09.00

17K 1K 13
                                    

Happy Reading🔫

♻️Makasih yang mau mampir♻️

Jangan pelit dengan vote dan comnt karena itu gratis!

Kalo ada Typo mohon Maaf sebesar-besarnya🙏

°°°

Helaan nafas berkali-kali Ares lepaskan guna untuk membuang rasa penatnya. berkas-berkas terus saja menumpuk membentuk gunung tinggi, seolah kertas itu ber'antri untuk meminta tanda tangan sang CEO muda.

Tangannya terasa keram, karena sendari tadi ia tak berhenti untuk menandatangani berkas-berkas penting perusahaan yang perlu persetujuanya.

Contohnya saja pembangunan yang berada dibali cabang yang sudah beberapa kalinya, yang akan dilaksanakan minggu depan atas persetujuan dan penangunan biaya pembagunan yang tidak sedikit.

Ares menatap Nix yang juga tengah fokus pada lebtop yang berada dipanguanya, setelah tadi makan siang Nix iming-iming ber migrasi keruanganya dengan alasan agar gampang jika menambah pekerjaan untuk Ares.

Nix menaikan alis sebelah, "Kau jangan memintaku untuk itu lagi Ares. kau tau?, waktu tidur ku berkurang gara-gara kau"

Ares terseyum remeh" itu pekerjaamu bodoh!"

Nix menatap Ares sulit "Tapi kau melimpahkan semuanya ke aku ares! Kau kira aku robot. Huh?"

Ares mengedihkan bahu acuh, tanganya terus menandatangi berkas satu persatu dimejanya.

Nix menekuk keningnya, "Lagian kau ini terkenal sebagai pengila kerja Ares, tapi kenapa akhir-akhir ini kau sangat malas untuk bekerja?"

"Biarkan saja Nix,temanmu ini sedang berusaha membuat istrinya jatuh cinta. Jadi wajar saja kan waktu kerjanya berkurang" sahut Lion berjalan menuju tempat duduk berada di hadapan Ares yang terlihat tidak perduli dengan kehadiranya.

"Jadi yang kau bicarakan waktu itu benar Ares?" Ares berdehem pelan membuat Nix mengumpat sebelum kembali terseyum lebar disusul oleh Lion.

"Jadi ada yang udah baikan, ceritanya?" mereka berdua terkekeh mendapat tatapan tajam dari Ares yang sudah menjadi makanan sehari-hari.

"Kau berdua tak usah ikut campur dengan urusan ku!"

"Wow, apakah pak bos ini marah dengankita Nix?" tanya Lion bertanya pada Nix yang dibalas kekehan khasnya.

Ares tak mengublis, ia mengambil kunci mobilnya yang dimeja dan beranjak dari kursi kebesarannya membuat kedua temanya mengerutkan kening secara bersamaan.

"Kau mau keman----

"Kalian berdua urus berkas ini, aku akan keluar. angap saja ini hukuman untukmu yang terus saja mengoceh menganguku" jawab Ares pada kedua temanya kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu keluar dengan langkah tegas.

Lion dan Nix melotot tak percaya jika harus mencopy tanda tangan untuk berkas sebanyak ini.

Lion mendegus kasar, tujuanya disini ingin mengagu kedua sahabatnya bekerja, disaat ia sudah selesai dengan perkerjaan yang ada dikantornya yang sama menumpuk sekaligus mengurangi penatnya.

Tapi kenapa ia harus mengejarkan berkas Temanya yang sangat banyak ini!.

Sedangkan Nix hanya pasrah, bersiap diri dengan tanganya akan patah esok paginya nanti, karena kembali lembur dengan pekerjaan segudangnya.

"Sialan kau Ares!"

000

Ares berjalan menuju kamarnya, ia sengaja memanfaatkan temanya itu untuk bisa bertemu kembali dengan istrinya yang sudah ia rindukan sangat meskipun tadi pagi sudah bertemu sepanjang waktu saat dirumah.

ARESERENA ; imperfect wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang