23. Say It

117 23 6
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.


▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️

















"Just say it" Troy mengamati Jeff yang membanting dokumen yang baru ditandatangani dengan kelewat antusias

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Just say it" Troy mengamati Jeff yang membanting dokumen yang baru ditandatangani dengan kelewat antusias.

Sudah dua hari ini Troy memutuskan untuk berkemah di kantor dan apartemen Jeff untuk memancingnya agar menyerah. Menyerah pada gengsinya dan meminta Troy untuk ikut campur dalam menurunkan berita tentang wanita itu.

Benar, artikel yang membahas mengenai Jonathan dan Karina masih menjadi Hot News ditambah lagi dengan sikap cuek keduanya yang seakan tidak niat mengonfirmasi apapun. Jonathan bahkan terlihat masih bolak-balik lokasi syuting, cameo macem apa yang syuting selama itu? .

Kalau ditanya apakah sejauh ini Troy berhasil meruntuhkan tembok pertahanan seorang Jefferson Chevsky, tentu saja jawabannya TIDAK. Harus banget di capslock dan bold.

Pria yang gengsinya melebihi Burj Khalifa itu bahkan dengan muka datar membiarkan Troy bergentayangan di  kantor dan apartemennya padahal biasanya baru melihat muka Troy dari jarak 5 meter saja dia sudah mengumpat.

Terlalu tenang. Troy tidak bisa membaca pikiran temannya itu. Troy YAKIN setengah mampus kalau sahabatnya itu tertarik pada Karina. Ya sebut saja Troy berlebihan karena seantusias ini padahal yang terlibat, alias Jeff anteng-anteng saja.

Tapi seperti yang Troy bilang di atas, Jeff terlalu tenang. Berusaha tenang lebih tepatnya. Jangan dipikir Troy yang sudah mengenalnya dari jaman putih biru belum hapal kelakuan sobat keras kepalanya satu itu. Semakin berat masalahnya, semakin tenang dia.

Intinya, pengen ditenggelemin aja sih kayaknya tuh anak ke dasar samudra. Tinggal curhat aja apa susahnya, minta tolong. Toh Troy sudah siap sedia banget ini disamping dia kayak rexona.

Batu banget, vangke.







Si Batu yang bikin Troy geregetan pengen nampol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si Batu yang bikin Troy geregetan pengen nampol








▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️









"Lu" Jovanov meraih tangan Karina untuk kemudian dia genggam "maafin aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lu" Jovanov meraih tangan Karina untuk kemudian dia genggam "maafin aku. Aku udah stop kontekan sama Grace atau siapapun itu. Aku cuma mau kamu"

Karina diam saja, males banget sebenernya dia nanggepin Jovanov karena selain dia masih belum bisa memaafkan pria itu, dia itu sedang break sebentar sebelum lanjut syuting. Astaga, ingin rasanya mencakar pria disampingnya ini.

"Udahlah Jo, Karina lagi cape jangan lo gangguin terus" Merry gusar melihat mata panda talent nya yang semakin hari semakin jelas

Bagaimana Jovanov bisa bebas keluar-masuk ruang tunggu Karina? Salahkan semuanya pada Brian yang menurut saja saat Jovanov mengusulkan untuk berbagi ruang tunggu dengan Karina. Merry hampir saja mendatangi Pria tak berotak itu untuk protes sebelum ditahan Karina karena tidak mau menambah kericuhan.

Brian, pria itu, bahkan menyanggupi permintaan Jovanov untuk merubah script dan menambah scene Jovanov dan Karina. Iya, betul, sejak awal Jovanov setuju untuk tampil karena lawan mainnya adalah Karina. Bahkan asal-usul Brian bisa memilihnya pun tidak lepas dari campur tangannya.

Sebut saja Jovanov bucin, bulol atau bahkan licik terserah apapun itu, dia tidak peduli. Yang Jovanov mau itu Karina. Yang Jovanov butuh itu Karina. Yang berhak atas Jovanov ya CUMA KARINA. TITIK.

"Babe…."

"Love…."

"Sweetheart…"

"Moon…"

Karina menolehkan kepalanya pada Jovanov yang kini tersenyum lembut, "I miss you" katanya sambil mendekatkan tangan Karina ke bibirnya lalu menciumnya lama

"Aku kangen banget sama kamu. Aku salah, aku minta maaf. Maafin aku, please?"

Entah kenapa, ketika Jovanov memanggilnya dengan panggilan Moon, sesuatu berdesir di hatinya. Aneh.

"Aku malem ini ke apart ya?" pinta Jovanov dengan jurus mata anjingnya "kita harus ngobrol serius"

NGGAK!! LO NGGAK BOLEH BODOH KARINA.

Jovanov itu player, pinter ngalus dan omongannya nggak boleh banget dipercaya. Nggak sesuai standar KBBI dan MUI.

Tapi apalah daya, kepala Karina malah mengangguk.

Jovanov tersenyum senang lalu menariknya untuk tenggelam dalam rangkulan pria itu. "Makasih banget buat kesempatannya, it means alot to me, Princess. I love you" katanya sambil mengecup puncak kepala Karina berkali-kali.

Sedangkan Karina?
Dia hanya bengong mengumpati otak dan hatinya yang tidak sinkron.

BUODDOOOHHH!!!
AARRGGHHH!!!
Dimana gunung berapi terdekat, cepet kasih tau sekarang karena kayaknya Karina mau latihan renang.







▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️






Tbc




Mian, 🙇‍♀️
Aku kemaren nggak apdet

Aku kasi bonus satu chapt 😊✌🏻










With Love,
020423

The Moon : A Chance [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang