"Lo ngapain ngajakin gue ketemu disini". Ujar wikan yang baru saja sampai di cafe dekat rumah wikan.
"Gue bingung harus cerita sama siapa lagi kalo bukan sama lo". Ujar devina yang kini dengan raut wajah gelisah.
"Emang lo mau cerita apaan?".
"Gue hampir frustasi sama kelakuan arsen yang semakin hari semakin baik sama gue".
"Hah?? Terus terus".
"Bener kata lo kan, arsen suka sama gue".
"Nah kan apa kata gue". Ujar wikan sambil menggebrak meja sampai membuat kaget pengunjung sekitar.
"Bego jangan teriak - teriak. Ini gur harus gimana?".
"Aduh dev lo harus terima arsen secepetnya. Dia anaknya jarang suka sama cewek".
"Engga gitu, tapi gue ga ada rasa sama dia. Dan gue juga udah bilang gitu".
"What? Lo udah nolak dia tapi di masih ngejar lo gitu?".
"Iya kan. Gue gatau apa yang bikin dia jatuh cinta sama gue".
"Wait gue mikie dulu. Ini fenomena langka dari seorang arsen bima aerlangga". Ujar wikan sambil memegang kepalanya yang tidak pusing dan meminum minuman pesanannya yang baru saja datang.
"Gue gatau lagi kan, padahal gue juga ngerasa gak ngasih harapan apa - apa ke dia, sementara gue mau ngejauh tapi takut bikin dia sakit".
"Kenapa lo gabisa jatuh cinta sama orang sebaik dia?".
"Kemaren gue udah nolak orang yang sama baiknya dengan arsen. Alhasil orang itu sekarang bener - bener pergi dengan lukanya dan gue ngerasa bersalah banget karena gue gatau kalau selama ini dia suka sama gue".
"Siapa dev?".
"Kak arsatya".
"Goblokkkk, devina goblok. Udah ganteng maksimal, baik, cool kurang apa coba. Lo masih waras gak sih dev?".
"Ya kalau gue tau kak arsatya dari dulu suka sama gue. Ya gue usahain mati - matin juga buat buka hati gue. Gak segampang itu kan lo buka lembaran baru sama orang lain".
"Ya terus kenapa sekarang lo gak usahain buka hati sama arsen pelan - pelan?."
"Gue gak pernah jatuh cinta sama se circle pertemanan gue kan".
"Ya mau gamau. Lo harus bisa ngasih feedback yang baik buat dia. Lo gatau dia anak brokenhome dev".
"Gue udah tau kan".
"Sejak kapan lo tau?. Arsen bukan orang yang suka cerita sama sembarang orang asal lo tau itu".
"Dulu pas dia ngajak gue jalan".
"Oh gue inget, dulu arsen juga sempet bilang kalo abis ngajakin lo keluar".
"Ya pokoknya itu deh. Pusing gue jadinya".
"Ayolah dev, mau gimanapun lo harus usahain itu semua".
"Gue gatau apa yang bikin dia sejatuh ini sama gue. Sementara ga ada hal yang bisa dibanggain dari seorang devina".
"Dev lo sadar gak sih. Lo itu cantik, pinter, lo punya abang yang baik, keluarga lo yang bahagia, lo punya segalanya dev. Kurang bahagia apa coba jadi lo ditambah lagi seorang arsen bisa jatuh cinta sama lo".
"Kan, lo gak tau kehidupan gue yang sesungguhnya. Lo jangan nilai gue dari covernya aja. Gue sama arsen jauh lebih beruntung arsen dari gue".
"Maksud lo?".
"Lo gak akan pernah paham dan suatu saat entah kapan lo bakal paham sendiri gimana kehidupan gue tanpa gue cerita".
Hari dirasa mulai gelap. Devina dan wikan kini pulang kerumah masing - masing. Sesampainya dirumah ternyata devina sudah ditunggu seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
RomanceOrang yang menyembunyikan tentang banyak hal dengan senyumannya, entah itu rasa sedih, trumatis atau bahkan depresi. Mereka berusaha merasa baik - baik saja di depan banyak orang. Meskipun hatinya benar - benar sangat terluka. Bukan berarti mereka...