•15• Waduh

2.4K 301 6
                                    

••••

Xavier dari pagi tadi uring-uringan setelah diusir Aldrich, pikirannya ingin mencari pujaan hati, sudah ketemu malah diberi tugas oleh guru, kan asu. Pikiran nya tidak fokus, dengan lesu duduk di meja belajar nya, menulis nama Aldrich di bukunya disertai dengan gambar hati.

"Tidak bisa. Aku harus mencarinya!" Xavier mengenakan pakaian casual nya, pakaian sekolah? Tidak peduli.

Xavier keluar dari kamar asrama nya, berjalan mencari Aldrich. Berkeliling di sekitar gedung C namun tidak juga menemukan Aldrich pindah mencari ke kantin hanya menemukan teman Aldrich saja bukannya Aldrich.

"Hei." Panggil Xavier pada Ran (Randolph Lachaise), Ran terhenti melangkah, menoleh siapa yang memegang bahunya.

"Y-ya, yang mulia?" Gugup Ran, mengetahui bahwa si tiran no.1 memanggilnya.

Xavier mengangkat alis, "Dimana Aldrich sekarang?" Tanya Xavier, walaupun sudah memasang wajah 'sedikit' ramah, Xavier masihlah Xavier, tetap terlihat dingin dan menakutkan.

Ran bahkan sedikit bergetar, memikirkan kenapa tiran ini mencari teman imutnya, namun mau tak mau Ran memberitahu.

"Bi-biasanya Al akan di perpus ketika sudah makan siang, yang mulia." Jawab Ran tanpa mengurangi rasa hormatnya. Xavier mengangguk, memberi tepukan pelan di baju Ran.

"Baiklah, terimakasih." Setelah itu Xavier pergi keluar dari area kantin, meninggalkan Ran yang berdiri membeku terdiam mencerna apa yang terjadi.

Diperpus Xavier sudah mencarinya, namun rambutnya bahkan tak terlihat, kemana perginya si kecil imutnya itu? Keluar dari perpus, Xavier menghembuskan nafas kasar ketika mengingat bahwa bukannya dia bisa sihir pelacak? Kenapa dia begitu bodoh, astaga!

"Dumb." Umpat Xavier sambil berjalan menuju kamar asrama nya, orang yang lewat disamping nya tadi berdiri membeku, dirinya bergetar berpikir apakah dirinya membuat kesalahan pada yang mulia, dan apakah nanti dia akan berada dalam bahaya? Temannya datang menghampiri memasang raut wajah penasaran dan juga khawatir lalu menepuk pundak si teman, sudah seperti kelinci kecil lusuh yang malang. Kasihan, salah paham.

Xavier memasuki kamarnya, memeriksa keseluruhan sekolah menggunakan sihirnya yang bisa menjangkau dalam radius 800-2.000 meter yang mampu menjangkau dan meliputi keseluruhan Academy.

Setelah beberapa saat, Xavier tidak juga menemukan Aldrich dengan sihir pelacak nya, hanya jejak Aldrich sebelum menghilang yang ada di perpus dan itu bahkan samar-samar, jadi Aldrich ada dimana?

Braak!

"Sial!" Umpat Xavier kesal, memukul meja belajar nya hingga terbelah dua.

"Aldrich. Where are u?!" Xavier marah dan sekaligus khawatir, dengan cepat menelepati dan menyuruh orang-orangnya juga seluruh penyihir yang berkeahlian khusus dengan sihir pelacak untuk mencari keberadaan Aldrich juga mengerahkan pasukan shadow kerajaan miliknya untuk membantu.

"Fuck it!" Umpatnya yang kesekian kali. Xavier bergegas keluar dari sekolah nya diam-diam, merepotkan jika seseorang mengetahui nya.

_____________________________________________

𝐓𝐛𝐜

Kali ini chap nya pendek, moon maap yak🙏

Suka yang pendek apa panjang? Mwehehe, maksudnya ceritanya, bukan anu... 😗

Mau ngucapin, makasih banyak buat kalian yang nge-vote cerita ini walaupun agak gaje bagiku.

Mau ingetin tolong Vote untuk menyemangati, jangan jadi Sider alias Silent Reader! Komen, bagikan juga membantu bikin mood ku naik, mau traktir aku dengan beliin pulsa juga bikin aku tambah semangat mwehehe...

Btw kalo mau neraktir beliin pulsa ke nomor ini → +62,82260543783 yaah mwuah~

Byeee 😚~

Don't forget to vote, coment, and share this my story~

12 Juli-2023

𝐌𝐨𝐯𝐞 𝐓𝐨 𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐖𝐨𝐫𝐥𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang