3. Persona

198 31 0
                                    


⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️















Great!!

Karina mengompres dahinya yang terasa nyut-nyutan sejak bangun tidur, belum lagi dadanya yang terasa tidak nyaman dalam tubuhnya, seperti ingin dikeluarkan. Mimpi semalam benar-benar mempengaruhi mood dan tubuhnya, padahal hanya kilasan-kilasan ingatan yang dia terima, bukan sepenuhnya.

"Eh, udah bangun?" Merry menatap heran talentnya yang sedang sakit itu. Wajahnya bahkan lebih pucat dari terakhir kali mereka bertemu, astaga harusnya kemarin dia seret saja gadis ini ke rumah sakit!.

"Kamu mau ke rumah sakit?" tawarnya hati-hati sambil menghampiri Karina yang sedang memijit keningnya tanpa menghiraukannya

"Mau sarapan dulu?" Masih tidak dihiraukan "minum susu beruang dulu ya??" Merry membuka satu kaleng, menaruh sedotan lalu menyodorkanya pada Karina yang dengan ogah menerimanya.

"Kepala aku sakit banget kaa" Karina menyenderkan kepalanya pada punggung sofa, jarinya masih setia memijit kepalanya yang sepertinya sebentar lagi meledak.

"Kita ke rumah sakit aja ya hari ini, nggak bakal kondusif juga kalo maksain syuting. Bentar aku telfon Juna dulu biar dia bantu bilang ke Brian. Pagi-pagi gini mood si bule suka minta digosend bom soalnya"








▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️









Juna menutup panggilan telfonnya dengan raut muka khawatir "Kenapa lo?" tanya Rafael, salah satu kru disana, terheran-heran melihat muka Juna yang berubah 180° menjadi muram saat menerima telfon padahal 5 menit yang lalu senyumnya bahkan bisa menerangi ruangan saat mati lampu.

"Karina sakit" jawabnya, lesu

Bukan rahasia lagi kalau Juna adalah fans berat Karina, pria itu bahkan tidak malu mengakuinya kalau ada yang basa-basi bertanya padanya. Mukanya akan langsung berseri-seri setiap melihat Karina dan senyumnya akan semakin melebar kalau Karina menanggapi atau menjawab pertanyaannya walaupun dengan muka datar.

Lagipula siapa yang bisa menolak seorang Karina de Lucia?

Seorang aktris papan atas dengan prestasi segudang dan kecantikan paripurna. Banyak yang bilang dia sombong dan sok eksklusif mengingat betapa susahnya untuk sekedar mengajaknya mengobrol dan membuat janji temu.

Orang yang ada dalam lingkup pertemanannya pun hanya segelintir orang, walau dari berbagai profesi tapi kesemuanya sukses dan berprestasi seperti dirinya membuat orang yang tidak suka semakin mencibir gadis itu.

Tapi apakah pamornya turun?
Tidak.
Semua itu cocok dengan personanya, seakan dia memang terlahir seperti itu dan sudah seharusnya bersikap seperti itu.

Rafael kadang merasa minder saat melihat Karina, rasanya dia ingin bersujud dan bertanya apa kesalahannya kalau Karina sudah memasang muka datar, padahal tampang datar memang template default Karina.

Sesusah itu mendekati Karina, Juna saja yang maju terus pantang mundur, hanya sesekali ditanggapi. Kalau menurut sepengamatan Rafael, daripada sombong, Karina lebih ke memberi batasan. Gadis itu terlihat menyukai ketenangan.

Apakah Karina pernah tersenyum? Tentu saja pernah

Apakah Karina pernah berterima kasih dan meminta maaf?
Tentu saja pernah

Apakah Karina pernah bertegur sapa dengan para staff?
Tentu saja pernah, walau sangat jarang

Intinya, Karina hanya ingin hidup dalam bublenya dan tidak mau ketenanganya diusik. Begitu kesimpulan Rafael.

"Ada apa nih rame-rame?" tanya Brian yang baru saja selesai berbincang dengan Juna

"Itu, ada truk makanan di luar dari Karina, katanya buat breakfast."

"Lah?" Brian bingung, tiba-tiba ada notif chat dari Karina di handphonenya "Oh, iya. Permintaan maaf katanya karena nggak bisa ikut shoot hari ini. Nanti siang ada lagi dengan menu yang beda buat snacking"

Terdengar riuh senang dari para pemeran dan kru di lokasi "Nggak usah kesenengan kalian, awas aja ada yang sakit karena kalap makan banyak!"

"Siap, Capt!!"

"Woy!! Ngapain bengong ayok ikut antri ambil snack!!" lengan Rafael ditarik Juna yang kelewat antusias menyambangi food truck dengan foto Karina di banner, LED, bahkan x banner di samping truk itu, standar food truck lah.

Eh?, batinnya heran.







▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️







Tbc








With Love,
060323

The Moon : A Chance [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang