Penyesalan

97 7 0
                                    

Seperti halnya rasa bahagia, kita semua juga punya hak untuk merasakan rasa sedih. Namun jangan terlalu berlarut, ada masanya kita juga harus bangkit dan kembali tersenyum. Masih banyak kebahagiaan yang menanti, masih banyak skenario yang indah belum diperani.

Hari ini devina sudah diperbolehkan untuk pulang, karena kondisinya sudah membaik. Bundanya devina pun juga sudah sampai rumah sakit sejak subuh tadi.

"Bun, bang angga mana?. Kok dari tadi gak kelihatan?". Tanya devina yang duduk di kursi roda yang di dorong feby.

"Kuliah dev, gimana sih kamu".

"Lha terus rio mana?".

"Emm...kemana ya feb si rio tadi?". Tanga friska ke feby.

"E.. ke.. ke toilet keknya dev".

"Ke toilet masag lama banget sih feb".

"Yaudah gue susulin sebentar ya dev kalo gitu". Feby pun mencari rio yang sedari tadi tidak terlihat batang hidungnya.

"Halo ri, lo dimana sih. Dicariin devina geblek".  Ujar feby yang menelfon rio di sebuah bangku menuju kamar yang kemarin di tempati devina.

"Aduh bro, ini si bang angga mau tempur sama andrian".

"Ya terus gue mau omong apa sama devina".

"Ya serah lo cari aja alesan. Otak gue lagi butek".

"Ya masag gue bilang kalo lo ikut bang angga tempur sama andrian sih bego banget".

"Apa feb?". Ujar devina yang tiba - tiba menghampiri feby bersama bundanya lalu dia terkejut saat mendengar ucapan feby barusan.

"Halo, woii feb. Itu suara devina. Geblek banget sih lo. Kalo sampe dia ta...". Feby pun mematikan telfonnya dan terlihat sangat gugup.

"Feb, jawab. Bang angga sama rio sekarang dimana. Jujur feb".

"Emm.. gue.. gue bisa jelasin dev".

"Sekarang anterin gue ke kampus sekarang". Ujar devina dengan nada penuh penekanan.

"Dev... tapi.. tapi...".

"Gak ada tapi - tapian feb. Anter gue sekarang".

"Dev, kan kamu lagi sembuh pulang aja yuk". Ujar friska sambil merayu devina agar menuruti kata bundanya.

"Bunda tau kalo bang angga sama sio mau berantem sama kak ian?".

"Bunda gak tau dev, tadi bilangnya si angga mau kuliah terus rio katanya mau nyari makan. Bunda juga gak tau masalah kalian ini apa. Kan bunda juga baru pulang dari luar kota".

"Bun, anter aku ke kampus sekarang bun plisss". Ujar devina sambil memohon kepada friska agar mengantarnya ke kampus.

"Tapi kamu baru sembuh dev".

"Bun, ini itu masalah devina belum kelar. Dan sekarang bang angga sama rio yang mau kelarin. Devina gak mau mereka berantem bun".

"Tapi masalahnya apa sih dev".

"Aduh ntar devina jelasin bun, sekarang pokoknya anter devina ke kampus".

"Bentar dev, ada telfon dari kantor". Friska pun mengangkat panggilan masuk dari HP nya.

"Iya, pokoknya kamu urusin sebentar klien kita".
"Iya,tapi ini putri saya baru keluar dari rumah sakit. Masag kamu gak bisa handle sih".
"Yaudah yaudah ntar saya kesana 15 menit lagi".

"Urusan kantor lagi ya bun".

"Iya dev, maafin bunda ya. Bunda harus ke kantor untuk meeting sama ngerjain tugas yang kemarin belum selesai juga". Ujar friska sambil membelai rambut devina.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang