٥

2.5K 223 28
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

*****
"Tidak mungkin memang untuk kita bisa menentang takdir yang memang sudah Allah tulis sebelum Allah menciptakan kita. Namun, kita bisa mengubahnya dengan doa"
~Alya Kinan Arumi

*****

Hari pun telah berlalu, kini tepat satu Minggu proses ta'aruf Gus hasby dan Ning Asiyah berjalan, dan kini semua nya tengah berkumpul untuk membicarakan proses yang selanjutnya.

"Jadi, bulan depan kita akan melaksanakan proses khitbah" putus kiyai Ahmad.

Semuanya mengangguk setuju, sedangkan kedua bintang acara hanya diam, dengan Ning Asiyah yang tak pernah melepaskan senyumnya, berbanding terbalik dengan Gus hasby yang malah merasakan kegelisahan.

Tak jauh dari sana atau lebih tepatnya didapur ndalem terdapat tiga Santiwati yang tengah bertugas piket.

Salah satu diantaranya menatap sendu perkumpulan yang tengah berlangsung itu,"ikhlas Al, takdir Allah pasti indah nantinya" ucap adel.

Alya tersenyum tipis," aku udah berusaha del, tapi mengapa rasa ini bukannya perlahan hilang, malah makin besar didalam sini" ucap Alya memegang dadanya.

"Kita healing aja yu, dari pada disini makan ati" ajak Anin yang hari juga piket ndalem.

Alya dan Adel sama-sama mengfokus perhatian kepada Anin,"healing?"

Anin mengaaguk antusias,"Iyo, Minggu depan kan udah hari libur kita. Kan lumayan tuh 2 Minggu"

"Ayo aja sih" ujar adel, ia pikir saran Anin tidak ada salahnya, toh disini pun mereka tidak ada kegiatan apa-apa.

"Kita bicarain dulu nanti sama bela"

Ketiganya pun kembali kegiatan mereka masing-masing, setelah selesai mereka langsung beranjak pergi.

Selama berjalan menuju asrama Adel dan Anin dibuat perhatin dengan Alya yang hanya diam saja dengan mata yang memancarkan kesenduan.

Keduanya sama menghela nafas nya gusar, memang benar yang dikatakan oleh imam Syafi'i yang kurang lebih begini"Musibah terbesar adalah saat kamu mencintai seseorang yang tidak mencintai kamu", lihat saja Alya saat ini bahkan untuk tersenyum pun Alya bisa dihitung dengan jari.

"Assalamualaikum" salam ketiga.

"Loh. Bel, kamu mau pulang kampung?" Tanya Adel saat melihat bela yang sedang mengkemas barang untuk dimasukkan ke tas besar.

"Iya, besok aku pulang kangen abah, mama" jelas bela.

"Berarti aku kebanjar dong?"

"Iya lah itu kampung halaman aku" jawab bela

Anin dan Adel saling bertatapan hingga senyum manis terpancar dari wajah keduanya," bela ikut" ucap keduanya bersamaan.

"Hah"

"Ck, kita ikut kamu pulang kampung, lagian orang tua aku masih ada di luar negeri" ucap Anin.

"Iyo loh, aku kalo pun pulang pasti engga ada orang dirumah, tau sendiri kan sibuknya orang tua aku" kesal Adel.

Bela menatap keduanya seakan berpikir keputusan yang tepat,"boleh deh"putus bela, keduanya bersorak gembira langsung mengacir merapikan barang-barang nya.

JAWABAN DOATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang