Sesuai dengan janji, happy reading~♡Setelah bersusah payah untuk mengingat resep yang diajarkan oleh Florencia. Akhirnya, Heaven berhasil memasak bubur ayam khas Indonesia walau hanya dengan menggunakan bahan ala kadarnya yang tersedia di dapur mansion.
Matanya menyipit dengan senyum mengembang, tangannya begitu lihai menata makanan utama dan kudapan pendamping untuk dimasukkan ke dalam tas bekal warna camille pink kesayangannya.Heaven memang tidak terlalu pandai memasak, tetapi ia cukup mengerti pengunaan dan fungsi alat-alat dapur untuk membuat sebuah hidangan. Setidaknya, makanan hasil olahan yang selama ini dia masak, masih layak diterima oleh mulut dan perut pak suami.
Mengingat begitu banyak momen singkat kebersamaannya dengan Venezio membuat Heaven jadi termenung sedih. Bagaimana kalau hari ini adalah hari terakhirnya untuk memasak dan menggunakan dapur di mansion ini? Tidak, tidak. Heaven segera menggelengkan kepalanya cepat, mengusir hal-hal negatif yang sempat hinggap di otaknya.
“Aku harus mendapatkan jawabannya sekarang.” Ia tidak bisa terus melarikan diri dan Venezio juga sudah berjanji akan menjelaskan semuanya. Jadi, mari berharap dengan pikiran positif. It’s okay, Eve. Leave the whole thing to God. Batin Heaven pasrah.
Heaven kembali ke kamarnya dan langsung mengecek isi ponsel. Terdapat satu pesan masuk sejak 6 menit yang lalu. Heaven membuka pesan itu dengan terburu-buru.
––––––––––––––––––––
From: Nelson E.H.
Cepat datang. Suamimu mengamuk.
––––––––––––––––––––
Kedua garis alis Heaven menyatu keheranan, mengapa Venezio bisa mengamuk? Oh, tidak! Kalau karena perkara dosis obat yang Nelson berikan, maka nyawa Nelson dalam keadaan bahaya sekarang.
Dengan cepat Heaven menghubungi Bibi Claire melalui interkom yang tersedia di dalam kamarnya –meminta dipersiapkan satu orang supir untuk segera mengantarnya ke rumah sakit.Seusai berhasil mendapat respon dari Bibi Claire, Heaven langsung berlari ke arah ruang kerja suaminya untuk mengambil berkas yang diperlukan dalam rapat pertemuan dewan nanti.
Dalam 5 menit Heaven sudah masuk ke mobil sambil menenteng berkas file dan juga tas bekal pink miliknya. “Tolong cepat, ya. Jeremy.” Ucap Heaven panik.
“Yes, ma’am.”
Mobil Ferarri itu membelah jalanan ibu kota London di siang bolong. Dari pantulan kaca mobil, Heaven menatap Jeremy yang fokus menyetir.
YOU ARE READING
Strict Doctor
RomanceRated: M [VRENE ZONE] Jujur saja, selama 23 tahun Heaven hidup dan bernapas, tidak pernah sekalipun ia merasa putus asa dan frustasi dalam menjalani kehidupannya. Mau seberat apapun ujian dalam meraih gelar kedokterannya, ia tidak pernah mengeluh. S...