••••
Setelah mandi, Aldrich berbaring telentang diatas kasurnya.
Kepalanya ia tolehkan ke kiri yang mana disana terdapat jendela besar yang belum ditutup dengan hordeng, menampilkan langit malam dengan banyak taburan bintang dan kunang-kunang yang berterbangan di luar jendela nya.
Tak lama mata indah itu tertutup seiring dengan dengkuran halus keluar dari celah sudut bibir mungilnya.
***
Hari ini Aldrich dan teman-teman sekelasnya akan melakukan misi, yaitu penangkapan. Setiap team yang melakukan misi, akan ada satu kakak pembina yang menemani.
Di team 5, diisi oleh Aldrich Granville, Theodis Marten, Greysia Ruyter, Reyna Gonsalves, dan Williams Antonius. Kakak pembina belum ditentukan, jadi mereka dikumpulkan di lapangan.
Seorang pria matang dengan gagah berjalan kedepan, dengan wajah sangarnya dan suara beratnya ia berucap keras.
"Selamat pagi semuanya, nama saya Wolio Antra selaku wakil dari Mr. Jhon, saya disini memberitahu kalian semua bahwa pemilihan kakak pembina akan dilakukan sebentar lagi!" Ucapnya dengan mata tajam yang menyapu setiap murid.
"Selama waktu itu, apakah ada yang ingin bertanya?!" Semua murid terdiam, sesaat kemudian ada seorang gadis mengangkat tangannya.
"Ya, kamu! Ada pertanyaan?" sang gadis agak kaget mendengar suara wakil Mr. Jhon.
"An-anu... Itu, saya tidak paham akan misi yang akan kita lakukan." Ucapnya dengan berani. Wolio mengangguk-angguk lalu suara nya kembali terdengar.
"Baiklah. Misi kita kali ini adalah menangkap para preman kelas kakap yang tersebar diseluruh ibukota membuat para penduduk resah! Dan academy kita yang selalu membantu menangani kasus seperti ini, di tunjuk kembali untuk membantu menangkap mereka!" Jeda pendek terjadi dengan para murid setia mendengarkan, lalu Wolio melanjutkan perkataan nya.
"Karena preman itu terbagi dalam beberapa kelompok, kita juga akan mencari dan menangkap nya dengan team yang kita buat kemarin sore!" Katanya, para murid mengangguk.
"Masing-masing team akan di tempatkan di tempat yang berbeda-beda! Kakak pembina hanya akan menemani dan membantu kalian jika kalian benar-benar terdesak dan merasa tak mampu!" Wolio mengakhiri ucapannya dengan kedatangan para pembina yang terdiri dari 8 orang.
"Kalian mengerti!" Yang diangguki seluruh murid yang berada dilapangan.
"Mengerti sir!"
"Baiklah, karena pembina kalian sudah datang saya akan undur diri." Ucapnya, lalu sebelum meninggalkan lapangan dia berhenti diantara 8 pembina tersebut dengan sedikit membungkuk serta memberi salam.
Setelah mendapat izin pergi, Wolio langsung menghilang dari balik pilar-pilar penyangga academy.
Aldrich yang berada di barisan tengah berusaha untuk melihat siapa saja kakak pembina mereka. Namun tak berhasil karena dia pendek dan ber dempetan dengan kedua pria tinggi nan kekar di masing-masing sisinya dan satu pria tinggi nan kekar juga didepannya.
Aldrich menghela nafas lelah, usahanya tak membuahkan hasil. Menyerah, dia akhirnya hanya bisa menunduk melihat rerumputan dibawah sana.
Lalu suara seorang gadis dewasa menyapa indra pendengaran nya membuatnya sangat penasaran, seperti apa para kakak pembina mereka.
"Okey, semuanya perkenalkan namaku Athanaya Lucian aku akan membimbing team 1, bagi yang merasa berada di team 1 untuk mengikuti ku." Kata gadis itu yang bernama Athanaya. Diikuti oleh pembina 2-4 dan sekarang perkenalan pembina team 5, team Jea.
"Namaku Xavier Weyd of Nyctophillic, aku akan membimbing team 5. Bagi team 5 segera ikuti aku." Perkataan itu spontan membuat Aldrich tersedak ludahnya sendiri. Apa katanya? Kak Xavier yang membimbing kelompok nya? Pangeran mahkota turun tangan???
Aldrich menyembulkan kepalanya kesamping, dan benar saja itu adalah Xavier! Sambil berjalan dengan kepala dimiringkan matanya tak sengaja bertatapan dengan netra biru gelap milik Xavier.
"!" kagetnya
Xavier yang melihat itu menahan gemas dan melambaikan tangannya agar dia mendekat. Sesaat sampai disamping Xavier teman satu team nya berbisik bisik.
Namun Aldrich tak terlalu peduli akan bisikan itu dan bertanya pada Xavier yang tengah menunduk melihat nya.
"Kakak jadi pembina team kami?" Tanya nya penasaran dengan kepala mendongak keatas.
"Ya, penasaran?" Tanya Xavier yang diangguki Aldrich. Xavier mengusap pelan rambut Aldrich.
"Nanti kamu akan tau." Katanya main-main. Aldrich mendengus sebal mendengar jawaban Xavier.
Para anggota team 5 lainnya menatap kepo kearah keduanya. Bagaimana bisa putra mahkota yang terkenal cuek, dingin dan selalu memasang wajah datar bisa menjadi begitu lembut pada pria pendek disamping nya.
Xavier tersenyum kecil melihat keimutan Aldrich, lalu matanya menyapu setiap orang di team 5 dengan tajam karena dengan beraninya menatap Aldrich-nya, kemudian berubah lembut saat menatap Aldrich lagi.
Aldrich mengerjap kaget.
"Tadi kak Xavier menatap tajam mereka kan? Iyakan? Lalu, apa-apaan mata itu tadi saat menatapku??" pikirnya bertanya-tanya dengan bulir keringat dingin muncul dari sudut dahinya.
Sedangkan para anggota team 5 menganga : Putra mahkota tersenyum!? Apa itu nyata!!?
_____________________________________________
𝐓𝐛𝐜
Double up
Don't forget to vote, coment, and share this my story~
19 mei-2023
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐨𝐯𝐞 𝐓𝐨 𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐖𝐨𝐫𝐥𝐝
Romance╓┈♔◦☓◦☙◦♔◦☙◦☓◦♔┈╖ sᥣ᥆ᥕ ᥙ⍴ძᥲ𝗍ᥱ!! ╙┈♔◦☓◦☙◦♔◦☙◦☓◦♔┈╜ Title old: [𝘽𝙇] 𝐁𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞 𝐉𝐞𝐚 𝐈𝐧 𝐓𝐡𝐞 𝐖𝐢𝐳𝐚𝐫𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐖𝐨𝐫𝐥𝐝 Bercerita tentang seorang pria imut berdarah campuran bernama Kevin Alexandra, yang meninggal karna tertabra...