••••
Aldrich atau biasa dipanggil Al, sedang berada diruang tengah bersama kakaknya. Penginapan yang sedang mereka tempati ini mirip seperti sebuah rumah sederhana yang mempunyai kamar tidur, dapur, ruang tengah/keluarga dan 1 kamar mandi. Yah, seperti rumah sederhana di zaman modern.
Tak terasa ini sudah hari ke-enam Kevin atau Aldrich didunia yang asing ini. Dan apakah dia masuk ke novel atau bukan membuatnya kepikiran, apalagi dia merasa tak asing dengan nama marga keluarga nya saat ini. Yaitu Granville.
Yang ia ketahui tentang dunia ini adalah dunia yang bernama gala atau Kekaisaran Nyictophillic, Aldrich merasa agak tidak asing dengan nama tersebut.
"Mari kita ingat-ingat lagi..."
Setelah beberapa saat..
"Ukh... Tidak ingat.. " Keluh nya sambil merebahkan tubuhnya di sofa.
Walau ingin diingat bagaimanapun caranya, Aldrich tetap tak menemukan titik terang.
Cale selaku kakak, melihat Aldrich dan mengernyit heran menatap sang adik yang terlihat lesu.
"Ada apa..? Apanya yang tidak ingat?" Tanya Cale heran dan dijawab gelengan malas dari adik.
"Bukan apa-apa" Jawab Aldrich sekenanya.
"Sungguh?"
"Iya kak."
Cale mengangguk, kemudian kembali fokus dengan koran yang berada ditangan nya. Sedangkan Aldrich merasa bosan dan ingin menyusul sang bunda yang berada di butik.
"Kak..." Panggil Aldrich yang dijawab deheman oleh sang empu.
"Aldrich nyusul bunda... Boleh ya....?" Izin Aldrich.
"Tidak."
"Ee, boleh ya kak. Aldrich cuman pengen keluar ketemu bunda, Yaa...?" Aldrich mengeluarkan puppy eyes nya namun Cale mengalihkan pandangan kearah lain, tak ingin berhenti sampai disitu dia kemudian mengeluarkan jurus andalan nya yaitu...
Cup!
Cium pipi.
Cale terperanjat karna dicium tiba-tiba, Cale tau bahwa adiknya sedang merayu dirinya. Tapi apalah daya, dia adalah seorang pencita adik jadi dengan berat hati dia mengizinkan.
"Baiklah, tapi akan diawasi oleh pengawal kakak." Putus Cale
Aldrich bersorak gembira, toh asalkan bisa keluar.
***
Aldrich sudah sampai didepan pintu masuk butik milik bundanya yang tak terlalu jauh dari penginapan mereka.
Saat masuk, Aldrich disambut dengan ramah oleh para pelayan toko dan Aldrich membalas dengan senyum. Olivia tampak sedang berbincang serius dengan seorang pelayan butik, sehingga tak menyadari sang anak yang berada tepat disamping nya.
Setelah perbincangan antara Olivia dan pelayan tersebut usai, barulah Olivia menyadari bahwa Aldrich berada disamping nya dengan wajah yang ditekuk.
Olivia yang baru menyadari kehadiran Aldrich segera memeluk tubuh mungil sang empu.
"Bunda terlalu fokus yaa?" Tanya Olivia sambil mengusap surai pirang Aldrich. Aldrich membalas dengan anggukan pelan.
"Maafkan bunda..."
"Hu'um..."
"Bisa Al temani bunda ke toko buku?" Tanya Olivia lagi dengan pertanyaan berbeda, dan diangguki lagi oleh Aldrich.
Aldrich dan Olivia menaiki kereta kuda selama 15 menit, dan sampai di toko buku paling lengkap di Kekaisaran.
Aldrich yang awalnya hanya ingin menemani bundanya ke toko buku malah tersesat di lorong-lorong antara Buku-buku kuno dan terpisah dari Olivia.
*Aldrich pov*
Aku entah ada dimana dan bundaku pun tak terlihat lagi, bagaimana ini. Apa ku telusuri saja jalanan ini? Baiklah mari kita berjalan lurus.
Lama aku berjalan, namun bukannya menuju pintu keluar toko buku ini aku sepertinya malah masuk lebih dalam. Aduh, ini toko buku atau labirinn?!
"Hm? Buku apa itu?"
Aku melangkah mendekat dimana buku yang menarik perhatian ku tersebut, buku bersampul putih dengan pola abstrak berwarna emas terang di setiap ujung sisi nya.
Aku berjinjit guna mengambil buku cantik itu, namun apalah daya tubuhku terlalu pendek dan buku itu letaknya terlalu tinggi.
"Haaa.... Bagaimana mengambil nya?" Sedih ku sambil menundukkan kepala
"Minta tolong pada orang yang lebih tinggi darimu." Sahut seseorang dengan cara in-formal.
Aku mendongak melihat orang yang menyahuti perkataan ku tadi, lalu mengambil buku cantik tersebut dengan mudah.
"Siapa....?" Gumamku bingung.
"Ini..." Dia tersenyum kecil lalu memberikan buku cantik tadi kepadaku.
Aku menerima nya lalu memeluk buku cantik tersebut dengan erat, "Terimakasi..?" Ucapku masih dengan wajah bingung.
"Ah! Namaku Vikenzo, kamu bisa memanggilku Ken." Ujarnya memperkenalkan diri dengan telapak tangan keatas dan terulur pada ku.
Aku bingung apa aku harus menaruh tangan ku di atasnya? Baiklah, tak apa toh cuma bersalaman.
"Namaku Aldrich, Kamu bisa memanggilku Al." Balas ku sambil tersenyum, namun senyum ku menjadi kaku tatkala benda kenyal nan lembut menempel di punggung tanganku.
Refleks ku tarik uluran tanganku, wajahnya terlihat puas. Dia mencium tanganku?!! Hei bukankah itu hanya dilakukan pada seorang lady! apa disini juga berlaku untuk pria ha?!!
"Hei! Kenapa mencium tangan ku?!" Pekik ku,
"Kenapa? Bukan nya itu pasti?" balasnya santai sambil menyeringai.
"Apanya yang pasti..? Apa dia pikir aku adalah seorang lady?!"
"Aku bukan lady!" Sanggahku
"Aku tau...."
"Jika tau kenapa memperlakukan ku seperti lady haa!?" Tanyaku sengit
Samar-samar kulihat dia tersenyum, mencurigakan.
Masih dengan senyum aneh nya dia menjawab,
"Karna kamu ladyboy..."
_____________________________________________
𝐓𝐛𝐜
Don't forget to vote, coment, and share this my story~
18 apr-2023
![](https://img.wattpad.com/cover/336953906-288-k161741.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐨𝐯𝐞 𝐓𝐨 𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐖𝐨𝐫𝐥𝐝
Romance╓┈♔◦☓◦☙◦♔◦☙◦☓◦♔┈╖ sᥣ᥆ᥕ ᥙ⍴ძᥲ𝗍ᥱ!! ╙┈♔◦☓◦☙◦♔◦☙◦☓◦♔┈╜ Title old: [𝘽𝙇] 𝐁𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞 𝐉𝐞𝐚 𝐈𝐧 𝐓𝐡𝐞 𝐖𝐢𝐳𝐚𝐫𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐖𝐨𝐫𝐥𝐝 Bercerita tentang seorang pria imut berdarah campuran bernama Kevin Alexandra, yang meninggal karna tertabra...