Detik jarum jam yang terus bergulir, semakin membuat wanita yang sedari tadi mondar-mandir di ruangan sepetak itu dilanda kecemasan. Mulut manisnya yang terbiasa mengeluarkan rangkaian kata menenangkan berbau akan hal positif, kini silih berganti dengan makian dan sumpah serapah yang ditujukan kepada seseorang yang sedang ditunggunya.
Tok.. tok..
Sebelum bunyi ketukan ketiga terdengar, wanita bersurai brunette itu sudah terlebih dahulu menarik handle pintu apartmen dengan kasar. Ekspresi kesal bercampur marah ia layangkan kepada sosok pria tampan keturunan asli negara tirai besi a.k.a Rusia di depannya. Walaupun sudah menjadi rekan sejak peristiwa 4 hari yang lalu, tak kian membuat mereka berdua terlihat akur.
"Apa kau amnesia, Mr. Bezrukova?! Aku bilang kemarinkan sebelum makan siang, bukan setelah makan siang!" Hardik wanita cantik itu dengan emosi yang meluap.
Pria itu hanya menatap sosok wanita di depannya dengan raut wajah datar seperti biasanya, "Sejak kapan aku bersedia menjadi bawahanmu Mrs. Giordano? Kau saja baru menghubungiku semalam, minta dibawakan barang-barang menyusahkan ini. Dirimu benar-benar merepotkan sekali." Kantong belanja berwarna hitam disodorkan tepat di hadapan Heaven.
Heaven merebut kantong itu dan memeriksa isi di dalamnya. Bagus! Tidak ada barang yang kurang satu pun. Terdapat satu setelan seragam OK, satu jas dokter, sepatu kets putih keluaran terbaru merek ternama, sebuah tiket mewah berkualitas kertas premium, telepon seluler yang masih tersegel dalam kotaknya, ada pula kartu ID mahasiswa palsu, tak lupa binder beserta alat tulis kesayangannya bernuansa camille pink, dan yang terakhir adalah sebuah ram- tunggu dulu. Ada yang tidak beres di sini.
"Holy Moly! Kenapa kau membawa rambut palsu dengan highlight seperti ini, El?!" Pekik Heaven kencang.
Tangan mungil Heaven lekas mengeluarkan rambut pendek tiruan dari dalam kantong, "Kau sengaja ingin membuat diriku jadi pusat perhatian ya, bajingan?!" Sungut Heaven sebal.
Belum sempat Eleonardo mengeluarkan statement pembelaan, Heaven terlebih dahulu memotongnya dengan nada histeris.
"Orang tidak waras mana yang menghadiri acara resmi dengan rambut aneh seperti ini! Aku akan mendatangi seminar El, bukan pergi untuk menonton konser!" Heaven sudah tidak tahan dengan kerandoman pria berwajah datar di depannya. Sudah diberi instruksi tetap saja masih salah, laki-laki memang terkadang tidak cukup pintar untuk membaca daftar belanjaan yang perlu dibeli.
Netra milik Eleonardo yang seperti batu permata di lautan itu menatap Heaven jengah, "Tinggal pakai saja. Jangan banyak bicara." Tubuh besar Eleonardo mendesak masuk ke dalam apartmen tanpa izin.
YOU ARE READING
Strict Doctor
RomanceRated: M [VRENE ZONE] Jujur saja, selama 23 tahun Heaven hidup dan bernapas, tidak pernah sekalipun ia merasa putus asa dan frustasi dalam menjalani kehidupannya. Mau seberat apapun ujian dalam meraih gelar kedokterannya, ia tidak pernah mengeluh. S...