17. Kejutan Brian

118 23 3
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️










Merry mengamati suasana mencekam di sekitar talentnya dan salah satu Cokiber teratas di negerinya dalam diam. Lagi-lagi mereka bertengkar, entah apa, sekecil apapun ada saja yang mereka pertengkarkan. Kadang lucu juga melihat kedua manusia kutub yang ternyata tidak pernah bisa akur bila bertemu.

Harvey memasang wajah lempeng seperti patung dewanya berbanding terbalik dengan wajah merah padam Karina yang seperti ingin mengobrak-abrik semesta sebelum akhirnya berhasil mengendalikan emosinya lalu pura-pura tidur.

Trisha, asisten Harvey melirik Merry yang seperti Karina, melilih untuk pura-pura tidur.

Ah, kenapa pula sih ruang tunggu mereka harus disatukan hari ini? Terkutuklah siapapun yang menghancurkan siangnya!, Merry mengomel dalam hati.

"Permisi"

"Iya, An?" Merry membuka matanya ketika mengenali suara penyelamatnya

"Disuru kumpul di ruang tengah sama Brian"

Harvey menaikkan sebelah alisnya tapi enggan bersuara, Karina yang masih kesal memutuskan untuk tidak berkomentar juga. Sebenarnya dia lebih kesal pada Brian yang seenaknya menyatukan ruang tunggunya dengan Harvey, padahal dia tahu kalau mereka berdua kurang akur.

"Ada apa, ya?"tanya Trisha

"Ada tamu penting, mbak!!" jawab Anna dengan muka berseri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada tamu penting, mbak!!" jawab Anna dengan muka berseri

"Yang gusur ruangannya si Harvey?" tebak Karina

Anna mendadak kikuk "Hehe, maaf Mbak soalnya ruangan ini sama yang itu paling bagus dan luas"

"Mendadak banget lagi, jadi tadi preparationnya juga kurang banget. Chaos banget lah tadi pagi" sambung Anna

"Emang siapa sih?" Merry ikut penasaran, siapa gerangan yang bisa membuat seorang Brian antusias sampai menggusur Harvey yang jelas anak kesayangannya selama syuting.

Masih dengan muka berseri Anna menjawab "Adalah, makanya hayuk Mbak nyusul yang lain" ajak Anna "eumm, Mas Harvey juga" cicitnya, minder dengan aura Harvey yang kuat.

Dengan muka sinis, Karina melirik pria yang duduk bersebrangan dengannya "Nggak usah sok misterius, kasian Anna!!"

Harvey mengabaikan Karina lalu berjalan santai keluar ruangan diikuti Trisha yang pamit dengan muka melas meminta maaf atas kelakuan bosnya.

"Kita juga cabut yuk!!" ajak Merry, menarik Karina untuk bangkit dari posisi pewenya di sofa. "Yuk, An!!"

Mereka bertiga berjalan beriringan ke ruang tengah yang disulap jadi ruang pesta sederhana dan sudah dipenuhi hampir seluruh kru dan pemeran yang terlibat. 

"Ah, itu dia Pemeran Utama Wanita kita" suara Brian terdengar tidak familiar ditelinga Karina.

Apa itu? Karina bersumpah suara Brian saat ini seperti diaertai momen percikan kembang api di saat tahun baru yang mana itu aneh, karena biasanya pria itu hanya tegas, tegas dan lebih tegas dalam mengomentari setiap keadaan. Kadang sekebun bintang dan segala isinya dibawa, bucin satwa dia tuh.

Karina melirik pria bersetelan jas yang kini memandangnya sambil melempar senyum andalannya "Glad to have you here" katanya.









▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️





Tbc









With Love,
280323

The Moon : A Chance [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang