BAB 13 : EUREDIAN

11.4K 780 149
                                    

Happy reading guys❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading guys❤️

🍁🍁🍁

Tiga hari setelah Euredian menceritakan tentang masa kecilnya yang kelam, kini Anya sedang mengupas kulit timun di dapur dengan Euredian yang duduk di kursi meja pantry tepat di depannya memperhatikannya.

Anya memotong timunnya untuk dijadikan lalapan, Anya menyukai timun yang dimakan mentah karena rasanya sangat segar, berbeda dengan Euredian yang sudah Anya tawari sejak tadi terus-menerus menolak. Rutinitas Anya pun seperti biasa tapi tiga hari kebelakang ini sikap teman-teman sekelasnya aneh. Sering mengajaknya jalan bersama, mencoba akrab dan sering mengajaknya untuk ke kantin.

Anya yang tentu saja tidak bisa diajak jalan-jalan pun menolak. Karena setelah pulang sekolah, Euredian akan menjemputnya. Jika, Anya menerima ajakan itu dan mencoba meminta ijin pada Euredian maka Euredian berkata akan memperkosanya detik itu juga.

Tentu saja Anya percaya dengan ancaman Euredian. Laki-laki itu tidak main-main dengan ucapannya.

"Euredian," panggil Anya menoleh pada laki-laki yang terus memperhatikannya itu.

Satu alis tebal Euredian terangkat. "Hm?"

"Te-temen A-anya ngajak ja-jalan-jalan terus," adu Anya. Bahkan, Mina pun ikut-ikutan mengajaknya. Mina memang sering memintanya ditemani tetapi kenapa sekarang hampir setiap hari dan sayangnya Anya tidak bisa menemaninya.

Anya memasukan potongan timun yang telah ia cuci kedalam mulutnya.

"Biarkan." balas Euredian menopang dagunya memperhatikan istrinya.

"Ta-tapi Mi-mina ka-ka-kasihan." cicit Anya seraya mengunyah, Mina adalah satu-satunya temannya dikelas.

"Kamu lebih memilih temanmu ketimbang aku?" tanya Euredian membuat Anya terkejut. "Aku bahkan rela mati untuk kamu dan kamu masih memilih temanmu?"

"Ck, kasihannya Euredian Schneider ini," ujar Euredian menggeleng pelan dramatis dengan dirinya sendiri membuat Anya merasa bersalah.

"Ngga gi-gitu ma-maksudnya Eu-euredian." sangkal Anya panik. "De-dengerin A-anya du-du-dulu--- Eu-euredian ..." Anya mendongak menatap Euredian yang sudah beranjak dari tempatnya tadi.

"Eu-euredian ma-mau kemana?" tanya Anya.

Euredian menoleh. "Bunuh diri,"

Pupil mata Anya membesar. "A-anya ngga ba-bakal pe-pergi kok, A-a-anya-- mphh," ia membalas genggaman tangan hangat Euredian dan pasrah ketika dicium sesuka hati oleh laki-laki itu, bahkan timun didalam mulutnya belum Anya telan tapi sepertinya Euredian mengambil timunnya.

Euredian menatap Anya yang memejamkan matanya, ia tersenyum samar disela-sela ciumannya. Euredian menghentikan ciumannya pada bibir ranum Anya dan turun menciumi leher mulusnya.

EUREDIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang