Devina pun melajukan mobil honda jazz berwarna hitam. Dia mampir sebentar ke sebuah toko untuk membeli kado buat irisa. Tak jauh dari rumah irisa. Devina berhenti disebuah toko yang menurut dia banyak benda - benda lucu. Ketika devina sedang memilih - milih. Tiba - tiba dia berpapasan dengan seseorang.
"Dev, lo disini juga?".
"Eh, kat satya". Devina mengamati arsatya dari atas sampai bawah. Dia juga memakai hoodie berwarna putih dan celana jeans berwarna hitam sobek - sobek dibagian lutut juga sneakers berwarna hitam.
"Lo mau ke acaranya irisa juga?".
"Iya. Lha kakak sendiri?".
"Iyalah. Btw kita kok kayak pake baju couplean ya. Celana aja sama kaya abis dikejar anjing". Arsatya mencairkan suasana disana dengan tawa.
"Eh iya". Devina pun terlihat salting dan tidak sadar kalau dia juga memakai celana sobek - sobek.
Setelah mereka selesai mencari - cari kado mereka pun menuju kasir untuk membayar barang tersebut.
"Mau gak dev?". Tanya arsatya sambil memgambil coklat batangan yang ada di depan kasir.
"Mau beliin?".
"Ya kalo lo mau gue beliin".
"Ya mau lah. Gratisan masag nolak". Arsatya tertawa mendengar jawaban devina.
"Mau berapa?".
"Semua boleh?".
"Banyak banget buat apaan".
"Tadi katanya nanya mau berapa".
"Yaudah, mbak sama semua coklat ini ya saya borong semua".
"Eh, kak serius?".
"Loh tadi katanya semua".
"Kan cuma becanda, kok jadi serius sih".
"Lha kamu maunya serius enggak".
"Hah, maksudnya kak". Arsatya hanya tersenyum melihat tingkah polos devina.
"Beli 3 aja ya dev. Ntar kalo kamu gendut kan tambah gemesin gimana".
"Dih, gendut tetep cantik kok".
"Kalian ini pasangan romantis ya. Baju aja udah kembaran. Mbaknya cantik, masnya ganteng. Duh jadi pengen". Ujar pegawai kasir tersebut.
"Kita cuma temenan kok mbak". Ujar arsatya menjelaskan.
"Oh maaf mas saya kira kalian pacaran".
"Aminin enggak ya dev".
"Hah?". Devina salting melihat arsatya yang masih menatap mbak - mbak kasir yang sedang mengambil uang kembalian.
"Dev, lo di depan ya biar gue ngikutin lo dari dibelakang. Udah tau rumahnya kan?".
"Enggak terlalu hafal sih. Tapi ini ada GPS nya kok kak".
"Iya udah lo jalan duluan ya".
Devina pun melajukan mobilnya sementara arsatya mengikutinya dari belakang. Sesampainya disana. Sudah sangat ramai sekali orang - orang yang datang. Rumah irisa pun tidak terlalu megah namun bagian luar dan belakang sangat luas. Jadi bagian luar untuk parkir sementara acaranya berada di belakang rumah.
"Udah rame banget ya dev". Arsatya tampak mengawasi orang - orang yang berlalu - lalang disana.
"Iya kak. Yuk masuk".
"Mau digandeng?". Tanya arsatya kepada devina.
"Biar apa kak?". Tanya polos devina.
"Biar lo gak ilang". Arsatya tersenyum kearah devina dan menggandeng tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
RomanceOrang yang menyembunyikan tentang banyak hal dengan senyumannya, entah itu rasa sedih, trumatis atau bahkan depresi. Mereka berusaha merasa baik - baik saja di depan banyak orang. Meskipun hatinya benar - benar sangat terluka. Bukan berarti mereka...