Tak pantaskah untuk bahagia?

68 8 0
                                    

Tak lama setelah pelukan antara bapak dan anak iti pun berlangsung. Andre melepaskan pelukan itu dan mengusap air mata di pipi devina.

"Devina jangan nangis lagi yaa. Nanti cantiknya ilang loh". Ujar andre sambil mengusap air mata di pipinya devina.

Devina masih berdiam diri dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Mungkin lewat air mata ia bisa mengatakan itu semua. Tentang tidak tau harus bersikap seperti apa dan tidak tau awalan apa yang harus dikatakan saat ia menemukan sosok ayah dalam dirinya saat ini.

Tiba - tiba friska mendekati mereka dan berdiri di antara devina dan juga andre. Friska hanya melihat andre dan devina yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Pemandangan seperti ini.

"Friska, mau mau kita memperbaiki semuanya dari awal. Aku mohon kasih kesempatan aku sekali lagi fris". Ujar andre yang kini berlutut di depan friska.

"Kesempatan tidak diciptakan untuk mengulang kesalahan yang sama ndre. Lebih baik kamu berdiri sekarang". Ujar friska sambil membantu andre untuk berdiri karena akan sangat malu jika banyak dari mereka yang melihat moment tersebut.

"Aku janji tidak akan mengulang lagi kesalahan yang sama fris. Demi devina, angga dan juga rio".

"Luka yang sudah kamu goreskan ke aku sudah sangat terlalu dalam ndre, sampai aku jadi perempuan mandiri yang sudah mati rasa. Kamu gampang melupakanku dan meluapakan masalah dengan mencari perempuan baru, sementara aku mati - matian sembuh sendirian dari luka dan trauma yang kamu beri ndre. Sudah jelas disini value kita berbeda. Sekarang kamu sudah tidak bisa meremehkan wanita yang dulu kamu anggap lemah, manja dan selalu bergantung pada kamu kan?".

"Loh, kamu.... kamuuu bukannya. Sebentar aku lupa". Ujar berlin yang baru saja datang bersama yoga menghampiri Andre.

"Kamu... kamuu... kamu berlinda?".

"Kamu andre?".

Suasana berubah menjadi hening disaat berlin dan andre ternyata sama - sama sudah saling mengenal.

"Tunggu.. kalian sudah saling mengenal?". Ujar friska masih tidak paham.

"Kamu andre?". Tanya yoga memastikan bahwa ia adalah andre orang yang pernah ia kenal.

"Kamu... kamu suaminya berlin?".

"Iya saya suaminya". Jawab tegas yoga.

Berlin dan yoga sama - sama salinh bertatapan dengan isyarat masih tidak percaya bahwa orang yang selama ini ia kenal berada disini.

"Kamu benar kan berlinda kristin?". Tanya andre kembali memastikan.

"I... iyaaa".

"Tunggu... siapa?? Berlinda kristin? Sepertinya nama itu tidak asing". Ujar frisk sambil mengingat - ingat nama tersebut.

"Tidak ... tidak mungkin kamu immanuel andre aerlangga". Ujar berlin mendadak panik.

"Kamu... kamuuu... gak .. gakkk. Gak mungkin, ini semua gak mungkin". Ujar friska juga ikut panik.

Suasana mendadak berubah menjadi panik dan tegang. Arsen,devina dan feby masih tidak tau apa yang terjadi. Angga dan rio mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

"KAMU KURANG AJARR!!".

Bughh...
Pukulan mendarat di pipi kanan andre. Suasan berubah menjadi histeris saat yoga mendadak memukul andre tanpa aba - aba.

"MANUSIA MACAM APA KAMU INI HAHH!!".

Bughhhhh..
Pukulan kembali mengenai rahang andre sampai sudut bibirnya mengeluarkan darah karena yoga memukul terlalu keras.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang