13. No more us

124 22 6
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️














--biar nggak bingung, kalau lagi internal struggle atau flashback Karina de Lucia kita panggil Lucia aja-


Karina mendengus melihat notif handphonenya. Jovanov masih berusaha menghubunginya, yang dari sekelebat ingatan Lucia adalah mantan pacar yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, klise. Tentang Lucia yang sibuk dengan jadwalnya which is suck karena Hello, Jovanov juga sama sibuknya bahkan lebih karena notabenenya dia lebih beken dan lebih dulu meniti karir ketimbang Lucia.

**buat yang bingung ada di chapter 2. About Karina yaa**


Terhitung sudah enam bulan sejak Lucia memutus semua kontak dengan mereka berdua ataupun orang yang berhubungan dengan mereka. Mengingat hari itu saat mereka terciduk sedang main dengan mata kepalanya sendiri di Apartmen Jovanov saja sudah membuat perut Karina mulas. Yah, mata Karina yang asli yang menyaksikan semua itu, tapi kan sekarang dia sharing the same memory gitu kan, so.... Ewh.

Setiap orang pernah berbuat salah, tapi selingkuh itu penyakit. Ini pengalaman pribadi Karina sebagai Karenina Gunawan, bukan sebagai Karina de Lucia. Dia dulu sempat menjalin hubungan putus nyambung selama 5 tahun dengan seseorang yang dengan bangkeknya berselingkuh dengan 4 orang dan 2 diantaranya adalah teman main mereka berdua, taik banget.

Gila banget rasanya dikhianatin sama orang sekeliling lo yang udah lo percaya, tempat lo ngutarain unek-unek, tempat lo liatin sejelek-jeleknya diri lo, waktu itu Karina rasanya mau mati aja. Apalagi mereka tau Karina punya trauma dengan perselingkuhan akibat kelakuan bangsat Papanya dulu.

Jadi sekarang, melihat kelakuan Jovanov, emosi yang berkecamuk dikepala dan hatinya ini milik dua orang, milik Karina de Lucia dan milik dirinya sendiri, Karenina Gunawan.

Entahlah, Karina de Lucia yang asli masih menutupi sebagian memori hidupnya which is what for gitu kan? Kalau mau balik ya balik aja ambil lagi tubuhnya, nggak usah bikin orang lain susah. Toh, Karenina Gunawan, nggak pernah mau mampir ke sini. Cih!!.

TIDAK RAMAH.

"Dari siapa sih, berisik banget" Merry merasa terganggu dengan dering ponsel Karina yang tidak berhenti berbunyi sejak 10 menit yang lalu "penguntit? Blok aja elah"

"Jo" balas Karina pendek. Mereka memang tidak pernah menyebut nama asli Jovanov dalam pembahasan mereka di depan umum.

"Dih, nggak waras" Merry melengos mendengar nama yang disebut Karina.

Merry dulu adalah fans berat Jovanov dan dia adalah pendukung nomor satu hubungan mereka berdua tapi semenjak tau kelakuan bejat pria itu Merry berubah haluan jadi haters, dia akan mengutuk semua berita baik tentang cowok itu sekecil apapun pembahasannya.

"Kenapa nggak lo blok?"

"Percuma, dia bakal pake nomor lain"

"Mau ganti nomor?"

Karina menggeleng, percuma. Jovanov bukan cuma artis biasa, ada keluarga besar yang membacking semua kegiatannya. Simpelnya, Jovanov jadi artis karena gabut makanya songong.

The Moon : A Chance [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang