Pesan bunda

46 6 0
                                    

"Kamu masih marah dev sama bunda?". Tanya friska yang baru saja masuk ke kamar devina.

"Enggak". Jawab devina masih sibuk dengan urusan laptop di hadapannya.

"Nak, dengerin bunda dulu. Bukan maksud bunda gak baik sama kamu. Tapi bunda pengen kamu dapat yang terbaik buat masa depan kamu nanti. Bunda cuma takut kamu jatuh ke tangan orang yang salah. Bunda gamau kamu ketemu dengan laki - laki yang sama seperti papamu".

"Devina udah gede bun, udah tau mana yang baik sama enggak buat devina".

"Iya bunda tau, tapi pengalaman bunda jauh lebih banyak dari kamu. Soal perasaan bisa tumbuh seiring berjalannya waktu kan jika kamu nanti sudah bersama dirga?".

"Enggak bun, menurut bunda itu hal yang mudah?. Tapi enggak buat devina. Selama ini bunda apa tau gimana keseharian devina?, gimana sulitnya devina buat jatuh cinta lagi sama orang. Di fikiran devina semua laki - laki itu sama. Tapi dengan adanya arsen, devina kembali percaya kalau tidak semua laki - laki itu sama".

"Arsen seumuran sama dirga kan?. Tapi dirga sudah mapan, sementara arsen?. Kamu masih menemaninya berproses bukan?. Dan jika nanti arsen sudah di titik jayanya apakah dia masih akan tetap memilih kamu?. Tidak semua laki - laki tau bagaimana caranya berterima kasih dev. Mungkin hari ini kamu segalanya, tapi besok. Ada yang lebih segalanya dari kamu".

Devina hanya termenung dan berdiam saat friska mengucapkan kata per kata yang ia lontarkan lewat perkataaannya. Ia mencoba mencerna kalimat yang telah friska katakan kepadanya.

"Dev, kamu harus mikir 2X buat nerima laki - laki yang baik buat masa depan kamu. Laki - laki akan memilih wanita untuk di nikahi disaat ia benar - benar siap. Dan bunda tidak ingin kamu salah jalan".

"Tapi arsen sudah mengubah hidup devina jadi lebih baik bun?. Apa bunda gak sadar?".

"Bunda tau dev kamu lebih bahagia saat bersama arsen. Tapi tidak selamanya bahagia itu abadi kan?. Kamu belum menjumpai titik terendah dan kesedihan mendalam saat bersama dia. Kamu masih di fase menikmati hari - hari indah bersamanya".

"Devina tau segala resiko jika nanti devina sama arsen bun".

"Tapi inget pesan bunda. Tidak semua laki - laki masih mau bertahan dengan 1 perempuan yang menemaninya saat ia sedang berproses. Laki - laki di uji disaat ia berada di titik kejayaannya dan setelah ia memiliki segalanya".

Devina hanya kembali terdiam, sementara friska keluar dari kamar devina dan meninggalkan devina seorang diri. Dia terus mencerna kata - kata yang friska ucapkan. Keresahan dan kebimbangan muncul berkali - kali di hati devina. Tapi ia terus berpositif thingking apapun yang terjadi arsen selalu ada untuk devina.

"Kamu mau kemana dev?". Tanya angga yang duduk di teras rumah.

"Keluar bentar bang".

"Kemana?".

"Nyari angin".

"Sendirian?".

"Iya".

"Abang temenin ya".

Devina hanya mengangguk dan mengizinkan angga menemani devina jalan - jalan menggunakan vespa matic berwarna tosca milik devina.

"Tumben abang boleh nemenin kamu muter - muter dev?".

"Ya sesekali gapapa kan bang".

"Kamu kenapa akhir - akhir ini sering murung dikamar, merenung. Kamu lagi ada masalah sama arsen?".

"Enggak bang, orang dia baik selalu ngalah kalo devina bikin masalah".

"Kamu gaboleh kaya gitu dev, laki - laki kadang gak bisa selalu ngertiin mood kamu. Cuma abang yang bisa ngertiin kamu".

"Iya bang canda doang".

"Kita duduk disana yuk".

Mereka duduk di sebuah taman yang ada di pinggiran kota, disana suasananya cukup tenang meski banyak kendaraan yang terdengar berlalu lalang.

"Kamu kenapa dev cerita lah sama abang".

"Ini soal bunda bang".

"Kenapa bunda? Masih bahas tentang perjodohan kamu sama dirga?"

Devina menceritakan segalanya yang ia pendam sendiri selama ini, ia juga menceritakan tentang perkataan friska tadi dikamarnya. Dan ia cukup lega karena angga mau mendengarkan keluh kesahnya yang membuat ia resah saat ini.

"Gak semua laki - laki bakal ninggalin pasangannya saat di titik jayanya dev kalau laki - laki tersebut punya value".

"Aku percaya bang kalo arsen gak akan ninggalin aku kapanpun itu".

"Iya dev, mungkin bunda masih keinget soal papa. Dan. Bunda juga berniat baik sama kamu dengan memikirkan masa depan kamu. Tapi gak seharusnya juga bunda egois kek gini juga sama kamu. Setiap anak punya hak untuk memilih dengan siapa nantinya ia hidup untuk melanjutkan di hari tuanya".

"Tapi arsen datang membawa warna baru di hidup devina bang. Sementara dirga?. Devina dulu emang sempet suka dan kagum tapi itu dulu bang. Yang ngobatin devina cuma arsen dan gak mudah bagi devina jatuh cinta lagi sama orang".

"Iya dev abang tau. Apapun itu semoga nanti arsen selalu bikin kamu bahagia terus ya. Abang dukung apapun yang bisa bikin kamu bahagia".

"Makasih bang, cuma bang angga yang selalu bisa bikin devina tenang". Devina memeluk abangnya dan angga membalas pelukan devina dengan hangat.

"Dev, jika suatu saat nanti abang sudah punya kehidupan baru kamu harus tetep jadi devina yang kek gini yang abang kenal ya. Yang selalu bahagia dan selalu tersenyum. Abang gamau kalau kamu balik sedih lagi dan minum obat - obatan penenang".

"Iya bang, sekarang semenjak ada arsen devina sedikit bisa berfikir maju. Arsen selalu bilang kalau hidup tidak selalu sesuai dengan eksepetasi. Jadi kamu gaboleh berkespetasi lebih dengan yang belum terjadi".

"Abang mau berterima kasih sama arsen karena udah buat adek abang jadi kek gini. Sedikit lebih dewasa namun tidak menghilangi ciri khas devina yang manja".

Hari sudah mulai malam, cuaca sedikit mendung karena bintang sama sekali tidak terlihat. Beberapa terdengar suara guruh dan kilatan cahaya dilangit. Menandakan sebentar lagi turun hujan.

Hujan selalu membuat ku menjadi lebih tenang.
Aroma yang khas, dan suara air yang jatuh mendamaikan semesta.
Tidurku serasa berada di ambang lautan samudra.
Tidak ada kebisingan yang ku rasa.
Hanya suara air dan gemercik air yang terdengar membentur genting dan dedaunan.
Ku terlelap dalam dinginnya malam.
Bersama bunga tidur yang membawaku ke dunia yang indah.
Memberi sedikit rasa pada tidurku yang nyenyak.
Andai dunia seindah alam mimpi.
Mungkin aku selalu ingin tertidur tanpa ingin terbangun.
Agar aku tak lagi merasakan nestapa yang terkadang datang tanpa permisi.
Hujanlah sampai pagi, agar aku terbangun dengan cuaca yang berkabut dengan sedikit rasa dingin di pagi hari.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang