BAGIAN 17

1.3K 158 8
                                    

"LEPASIN, GUE!"

"GUE MAU BUAT DIA NYUSUL GIO BRESNGSEK ITU!"

"BANGUN LO ANJING!"

"ADEL!"

"CUKUP!-CUKUP!"

"IBU, GA PERNAH BERHARAP KAMU SEPERTI INI! ADEL"

Jessi terdiam melihat Zee tergeletak, berlumuran darah di wajahnya.

Ia berlari kencang memasuki ruangan yang terbuka itu, melewati Adel yang masih berusaha untuk menendang.

"Zee, azizi..."

"Bangun woi- zee" Ia memangku kepala gadis itu dengan panik.

Namun, tak ada sautan dari Zee sedikit pun. ia terus termenung menatap langit-langit ruangan di atas sana.

"Anjing lo semua!" Pekiknya menatap benci ke enam orang yang tak sedikit pun mau membantu sahabatnya.

Termasuk- Marsha...

Saat ini, ia berusaha untuk membangkitkan badan Zee agar segera berdiri.

Namun, ia kesusahan melakukan itu sendirian, spontan Marsha menghampiri, untuk membantu.

"Jangan sentuh dia" Tepisnya

Setelah bersusah payah, akhirnya ia berhasil merangkul tubuh Zee. Kemudian menggunakan seluruh tenaganya memapah gadis itu pergi dari sana.

Dalam langkahnya, ia terus menggerutu atas apa yang dilakukan oleh Zee.

"Bego bet punya sahabat kek lo, anjing" Umpatnya kesal sembari meneteskan air mata.

Setelah sampai di dekat tangga, sejenak ia berfikir.
Tenaganya tak cukup kuat untuk menahan badan Zee ke bawah sana.

Kemudian memutuskan untuk menyenderkan Zee di dinding, setelahnya pergi menjemput mobilnya.

Sebelum pergi. dengan lembut Jessi menyeka wajah Zee dari darah yang mulai mengering itu, menggunakan lengan bajunya.

"Tunggu bentar, gue ga lama" ia menuruni tangga tergesa-gesa, meninggalkan Zee dengan kondisi setengah sadar.

Setelah menghilang dari pandangan, Zee mencoba menyeret badannya mendekati tangga.

Dengan sisa tenaga yang ia miliki, ia terus berusaha mencapai anak tangga pertama dengan tatapan kosong. diiringi bayang-bayang beban hidup terus melintas di pikirannya.

"Buat apa gue hidup?"

"Semuanya, udah ninggalin gue- termasuk dia" Ucapnya pasrah.

Di tambah lagi, Gisel, dan Gracia, sang ibu tiri. hilang tanpa jejak. meninggalkannya sendirian bersama harta yang berlimpah.

Satu-satunya orang tempatnya bercerita hanyalah Jessi.

Bahkan, Marsha yang selalu ada di sisinya dengan kondisi apapun, sekarang sudah berubah semenjak mengenal Adel. Dan ia di lupakan dalam sekejab..

Di sisi lain...

"Brengsek itu..." Umpatnya setelah menyadari bahwa di depan sana, ada Zee yang berusaha hendak terjun di tangga yang lumayan tinggi.

Setelah menyadari ada suara langkah kaki, Zee mempercepat gerakannya.

Adel berlari dengan kecepatan penuh untuk mencapai tangga.

Jantungnya berdetak kencang, melihat Zee yang sudah mencapai anak tangga pertama, dan mulai menggelinding ke bawah.

"WOI!" Teriaknya histeris, sembari melompati tubuh Zee, dan berhasil mendarat di anak tangga ke lima.

𝐍𝐎𝐓𝐇𝐈𝐍𝐆 𝐅𝐋𝐎𝐖𝐄𝐑 { 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang