•7• Udah pulang ae

6.7K 741 6
                                        

••••

Pagi datang dari timur, sinar mentarinya menerpa kulit halus nan lembut milik anak laki-laki yang sedang tertidur lelap tanpa merasa terganggu oleh sinar mentari yang masuk dari tirai jendela yang tidak ia tutup, membuat sinar mentari itu dengan bebasnya menerpa kulit wajahnya.

Tak lama kelopak matanya terbuka memperlihatkan bola mata dengan warna hijau emerald yang indah.

Perlahan mata itu mengerjap pelan lalu dirinya duduk menyender dikepala kasur, pupil matanya melirik ujung kasur dan terdapat buku diatas sana yang dibacanya semalam dengan halaman buku yang terbuka.

Aldrich mengambil buku tersebut dan menutupnya lalu meletakan buku tadi di atas nakas. Dia beranjak dari ranjang menuju jendela, duduk disana sambil menikmati pemandangan kota yang sudah ramai walaupun masih sangat pagi.

Selang beberapa saat, Aldrich berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang makan, yang disana sudah ada bunda dan kakaknya. Aldrich menyapa keluarganya dengan ceria.

"Pagi bunda, kak Cale!" Dengan senyum cerah nya ia menghampiri sang bunda yang sedang menata sarapan di meja makan lalu memberikan ciuman (pipi) selamat pagi.

Itu sudah biasa dia lakukan sebagai Kevin dan kebiasaan nya masih melekat pada dirinya, bukan sebagai Kevin namun sebagai Aldrich.

"Pagi/pagi!" Balas keduanya serempak.

"Mau Al bantu?" Tawar nya dan mendapat gelengan dari Olivia, pipinya yang tembam dengan rona merah itu dicubit gemas oleh Olivia.

Aldrich mengerucutkan bibirnya kesal karena pipinya sering kali menjadi sasaran bagi Olivia, bundanya.

"Tidak perlu, ini sudah hampir selesai. Al duduk saja." Suruh Olivia yang berjalan ke area pantry dan kembali membawa soup daging.

Aldrich yang duduk berhadapan dengan Cale melihat bahwa kakaknya ini sangat aneh. Iya, aneh. Tadi ketika Aldrich meliriknya, Aldrich melihat bahwa Cale terkadang tersenyum lalu berhenti dan tersenyum lagi dan berhenti. Apakah kakanya ini kerasukan setan?! Tapi tidak mungkin, atau apakah dia sedang berhalusinasi?

Aldrich menampar pelan tangan besar Cale agar sang kakak tersadar dengan sekitar, Cale yang merasa ditampar melirik dan mendapati sang adik sedang memandang nya dengan tatapan mata yang seakan-akan mengatakan 'apakah kakak kerasukan sesuatu? '

"Apa?" Heran Cale

"Kakak sedang memikirkan apa? Kenapa seperti orang yang sedang dirasuki sesuatu? Apa memang dirasuki setan?! Atau-mmph" Belum selesai Aldrich bertanya bibirnya sudah dibungkam oleh telapak tangan Cale.

Cale yang ditanyai seperti tadi mengernyitkan dahi, apa yang sebenarnya ada dipikiran adiknya ini? Aneh-aneh saja pikir Cale.

Cale menghembuskan nafas dengan kasar, mengambil kembali tangan yang menutup bibir Aldrich sambil menatap adiknya yang juga sedang menatap dirinya dengan berbagai ekspresi.

"Tidak ada. Tidak perlu memikirkan hal yang tidak tidak, dasar." Setelah mengatakan itu Cale menyentil dahi Aldrich membuat sang empu meringis pelan.

Olivia yang memang sudah berada di kursinya sedaritadi mengamati keduanya lalu menjawab pertanyaan Aldrich.

"Kakakmu sedang jatuh cinta, sangat menyenangkan menjadi muda ya~" Sahut Olivia menggoda Cale yang membuat telinganya memerah karena malu.

"Bunda..." Cale menggeram malu

Aldrich yang mendengar jika kakaknya sedang jatuh cinta memasang wajah cengonya lalu juga ikut menggoda sang kakak.

"Hee, jadi siapa yang melelehkan hati kakak ku ini? Lady itu sangat beruntung bisa mencairkan kutub es dihatinya ya, dan dia bahkan akan menjadi calon kakak iparku~" Ucap Aldrich menggoda Cale yang sudah panas.

𝐌𝐨𝐯𝐞 𝐓𝐨 𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐖𝐨𝐫𝐥𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang