BAGIAN 12

1.6K 169 17
                                    

'Sekarang gue harus apa?! harus kemana- gue kan, ga punya baju ganti. sialan emang hujan segala' itulah yang Marsha pikirkan saat ini, ia terus menggerutu dalam batinnya.

Pasalnya, gadis itu tengah bingung harus kemana setelah memasuki kamar Adel, karena ia tak menemukan kamar mandi sama sekali.

Dan akhirnya ia harus mengambil keputusan untuk segera keluar dari kamar itu. setelahnya mencari letak kamar mandi, serta meminjam pakaian Adel untuk ia pakai. mau tidak mau, ya harus ia lakukan, daripada tubuhnya harus menanggung masuk angin.

Marsha pun keluar, ia menutup pintu kamar itu dengan pelan. kemudian membalikkan badannya dan-kebetulan ternyata Adel ingin memasuki kamarnya. mereka hampir saja bertabrakan tadi. untungnya Adel dengan cepat menghentikan langkah dan segera memundurkan badannya.

Bukannya melanjutkan aktivitas yang hendak mereka lakukan masing-masing. keduanya hanya melihat satu sama lain dan tak berkutik selama lima detik. dan pada akhirnya Marsha memberanikan diri untuk menanyakan apa yang ia cari, agar tatap-tatapan itu berhenti.

"Kamar mandinya dimana?" Tanya Marsha, spontan Adel langsung berpindah tempat berdirinya ke sisi kiri, dan menunjuk kamar mandi yang sempat tertutupi oleh tubuhnya dari pandangan Marsha.

"Lo lurus aja ke pintu kecil warna putih itu sha" Jelas Adel. wajar saja Marsha tak menemukan kamar mandinya. karena orang kaya sepertinya belum pernah memasuki tempat tinggal dengan kamar mandi yang terpisah dari kamar seperti sekarang ini. ingat-

Ini bukan menghina, ia benar-benar belum pernah mengetahui hal ini sama sekali, karena faktor lingkungan ber notabene orang yang serba ada. dan sudah jelas, mereka pasti kaya.

"Makasih del" Ucap Marsha sembari sedikit tersenyum kikuk karena canggung yang masih menyerang. setelahnya ia melangkahkan kaki ke kamar mandi sana untuk membuka semua pakaiannya yang basah. dan sepertinya, ia melupakan sesuatu-

"Bentar, gue ambil pakaian ganti" Ucap Adel untuk menghentikan langkah Marsha yang hampir saja memasuki kamar mandi itu.

Marsha pun menoleh ke belakang melihat Adel memasuki kamarnya. Sekarang ia tengah berdiri depan ruang kamar mandi yang terlihat begitu kecil itu. seraya menuggu Adel datang, Marsha melirik semua seisi ruangan kost Adel. benar-benar terlihat sangat rapi walaupun ruangannya lumayan sempit. bahkan kamar Adel tadi pun sama rapinya dengan ruangan ini. semua barang letaknya teratur, dan tidak ada yang berantakan sama sekali. tak seperti kamarnya, yang mana setiap hari selalu di bersihkan oleh asisten rumah tangga yang di sewa oleh orang tuanya.

"Pake ini ya, biar lo ga dingin" Adel mengulurkan sweater turtleneck miliknya, itu sudah cukup membantu menghangatkan badan gadis itu saat ini. ya, walaupun ia hanya memiliki satu baju yang berbahan tebal seperti itu. mungkin Adel akan mengganti pakaiannya dengan baju kaos oversize kebanggaannya dan celana panjang, itu sudah cukup.

"Makasih del, gue masuk dulu"

"Oh-oke - oke" balas Adel sedikit kikuk menjawab ucapan terimakasih dan permisi itu. dan, sekarang ia merasa seperti melihat Marsha yang berbeda, ketika gadis itu mengikat seluruh rambutnya ke atas. dan memperlihatkan...

Lehernya yang begitu seksi-

LIMA BELAS MENIT KEMUDIAN...

Saat ini Adel dan Marsha sudah berada di ruang tamu yang tak jauh dari kamar mandi tadi. keduanya hanya diam duduk di atas meja makan yang tak tersaji apapun. Marsha masih menatap smartphone nya yang sempat mati karena terguyur air hujan di dalam saku celananya.

Sementara, Adel hanya memperhatikan Marsha yang sedari tadi masih masih memandangi smartphone itu dengan kondisi handuk biru yang masih ada di kepalanya.

𝐍𝐎𝐓𝐇𝐈𝐍𝐆 𝐅𝐋𝐎𝐖𝐄𝐑 { 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang