Koma

111 7 0
                                    

Kesakitan ini seakan tak pernah kurasakan sebelumnya, saat semesta membuatku terus merasa dunia ku bahagia.
Saat setiap detik nafasku selalu ku isi dengan penuh tawa dan senyuman tulus tanpa luka.
Tuhan, beri aku satu kali lagi kehidupan untuk bisa tumbuh dewasa bersama mereka. Namun jika kau lebih menyayangiku, aku rela meninggalkan mereka. Meski penuh tangisan dan setidaknya rasa sakitku ini tak pernah kurasakan lagi.

Operasi devina telah berjalan lancar pagi ini. Ditambah lagi teman - temannya angga datang untuk menjenguk devina. Tak lupa wikan, arsen, william, iskak, arsatya, bryan dan marsell juga datang untuk melihat kondisi devina. Kali ini irisa juga datang sendirian dan diacuhkan banyak orang. Namun dia tetap mencoba biasa saja karena dia juga merasa bersalah kepada devina.

"Gaes, makasih ya kalian udah mau dateng njenguk adek gue". Ujar angga kepada teman - temannya.

"Iya ngga santai aja kali". Ujar ade.

"Untuk teman - teman yang ada disini mari kita berdo'a bersama - sama untuk kesembuhan devina cantika selaku adek dari teman kita angga. Berdo'a menurut agama dan kepercayaan masing - masing. Mulai". Azzam selaku ketua dari komunitas mereka pun memimpin do'a.

"Selesai. Ngga, kita cabut dulu ya. Semoga devina ssgera diberi kesembuhan dan bisa kembali berkumpul bersama kita lagi". Sambung azzam.

"Aaamiinn, makasih banyak ya zam".

"Sama - sama ngga. Yaudah kita pamit dulu ya". Ujar azzam dan teman - teman yang lain.

"Eh, ada tunangannya andrian nih disini". Sindir william sambil melirik ke arah irisa.

"Lo jangan cari keributan deh yam". Ujar wikan.

"Loh gue nggak nyari ribut kok kan. Cuma masalahnya kok dia gak tau malau gitu ya masih muncul disini".

"Gue disini karena niat baik, gue juga merasa bersalah. Gue mau minta maaf sama devina dan kalian semua. Sekalian gue mau pamit, sama devina termasuk kalian. Kalo gue mau berhenti kuliah dan gue janji gak akan muncul lagi di depan kalian".

"Oh mau nikah lo sama andrian. Yaudah gak usah diundangin kita. Gak penting juga". Ujar william dengan nada ketus.

"Mulut lo lemes banget sih yam". Bisik iskak yang ada disebelahnya.

"Gue udah batalin pertunangan gue sama andrian. Perusahaan, rumah sama rumah makan orang tua gue udah jadi milik keluarga andrian. Dan gue berhenti kuliah untuk menyambung hidup keluarga gue. Dan sekarang gue udah gak punya apa - apa lagi. Permisi". Irisa pun pergi begitu saja setelah menjelaskan panjang lebar.

"Eh, kasihan bener tu orang ya". Ujar rio.

"Harusnya lo tadi gak boleh gitu sama dia yam. Kasihan tau". Ujar wikan.

"Kenapa sih andrian selalu bikin penderitaan sama orang lain. Heran gue. Gue pengen dia mati sekalian. Dan musnah dari muka bumi". Ujar angga geram ketika mengingat kembali nama andrian.

"Sabar bang, tahan emosi lo". Unjar rio.

"Halo?. Kenapa feb?".

"Ri, sory gue ga bisa nemenin operasi devina. Gue masuk angin ri".

"Eh, buset. Bisa sakit juga lo?".

"Gue juga manusia njir".

"Gue kira lo sodaranya megatron". Ledek rio sambil terkekeh.

"Geblek lo natural banget, ah bodoamat. Titip salam aja gue sama bang angga dan bunda".

"Iyee ntar gue salamin. Cepet sembuh lu. Masag temen gelud gue sakit semua".

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang