Sunset

63 7 1
                                    

"Aku seneng bisa ajak kamu kesini".

"Pemandangannya bagus bangetttt". Ujar devina sambil menikmati deburan ombak di pantai.

Sesuai janji arsen kepada devina. Ia akan mengajak pergi ke pantai sore hari untuk menikmati matahari tenggelam. Mereka bermain kejar - kejaran dan sesekali ia berfoto untuk mengabadikan moment.

"Aku capek sen". Ujar devina dengan nafas yang terengah - engah setelah bermain kejar - kejaran dengan arsen.

"Sini peluk dulu". Arsen datang dan langsung memeluk devina.

"Capeknya ilang sen". Ujar devina sambil tersenyum dalam dekapan arsen.

"Perasaannya ikut ilang gak?".

"Ikut".

"Kok ikut?".

"Iyaa, udah kebawa ombak tadi. Ntar juga balik lagi kalo ombaknya dateng".

"Dasar kamu ini". Arsen mencium pucuk kepala devina dan masih memeluknya dengan hangat.

"Ini kek nya pelukan paling lama sepanjang sejarah deh sen".

"Aku pengennya sih gini terus".

"Dih apaan coba". Ujar devina dengan mendongakkan pandangan ke arah arsen.

"Aku suka lihat mata kamu dev".

"Kenapa?".

"Cantik". Arsen tersenyum ke arah devina dan kemudian mengecup keningnya. Devina ikut hanyut bersama dengan suara air laut yang menenangkan.

"Eh, ehhh lihat deh". Devina menunjuk ke langit bahwa saat itu matahari akan tenggelam.

"Duduk yuk". Ujar Arsen kepada devina untuk duduk diatas pasir putih.

"Beruntung banget kita dapet santet". Ujar devina ngawur.

"Sunset dev". Jawab arsen sambil mencubit pipi devina yang tembam.

"Aduhhh sakit sen".

"Lebih sakit pas kamu bilang udahan kemarin".

"Iya kah?". Ujar devina sambil meletakkan dagu di bahunya arsen.

"Iyaa. Pas kamu bilang kaya gitu kemarin duniaku seperti senja. Hilang dan tenggelam bersama dengan segala keindahan yang ada". Ujar arsen sambil menatap lekat mata indah devina.

Devina tersenyum mendengar bahwa arsen telah benar - benar mencintainya. Ia tak akan menyia - nyiakan kehadirannya lagi yang sudah cukup berarti untuk devina.

Arsen masih menatap kedua bola mata indah milik devina dengan lekat. Dia semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah devina. Mungkin hanya jarak beberapa senti sekarang.

Tiba - tiba bibir arsen mendarat di bibir devina. Betapa terkejutnya devina dan ia memejamkan mata. Menikmati ciuman yang diberikan dari orang yang ia cintai.

"Sen, aku gak suka ciuman". Ujar devina yang melepaskan ciuman arsen begitu saja. Namun wajahnya masih bertatap - tatapan begitu dekat.

"Sori dev". Arsen langsung menjauhkan wajahnya dari wajah devina.

"Lihat deh sen langitnya cantik bangett". Ujar devina untuk merubah situasi canggungnya. Dia mengalihkan pembicaraan dengan melihat senja dengan perpaduan warna yang indah.

"Iya dev kaya kamu".

Devina menyandarkan kepalanya dibahu arsen. Dengan nyaman arsen menggenggam sebelah tangan devina sambil menikmati proses matahari terbenam.

Setelah matahari sudah benar - benar tenggelam. Langit berganti menjadi malam. Tidak ada sedikit cahaya apapun disana kecuali ribuan bintang dan rembulan.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang