BAGIAN 3

2.5K 221 10
                                    

"rasanya sedikit berat pak, jika saya harus bekerja dua belas jam dalam sehari"

"susah untuk membagi waktu kuliah, dan jam tugas kuliah saya pak" terang Adel kepada pria berbadan kekar dengan wajah nan tegas itu.

"kamu ga usah khawatir, saya ingin kamu bekerja setiap akhir pekan saja, di hari libur kuliah. untuk waktu tugas menugas kamu yang tidak terbagi jika merebut hari kerja, harap laporkan segera ke saya. no problem Adel" ucap pria itu menjelaskan sistem kerja yang ia terapkan.

"saya, ingin membantu ekonomi kamu. usaha kamu tidak main - main memperjuangkan orang tua kamu, saya merasa wajib akan hal itu" sambungnya tersenyum dengan tulus menatap Adel yang sedang duduk menghadapnya.

Sementara, Chika dan Marsha menunggu gadis itu di sofa yang tersedia disana, sembari memperhatikan Adel dari kejauhan.

"terimakasih pak sam, saya sangat berterimakasih kepada keluarga Alvarendra yang mau membantu saya hingga di titik sekarang" tutur adel dengan raut wajah bersyukur yang tak dapat ia sembunyikan lagi di depan boss barunya tersebut.

"orang seperti kamu pantas mendapatkannya" saut Sam tersenyum ramah.

"hari ini adalah hari sabtu, minggu depan kamu sudah bisa bekerja di perusahaan Sam Lucas Company, anggap saja ini adalah kata sambutan untuk kamu Adel" sambung sam.

Adel yang merasa seperti di hormati kedatangannya, langsung memundurkan kursinya perlahan, setelahnya ia sedikit menundukkan punnggung dan kepalanya untuk memberi penghormatan, kepada Sam yang begitu baik dan ramah kepadanya.

***

Setelah melihat pertemuan itu selesai, Chika menghampiri meja Sam seraya berpamitan untuk pulang kepada paman pacarnya yang terkenal sangat baik itu. bahkan semua karyawan di perusahaan tersebut bekerja semaksimal mungkin untuk tidak mengecewakan sang boss, begitu menghargai usaha dengan gaji yang setimpal. itulah alasan kenapa perusahaan Dell Technologies di atas namakan pimpinan Sam Lucas Company ini, selalu di nilai positif oleh dunia luar. ditambah lagi tugas perusahaan tersebut juga sangat berpengaruh kepada teknologi di jaman yang kian maju seperti sekarang.

Usai dengan pertemuan tadi. mereka bertiga bergegas untuk pulang, karena Adel ingin pergi menjenguk ibunya di rumah sakit perawatan khusus seperti biasa. ini adalah rutinitas wajib bagi gadis itu.

"gue balik naik grab aja kak, kejauhan kalo di antar sampe sana" ucap Adel kepada Chika yang tetap bersikeras ingin mengantarnya.

"gapapa del santai aja, lagian kakak ga ada kesibukan hari ini" jawab Chika menanggapi penolakan yang di lontarkan oleh adel kepadanya.

"gue- juga free" sambung Marsha yang sedari hanya terdiam, dari lantai sepuluh hingga mereka bertiga sudah berada di dalam mobil.

"gimana del?" tanya Chika yang sedari tadi menoleh ke arah kursi penumpang belakang. setelah diam sejenak akhirnya Adel menganggukkan kepalanya menyetujui mereka berdua. walaupun sebenarnya dia tak ingin kedua kakak beradik itu harus menyaksikan amukan sang ibu yang akan terjadi ketika ia tiba disana.

Sesampainya di tempat Mental health care foundation. mereka pun segera turun dan berjalan menuju ruangan khusus ibu adel. gadis itu menuntun kedua kakak beradik yang menemaninya hari ini dengan sedikit pengarahan kemana mereka akan pergi.

Di pertengahan jalan, tepatnya di empat lorong ruangan yang terlihat sedikit mewah itu, Adel tak sengaja bertemu dengan suster perawat ibunya. dan mereka pun berjalan bersamaan ke arah lorong kanan menuju ruangan yang di tuju.

Cekleeekkkk....

Suara pintu terbuka, Adel tak langsung masuk.
ia mempersilahkan suster muda itu mendahului mereka, untuk melihat keadaan di dalam sana apakah aman atau tidak.

Seperti biasa, kamar itu berantakan. walaupun hanya berisikan perlengkapan tidur dan lemari baju saja untuk mencegah hal di luar kendali.

Ini adalah pemandangan biasa bagi Adel, sementara Chika dan Marsha turut prihatin melihat keadaan ibunya, yang tak menganggap dirinya sebagai anak. tetapi malah memaki dirinya.

Spontan Adel menyuruh Chika dan marsha untuk menunggu di luar, sambil menjelaskan situasi saat ini. ia tak mau jika mereka mendengar hal - hal yang tak pantas di ucapkan sang ibu. Namun, sebenarnya Adel tak ingin orang lain sampai mengetahuinya.

Sementara di sisi lain...

"kak, lo udah biasa kesini?" Chika menoleh kepadanya seraya menggeleng menjawab pertanyaan itu.

"baru kali ini" jawabnya

Baru hendak bertanya lagi kepada Chika, Marsha pun menjadi terdiam, dan mengalihkan pandangannya kepada Adel yang baru saja keluar dari ruangan itu. tak menatap mereka berdua, seraya membereskan sedikit pakaiannya yang sedikit berantakan, karena ulah sang ibu selalu saja menarik dan menghepaskannya dengan perantara pakaiaan yang ia kenakan.

"Makasih sus freya. udah ngebantu gue sampai sekarang" ucap Adel kepada suster yang bernama Freya itu.

"lo udah ngucapin itu setiap kali berkunjung del, itu kewajiban gue" balasnya

"haha- iya juga. kalo gitu, gue permisi balik dulu" freya tersenyum, sembari mempersilahkan Adel untuk pergi. dari kejauhan di sebrang sana, tepatnya di bangku panjang tempat menunggu. Chika tersenyum manis ke Freya seolah ikut serta permisi meninggalkan tempat itu. sementara, Marsha, ia malah memperhatikan gerak - gerik Adel berdiri di ambang pintu sana bersama suster itu.

Setibanya Chika dan Marsha di kediamannya...

"bagi nomor WA Adel dong" pinta Marsha kepada Chika yang tengah menikmati makan malamnya.
ia mengacuhkan permintaan Marsha yang tak melihat situasi kondisi ia sedang apa.

"habis makan" sambungnya setelah melihat ekspresi memelas Chika yang sedang fokus makan menjadi terganggu karena dirinya. lagipula, bagaimana cara kakaknya itu memberi nomor Adel. sementara, ia sama sekali tak memegang ponsel ketika makan, beda dengan Marsha yang stay in phone kecuali-ada Adel di sekitarnya.

Rasa penasaran Marsha sepertinya, memang tercipta untuk terfokus kepada satu objek saja.

























TBC

Di part ini ada sebuah fakta tersembunyi yang akan terkuak di kelanjutan mendatang. kira - kira ada yang bisa nebak ga ya?

See u next part...
terimakasih udah mampir, suka, dan menunggu cerita ini 💛

𝐍𝐎𝐓𝐇𝐈𝐍𝐆 𝐅𝐋𝐎𝐖𝐄𝐑 { 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang