Benci Dengan Perasaan Ini

96 12 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul 05 : 00 WIB.
Rio sudah memanasi mobil di luar. Sementara itu devina terbangun dan melihat dari atas balkon.

"Woyy!! Berisik tau nggak". Ujar devina dengan ekspresi datar dan rambut yang masih acak - acakan.

"Eh, tuan putri kebangun ya. Cuci muka dulu sana, sekalian mandi trus trus rambut kalo perlu di sisirin".

"Bodoamat!". Devina pun kembali masuk ke dalam dan mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi.

"Bun, ini koper yang mau di bawa?". Tanya angga yang berdiri di ruang tamu.

"Iya ngga".

"Sini biar angga yang bawain". Angga pun membawa koper tersebut dan memasukkanya ke bagasi mobil friska.

"Ri, yang anter bunda ke bandara gue apa elo?".

"Lo aja deh bang".

"Yaudah tapi lo di rumah baek - baek sama devina. Awas aja kalo ntar gue pulang devina ngadu bang, si rio bangsat kan gak lucu".

"Taek lo bang". Angga pun terkekeh melihat ekspresi rio.

"Devina mana ri kok gak kelihatan ni bunda mau berangkat loh". Ujar friska sambil melihat balkon atas kamar devina.

"Tadi sih nongol bun dari balkon. Eh, tau dah masuk lagi". Tiba -tiba devina datang dari dalam rumah memakai handuk di kepalanya dan memakai kaos putih bergambar dan celana kolornya selutut.

"Noh panjang umur". Ujar rio ketika devina keluar dari dalam rumah.

"Dev, bunda ke luar kota sebentar ya. Kamu baek - baek sama abang - abang kamu. Ntar, bunda transfer uang jajan kamu". Devina memeluk bundanya sebagai bentuk perpisahan. Meski cuma 2 minggu tapi rumah pasti bakal sepi.

"Gue juga dong bun masag devina doang yang di kasih uang jajan". Ujar rio tak ingin kalah dengan devina.

"Iya nanti bunda transfer juga. Bang angga jagain adek - adeknya ya".

"Siap bun. Mau berangkat sekarang?". Tanya angga kepada friska.

"Iya sekarang aja. Ntar malah ketinggalan pesawat lagi".

"Yaudah rio. Jagain devina jangan berantem mulu". Friska pun memeluk rio dan juga devina.

"Hati - hati bun. Sampe sana kabar - kabar". Teriak rio ketika angga melajukan mobilnya keluar dari halaman rumahnya.

"Bang, lo gak mau ngajak gue maen gitu". Ujar devina yang duduk di lantai teras rumahnya.

"Emang lo mau kemana". Tanya rio yang duduk di sebelahnya.

"Kemana gitu ayolah, gue traktir deh".

"Beneran lo? Terus yang jaga rumah siapa?".

"Ya ntar nunggu bang angga pulang lah. Lo mandi dulu sono. Gue juga mau dandan dulu. Nah, abis tu bang angga dateng. Kita berangkat".

"Beneran ni?".

"Iya bawel banget sih. Kapan gue bo'ong. Yang ada elo ngibulin gue mulu. Buruan gih mandi. Gue mau dandan dulu".

"Awas aja kalo abis mandi gak jadi. Gue jitak lo".

"Iya - iya a elah santai bro". Mereka pun masuk ke rumah. Rio mandi sementara devina dandan dan memilih baju yang harus ia kena kan. Tak lama setelah itu devina sudah menanti rio dan juga angga di teras rumahnya sambil memainkan HP nya.

"Dev, angga belum balik?". Tanya rio yang nampak tampan memakai kaos putih di beei denim dan celana jeans hitam dan sepatu putih tak lupa jam tangan sport hitam di tangan kirinya.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang