

"Secepat itu? Aku baru minta dimajukan jadwalku semalam." Heaven menegakkan tubuhnya dan segera menempati kursi kosong di sisi kanan suaminya dengan mimik ekspresi bingung.

Venezio mendesah lega yang tertahan ketika istrinya sudah menjauhkan diri tanpa diminta olehnya, "Itu hal yang mudah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Venezio mendesah lega yang tertahan ketika istrinya sudah menjauhkan diri tanpa diminta olehnya, "Itu hal yang mudah. Hanya perlu menghubungi Dekan dan semua beres." Jawabnya seadanya.

Heaven tertawa kecil ketika mendengar perkataan suaminya yang memiliki secuil kesan keangkuhan dibalik raut wajah datarnya. "Wow! Suamiku memang yang terbaik!" Puji Heaven dengan rasa gembira dan bangga. Berusaha menyenangkan hati pak suami di pagi hari tentu tidak masalah bukan?

 Berusaha menyenangkan hati pak suami di pagi hari tentu tidak masalah bukan?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Strict DoctorWhere stories live. Discover now