١٨

2.4K 185 43
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

•••••••••
"Jαdilαh orαng bαik dengαn memααfkαn orαng lαin‚ tetapi jαngαn menjαdi orαng bodoh dengαn mempercαyαi merekα lαgi."

- Al Hαbib Umαr Bin Hαfidz

•••••••

Setelah pertengkaran yang tadi terjadi kini kedua pasutri itu tengah menikmati pemandangan malam pesantren dengan kedua tangan yang saling bertaut.

"Sayang." Panggil Daffa menghentikan langkahnya.

"Kenapa?"tanya Alya mendongak menatap Daffa yang jauh lebih tinggi dari badannya.

Daffa pun beralih menarik Alya menuju kursi yang tak jauh berada dari posisi mereka pada saat ini, langsung membawa tubuh Alya dalam pelukan hangatnya.

"Ana uhibbuki Fillah." Untuk kesekian kalinya Daffa mengungkapkan rasa cintanya kepada Alya dengan begitu tulus.

"Kamu yang pertama dan yang terakhir." Tanpa disadari oleh Daffa, air mata Alya mengalir dengan deras.

"Aku bakal selalu mencintai kamu, dari fajar hingga fajar lagi menyapa, terus berulang-ulang hingga nafas ini engga lagi berhembus." Tangan Daffa dengan lembut mengelus kepala Alya sembari menciumnya penuh cinta.

"Aku akan selalu setia sebagaimana awan yang selalu menemani langit, dari datangnya fajar hingga tenggelamnya senja dan kembali datangnya malam."

"Kam------"

Dengan cepat Alya langsung menutup mulut Daffa dengan tangannya,"s-stop." Ucap Alya terbata-bata diiringi dengan isakan yang keluar dari mulutnya.

"U-udah cukup." Ucap Alya melepaskan tangannya dari mulut Daffa dan beralih memeluk tubuh Daffa erat.

"Kamu kenapa sayang?"tanya Daffa, namun tidak ada jawaban sama sekali dari sang empu.

"Hey, udah jangan nangis." Tutur Daffa saat mendengar isakan Alya.

Karena tak ada sahutan sama sekali dari Alya, Daffa pun lebih memilih untuk diam sembari menunggu Alya lebih tenang.

Sedangkan ditempat lain, terdapat seorang laki-laki yang tengah duduk diatas balkon sembari menatap kearah bawah atau lebih tepatnya kearah dua orang manusia yang tengah duduk berduaan dikursi taman.

"Cemburu?." Tanya seorang perempuan yang baru saja datang.

"Saya begitu mencintainya, bagaimana hati saya tidak cemburu melihat dia tengah bersama dengan laki-laki lain." Jawab laki-laki tersenyum miris.

"Ingat, mencintai tak selamanya memiliki. " Setelah itu keduanya sama-sama diam.

"Saya begitu benci kamu pada hari itu. " Ucap laki-laki itu dingin.

"Karena kamu semua rencana yang sudah saya susun dengan rapi hancur begitu saja. " Lanjut laki-laki itu lagi.

Perempuan itu pun tersenyum tipis. "Ya, aku tau. " Jawabnya berlalu pergi begitu saja.

JAWABAN DOATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang