•19• ketemu

2.1K 217 3
                                    

••••

Hari kian larut, dan Aldrich mulai merasa lelah. Lucas yang sedari tadi memperhatikan Aldrich menyadari bahwa ia kelelahan.

"Mau ke tempatku?" Tawar Lucas, Aldrich menoleh ke sebelah nya dengan wajah yang terlihat kebingungan namun imut di mata Lucas.

"Huh? Kenapa ke tempat mu?" Aldrich duduk di rerumputan yang di sinari cahaya bulan, terlihat cantik.

Lucas tersenyum, gemas dengan kelemotan otak Aldrich.

"Bukan kah kau kelelahan? Lebih baik bersihkan diri lalu tidur di tempat yang nyaman bukan?" Ucap Lucas dengan sabar, ikut mendudukkan dirinya di samping Aldrich.

Aldrich menganggukkan kepala nya.

"Aah.. Bolehkah?" Aldrich bertanya dengan mata besar dan polos nya, terlihat kekanak-kanakan. Imut.

Lucas mengulum senyum nya dan berdehem pelan, "Tentu, aku sudah menawarkan tempat ku jadi tentu saja boleh." Sambil menggosok leher belakang nya sendiri.

Aldrich ber-oh saja dengan tampang datar yang terkesan imut, Lucas yang tak sanggup melihat ke imutan di depannya memalingkan muka.

"Dia sangat imut, apa benar dia anak laki-laki!? Kenapa bisa secantik ini?" Begitulah kira-kira pikiran Lucas saat ini.

Aldrich menatap Lucas dengan bingung, matanya mulai sayu tanda dia mengantuk. Aldrich menguap dan menggunakan tangan kecil nya untuk menutup bibirnya.

"Kakek.. Ayo pergi ketempat mu.." Ucap Aldrich, Lucas yang dipanggil "kakek" langsung menoleh untuk melihat wajah mengantuk Aldrich.

"Bocah nakal, sudah ku bilang jangan panggil aku kakek!" Lucas menarik pipi berisi Aldrich gemas.

Sebelum Aldrich bisa merespon ucapan Lucas, tubuh Aldrich di tarik kebelakang dan jatuh ke pelukan orang lain.

"?!!"

Lucas yang kaget dengan kecepatan orang tersebut, mematung tanpa bisa melakukan gerakan kecil. Sangat cepat..

Aldrich tersentak kaget, matanya yang ia pejamkan tadi sedikit mengintip siapa orang yang menarik nya. Yang awalnya hanya satu mata yang mengintip sekarang ke-dua matanya terbuka lebar tanpa ada rasa kantuk sama sekali.

"Kak Xavier!!" Seru Aldrich dan melompat ke dalam pelukan hangat seseorang. Yang tak lain adalah Xavier Weyd of Nycthophillic. Yep, putra mahkota kita akhirnya tiba.

Lucas yang melihat itu hanya diam di tempat nya.

"Mm, kakak disini." Sambil mengelus rambut lembut Aldrich, Xavier menatap Lucas penuh permusuhan.

Lucas yang ditatap seperti itu menaikkan alis, bingung. "Apa-apaan bocah ini?" Batin Lucas, dan berdehem pelan untuk menetralkan suasana canggung.

••••

"Ini.." Lucas menyodorkan cangkir yang berisikan air teh, yang baru selesai ia buat kepada dua orang di depan nya.

Aldrich mengucapkan terimakasih dan meminum air teh milik nya, Lucas tersenyum.

Sedangkan Xavier juga berterimakasih dengan tenang, walaupun hatinya masih memiliki sedikit permusuhan dengan pria di hadapan nya ini.

Xavier meletakkan kembali cangkir dengan tata krama yang telah diajarkan Kekaisaran dengan baik, mengalihkan tatapan ke Lucas.

"Xavier." Ucap Xavier yang tak di mengerti Lucas. Aldrich yang melihat itu hanya terkekeh kecil.

"Lucas, kak Xavier memperkenalkan diri nya." Jelas Aldrich setelah meletakkan cangkir nya.

"Oh? Lucas Calgary, kau bisa memanggilku Lucas. Aku tak suka yang terlalu formal, tak apa kan jika berbicara seperti ini?" Ucap Lucas sambil menyenderkan dirinya ke kursi kayu nya.

Xavier mengangguk.

Lucas hanya tersenyum tipis mendapat jawaban dingin Xavier.

"Dingin sekali bocah ini.. Apa dia kakaknya Aldrich?" Tanya Lucas dalam benak nya.

"Jadi... Bagaimana kau menemukan tempat ini?" Tanya Lucas, sesekali melirik Aldrich yang memakan biscuit buatan Lucas seperti kelinci kecil.

Xavier mengerutkan kening, menyadari Lucas curi-curi pandang terhadap Aldrich. Ia tidak suka.

"Mudah, dengan sihir." Ucap Xavier jujur, melihat ke samping, Aldrich makan seperti kucing baginya. Sedikit remah-remah menempel di sekitar mulut Aldrich.

Terkekeh kecil, Xavier mengusap sudut bibir Aldrich untuk menghilangkan remah-remah biscuit.

Kali ini, Lucas yang mengerutkan kening. Bagaimana mungkin manusia tahu tepat lokasi tempat ini? Dengan sihir saja sangat sulit, apalagi hutan ini adalah domain nya.

"Begitu? Berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk sampai ke sini?" Lucas jadi penasaran, bukankah manusia akan menghabiskan waktu sekitar 1 minggu untuk sampai ke sini.

Ya, itupun kalau orang tersebut beruntung. Kalau tidak orang itu mungkin tidak akan bisa keluar dari hutan ini setelah ia masuk.

Hanya beberapa yang berhasil bertahan hidup, dan keluar dengan selamat dari hutan ini.

Juga, aliran waktu hutan ini sangat berbeda dengan di luar sana. Jadi berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh pria di depan nya ini..?

Xavier mengalihkan tatapan ke Lucas, "2 hari, 4 jam." Sambil kembali meminum teh nya.

"?!"

Lucas tersedak kaget, hampir mengeluarkan kembali air teh yang baru dia minum.

"Anak ini.... Cepat."  Pikir Lucas kagum.

_____________________________________________

𝐓𝐛𝐜

Maaf, baru update lagi setelah mungkin udah hampir 2 bulan? Aku ngerasa cerita ini makin ga jelas ;;

Mau tetap aku up, tapi slow update... Dan takutnya nanti pembaca ku pada ilang.

Ternyata jadi penulis ternyata gak gampang ya:) Kita harus konsisten, kreatif, dan lainnya.

Namun Aku orang nya susah, awal-awal buat cerita memang banyak ide yang ngalir, namun makin kesini ide nya entah pergi kemana 😃

Tapi aku tetep usaha in untuk tetap update cerita yang satu ini.

Love you all..

See you next chapter..

27 sep-2023

𝐌𝐨𝐯𝐞 𝐓𝐨 𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐖𝐨𝐫𝐥𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang