Ngga ku revisi, kalau ada typo info ya
Saran baca 2/3 chapter sebelumnya baru baca chapter ini🙏🏻❤️🍁🍁🍁
"Kenapa masih mengabdi Fredrick?" seorang pria bertato di seluruh tubuhnya itu baru saja bertanya dengan raut wajahnya yang meremehkan. "Signore tidak akan bertanggungjawab jika kamu mati ditangan orang-orang didalam perjanjian Revanick, hanya aku yang akan melindungi mu."
Fredrick, pria berkacamata dengan rambut sebahunya itu menoleh tetapi tidak mengucapkan sepatah kata pun.
"Ikutlah dengan kami, kita bersama-sama menjatuhkan Signore." lanjutnya.
Casio- seorang penjahat kelas kakap yang bangkrut. Sudah sangat lama ia mencari gadis dalam perjanjian itu untuk dijadikan modal bisnis baru nya, tetapi sampai kini tidak dapat ia temukan.
Informasi emas ia dengar dari mulut Tristan sebelum mati. Gadis itu ada ditangan Signore, penjahat sial itu bahkan lebih cepat dari dugaannya. Namun, Casio tidak menyangka bukan hanya dirinya yang sedang mencari gadis itu, tetapi semua orang didalam perjanjian.
Petunjuknya hanya ada dua. Signore berpisau ular dan gadis itu berkulit seputih salju yang gagap. Hingga hari ini pun Casio tidak tau Signore yang mana. Pria itu sangat lihai bersembunyi.
Sayang sekali Tristan mati, apa mungkin pria itu ketahuan membeberkan rahasia? Casio pun tidak bisa menebaknya yang bisa ia simpulkan sekarang hanya lah ketelitian Signore.
Jika ia bisa membunuh Signore dan mengambil seluruh harta serta semua senjatanya, Casio akan menjadi tidak terkalahkan. Ia akan kembali ke masa jayanya lagi, Casio tersenyum keji. Dengan memanfaatkan Fredrick dan empat orang lainnya yang sepertinya bertujuan sama, Casio bisa mengambil peluang.
"Katakan Signore dimana dan seperti apa maka aku akan melindungimu sampai akhir perang ini." rayu Casio tidak membuat Fredrick membuka mulutnya.
Casio tertawa kecil. "Kamu memang sepupu Tristan yang tidak berguna--,"
"Aku pergi." Fredrick melempar gunting ditangannya dan pergi keluar dari gudang kontraktor terbengkalai di pinggir kota meninggalkan Casio seorang diri.
"KALAU BERUBAH PIKIRAN TEMUI AKU LAGI FREDRICK!!!!" teriak Casio entah didengar atau tidak oleh Fredrick yang sudah menutup pintu. "Argh sial!"
🍁🍁🍁
"Ini beda." batin Riftan. Tidak ada celah untuk penyusup masuk selain bagian mereka sendiri. Riftan melirik sekitarnya menjadi tidak percaya dengan siapapun sekarang.
Amora yang disamping Riftan menoleh. "Kamu benar-benar sudah menghabisi Tristan?" bisik Amora tepat pada telinga Riftan.
Riftan terdiam mengingat kembali kejadian pada malam itu. Sudah jelas-jelas kepala Tristan pecah didepan matanya, tidak mungkin Tristan hidup kembali dan menghancurkan semua ini.
Riftan memasukan tangannya kedalam saku celana dan membuang nafas kasar. Lama berpikir akhirnya Riftan menarik tangan Amora membawa wanita itu masuk kedalam mobil.
"Jadi gimana?" tanya Amora, ia mengenakan seatbelt-nya sendiri seraya menatap Riftan yang memutar setir mobil. "Aku curiga jika Tristan tidak mati, tidak ada yang tau juga dengan terowongan bawah tanah, kan?"
Keterdiaman Riftan membuat Amora menatapnya khawatir. Sepertinya pria itu sedang memikirkan strategi lain untuk mengungkap pelaku. Riftan itu gila, bisa jadi pria itu akan membunuh semua orang demi kelancaran bisnis yang sedang dijalani.
Amora memandang jalanan di depan. Ia ikut terdiam tidak ingin mengganggu Riftan yang sepertinya tidak bersahabat.
🍁🍁🍁

KAMU SEDANG MEMBACA
EUREDIAN
RomanceAnya Galdriella(18) dipaksa menjadi istri seorang penjahat yang telah membunuh seluruh keluarganya. Sosok yang tidak berperasaan, dominan, tidak ingin dibantah dan pemaksa--- Euredian Schneider(32). Ketidakberdayaan Anya melawan Euredian seringkali...