BAGIAN 14

1.7K 199 18
                                    

"Sus fre, tolong bantuin mba ini kalo ibu ada apa-apa ya?"

"Gue nunggu disini aja" Ucap Adel kepada Freya yang bernotabene sebagai perawat khusus ibunya selama empat tahun ini.

"Baik del"

"Silahkan masuk buk" Ucap Freya mempersilahkan Gracia untuk memasuki ruangan Shani.

Gracia tak langsung masuk. ia menatap Adel yang sudah mulai berjalan menuju bangku tempat menunggu yang ada di depan ruangan itu.

"Adel-" merasa namanya di panggil, Adel pun langsung membalikkan badannya.

"Ayo masuk sama-sama. saya tak akan melihat Shani tanpa kamu. itu sudah komitmen saya selama ini" sambung gracia.

Adel hanya terdiam menatap wanita itu memintanya untuk ikut masuk. tapi entah kenapa, ia benar-benar merasa berat melangkahkan kakinya ke dalam sana. ia berfikir, pasti nanti dirinya akan dijambak, di pukul, dan di maki habis-habisan oleh Shani, layak seperti biasanya.

Setelah selesai dengan renungan nya, Adel pun menyetujui ajakan Gracia untuk masuk bersama. ia tak bisa menolak sekarang, karena orang yang ada bersamanya saat ini adalah satu-satunya orang yang di cintai oleh ibunya. bahkan sampai saat ini, Adel yakin. keduanya masih memiliki perasaan yang sama. andai saja Shani tak kehilangan kesadarannya, mungkin ia akan senang melihat kedatangan Gracia.

CEKLEK...

Mendengar suara pintu yang terbuka. Shani langsung memalingkan wajahnya dan menatap ke arah pintu.
sekarang keadaannya mulai membaik. biasanya ia akan langsung mengamuk ketika mendengar suara pintu itu terbuka. namun, saat ini shani terlihat jauh lebih tenang setelah mendengar kabar kematian Gio, yang di sampaikan oleh Adel kepadanya dua hari setelah anaknya itu pergi ke makam Alm Gio.

Suara langkah sepatu yang tak biasa Shani dengar membuatnya terheran. sejak kapan Adel dan Freya memakai sepatu yang menghasilkan bunyi di lantai ini?

Setelah pintu itu terbuka lebar, Shani perlahan mengalihkan pandangannya dari sepatu itu ke orang yang memakainya.

Sejenak, shani terdiam. ia benar-benar langsung mengingat wajah itu-

Wajah orang yang sangat ia rindukan sepanjang menjalani hidup yang sangat berat ini.

Ia terbungkam menatap Gracia yang mulai berhenti berjalan di hadapannya. ia tak bisa menggerakkan tubuhnya sedikitpun untuk memperlihatkan reaksi dari perasaannya, ketika melihat wanita yang sudah sangat lama tak ia lihat itu.

"Bu, ini Gracia" Ucap Adel hanya menyebut nama yang lebih tua darinya itu, untuk membuka percakapan di antara mereka. kedua wanita dewasa itu sama-sama terdiam sedari tadi. dan hanya saling menatap.

Freya yang menyadari bahwa ini merupakan privasi yang sangat berbeda. akhirnya memutuskan untuk menunggu di luar. perlahan ia melangkahkan kakinya keluar dari ruangan, dan menutup pintu itu dengan pelan. lagi pula, untuk saat ini hasil tes kesehatan Shani sudah sangat meningkat drastis. tak perlu secemas dulu lagi untuk meninggalkannya, walaupun hanya sendirian.

Sekarang, Gracia mulai bertekuk lutut kepada Shani yang hanya terdiam di atas kursi yang setiap hari menemaninya itu. tatapannya terlihat kosong, dan, tiba-tiba-ada apa dengannya?

Apakah Shani menangis?

Ia menangis dalam diam. tak ada teriakan, makian, ataupun sikap kasar yang di keluarkan olehnya.

Saat ini, Adel mulai melangkahkan kakinya mundur ke belakang, berniat untuk memberi waktu kepada kedua orang itu untuk saling berbicara. namun-

"Tetap disini-jangan tinggalkan ibu" Ucap Shani dengan suara yang mulai tak serak seperti sebelumnya. namun permintaan itu benar-benar terkesan seperti nada yang datar dan dingin. walaupun demikian...

𝐍𝐎𝐓𝐇𝐈𝐍𝐆 𝐅𝐋𝐎𝐖𝐄𝐑 { 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang