19. Kalau

107 22 0
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️










"Stop it" desis Karina ketika Jovanov menaruh termos minuman di kursi sebelah Karina.

Jovanov pura-pura mengamati Harvey dan Sarah yang sedang beradu peran, "Boleh juga si Harvey"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jovanov pura-pura mengamati Harvey dan Sarah yang sedang beradu peran, "Boleh juga si Harvey"

"Dia lebih tua setaun dari kita fyi"

"So what?" katanya tanpa menoleh, seolah benar-benar mengamati pemandangan didepannya "emang kamu manggil dia Kakak?"

Karina diam.

"I miss you"

"Excuse me, do I know you?"

Jovan tersenyum miring " I'm your Vano, your hottest Volcano" katanya dengan suara bisikan yang terdengar agak ambigu ditelinga Karina

Muka Karina memerah. Damn it. Kenapa dia harus terpengaruh emosi Lucia sih.

Berusaha meluruskan dan mensucikan pikirannya, Karina berdeham dan membuka termos yang dibawa Jovanov tadi, ternyata isinya air jahe hangat. Karina mengernyit saat uap yang menerpanya turut serta membawa wangi khas buah itu.

"Lo ngerjain gue?"

Jovanov terkekeh melihat raut kesal diwajah Karina "minum, itu baik buat redain nyeri perut lo"

"Lo masih suka check kalender pink gue?" Jujur saja, Karina merasa agak risih pria asing memantau jadwal periodnya. Kayak, buat apa gitu kan, Lucia dan Jovanov kan sudah selesai juga.

"No, my instinct told me"

"Alaah, taiikk"

"Language!!" Jovanov menolehkan kepala saking kagetnya mendengar Karina mengumpat "Astaga Karina, what happened to you?!"

"Siapa yang ajarin kamu ngomong kasar begitu?" Jovanov mengeraskan rahangnya, benar-benar tidak suka mendengar Karina mengumpat.

"Pengalaman"

Jovanov tertohok. "Can I have your time, hm? This weekend please?"

"Besok udah masuk weekend"

Jovanov nyengir "so?"

"No"

"Udah 6 bulan"

"......"

"Setengah tahun"

"......."

"Kamu nggak kangen aku?"

"........"

"Aku tiap hari kangen kamu"

"Aku pakai sabun dan sampo kamu"

"Aku selama ini tidur cuma ditemenin baju kamu" Jovanov mengeluarkan senjata suara manjanya "sama kamunya kapan?"

"Jalang kamu banyak, Jo!" Pening, Karina hampir menampar mulut pria yang masih asik mengoceh di kursi yang hanya selang satu disebelahnya.

"Tapi yang aku cinta cuma kamu"

"Ewh, Jijik"

"Kamu nggak percaya?"

Karina terdiam, tentu saja Karina tau sedalam apa perasaan Jovanov untuk Lucia yang hampir menyerempet obsesi itu, tapi bukan berarti dia harus buta dan memaklumi kebrengsekan dia.

"Gue tau"

"Aku, bukan gue" Jovanov protes ketika Karina kembali menggunakan Gue-Lo.

"Terserah gue"

Jovan menghembuskan nafasnya lalu tersenyum miring, "Kamu tau, kalau kamu hamil bulan depan kita harusnya rujakan".








▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️








Si tengil Vano yang tiba-tiba ngajak rujakan 7 bulanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si tengil Vano yang tiba-tiba ngajak rujakan 7 bulanan






Tbc









With Love,
300323

The Moon : A Chance [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang