•4• Eh, sorry²

7.6K 926 13
                                    

••••

Di alun-alun kota, tepatnya pasar, ramai manusia berlalu lalang. Terlihat seorang laki-laki berdiri disudut tembok dengan menggunakan jubah hitam dan terdengar mendengus kasar, muak dengan ceramah kedua orangtua yang menyuruh nya untuk kembali ke academy.

Karna keras kepala, dia kabur diam diam untuk menjernihkan pikiran nya. Memangnya apa lagi yang harus ia pelajari? Dia bahkan sudah menyelesaikan semua pelajaran yang sangat mudah baginya namun susah bagi anak yang lain.

Tidak ingin berlarut larut, ia memutuskan untuk berjalan-jalan di pasar. Dirinya sekarang sedang memakan makanan yang dibelinya tadi, sambil melihat lihat tempat dimana ia dilahirkan.

Bruk!

Makanan yang dipegangnya jatuh dan menggelinding ketanah, suasana hati yang mulanya sudah agak membaik sekarang menjadi buruk lagi. Dengan dingin ia menatap pelaku tabrakan tersebut, namun ia heran sang pelaku alias yang menabrak nya malah terjatuh. Apakah tubuh nya terlalu keras? Atau apa?

"Akh..." Ringis nya.

Deg....!

𝘊𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬....

*Aldrich pov*

"Akh..." Ringis ku, sungguh bokongku sakit karna jatuh dengan keras.

Aku kemudian berdiri perlahan dengan tangan ku bertumpu pada paha dan diam sejenak untuk menetralisirkan rasa sakit di bokongku.

Aku kemudian melirik laki-laki yang tidak sengaja ku tabrak tadi, kulihat dia jauh lebih tinggi dari ku dan juga kupikir umurnya tak terlalu jauh juga dari ku, wajahnya sangat rupawan nan menawan namun tanpa ekspresi alias datar.

Aku memberanikan diri menatap matanya yang menatap ku dengan mata elang nya, "Maaf, saya tidak sengaja..." Cicitku dengan pelan, semoga dia mendengarnya.

Beberapa detik berlalu, namun dia belum juga mengucapkan sepatah kata pun. Apakah dia bisu? Atau dia marah? Aku menarik diri dari menatap nya, pupil mata ku bergerak gelisah kesekitaran.

Tidak sengaja aku melihat kresek putih yang berisi seperti kue beras yang berhamburan ditanah.

"Ah, apa karna ini? Dasar ceroboh..." -Rutuk ku

Kulihat lagi dia dan aku mencoba menawarkan sesuatu agar ia tidak marah. Tidak baik jika membuat musuh di hari pertama hidup kembali bukan?

"Uhn... Saya akan mengganti makanan anda yang jatuh, j-jadi bisakah memaafkan saya...?" Gugup ku, lalu kulirik lagi dirinya dan terlihat dia mengangguk.

"Apa itu berarti dia akan memaafkan ku? " -Tanya ku

Aku tersenyum kecil dan menuntun nya menuju kios kios yang menunjukan beragam macam makanan, aku membeli kue beras, gulali, buah apel, dan es jeruk. Kulirik dirinya yang hanya membeli kue beras, karna merasa tak enak aku memberikan es jeruk yang baru dibeli lagi oleh ku.

Setelah membayar, aku dan dia beranjak berjalan meninggalkan kios tadi.

Aku melirik dan melihatnya yang sedang memakan kue beras dengan blepotan. Aku terkekeh melihatnya, Ku ambil sapu tangan dari saku celana dan mengusap pelan sudut bibirnya yang terkena noda tepung.

"Seperti anak kecil, imut..." Gumam ku pelan diiringi tawa kecil dari ku.

Netra biru gelap nya terlihat mengecil, dan telinga serta pipinya memerah.

"Apa dia sakit?"-Tanyaku sendiri, lalu sedetik kemudian kuabaikan.

Aku menarik kembali tanganku dan menyimpan kembali sapu tangan disaku celana ku, aku memberanikan diri mengawali percakapan.

"Saya lupa mengenalkan diri... Nama saya Aldrich, Uhn.. Namamu siapa?" Tanya ku ragu

"Xavier. " Deep voice miliknya terdengar. Membuatku menelan ludah kasar.

"Aaa Xavier, baiklah kalau begitu saya pergi dulu. Sampai jumpa.. " Ujarku, setelah itu aku beranjak dari sana dan menuju penginapan. Ini sudah terlalu lama, bisa-bisa aku diomeli kak Cale dan bunda karna terlalu lama berada diluar.

*Aldrich pov end*

*Xavier pov*

Aldrich. Laki-laki yang pertama kali kulihat memiliki wajah yang indah melebihi perempuan. Hm....- Xavier mengingat wajah imut menyerempet cantik milik Aldrich dan tersenyum aneh.

*Xavier pov end*

_____________________________________________

𝐓𝐛𝐜

Don't forget to vote, coment, and share this my story~

8 apr-2023

𝐌𝐨𝐯𝐞 𝐓𝐨 𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐖𝐨𝐫𝐥𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang