BAGIAN 10

1.8K 155 7
                                    

"Lo sama Marsha semalam kemana?" Tanya Alfin kepada Adel yang baru saja tiba ke Cafe mengantarkan motor miliknya. sementara orang yang seketika menghentikan langkahnya yang baru saja ingin menghampiri Alfin yang sedang berdiri di ambang pintu sana.

"Kita ke warung pakde Supidi" Ucap Adel menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh pacar Chika itu.

"Flora nanyain lo semalem" Mendengar hal itu Adel tiba-tiba saja terbayang malam itu-
Ah sudahlah, itu benar-benar mengganggu pikirannya setelah menyuruh Flora untuk melupakan itu semua. padal ia sendiri masing terbayang-bayang hingga saat ini.

"Kenapa ga dateng?" Tanya alfin, karena Adel hanya diam tak menanggapi apa yang ucapkan tadi.

"Gue mau makan bebek bang. di party mah kaga ada bebek" jawab Adel menanggapi pertanyaan yang di tanyakan kepadanya itu. tunggu dulu, kenapa Flora tiba-tiba menyanakannya kepada Alfin? biasanya gadis itu akan menelpon atau mengirimkan pesan untuk mengabarinya. dan sebenarnya Adel mendapatkan undangan acara pesta ulang tahun Flora. hanya saja ia merasa sangat berat untuk menghadiri acara itu.

"Marsha makan bebek?" tanya Alfin serius seraya mendekatkan diri kepada Adel yang masih berdiri di anak tangga menuju pintu Cafe itu.

"Makan kangkung juga" Tambah Adel. Sementara Alfin langsung menutup mulutnya dengan tangan sembari membesarkan matanya menatap Adel. ia benar-benar terkejut mendengar seorang Marsha yang sangat tinggi gengsinya memilih tempat makan. sejak kapan gadis itu menyukai bebek? kangkung? dan itu di warung pinggir jalan di tempat terbuka. Alfin menggelengkan kepalanya perlahan. setelah itu tangannya berpindah dari mulutnya ke bahu Adel. ia benar-benar merasa bangga karena telah meninggalkan motor itu semalam.

"Kenapa liatin gue gitu bang?" Adel memundurkan diri dari Alfin karena menatapnya dengan aneh.

"Ckk, lo keren sih kata gue. di traktir ga sama Marsha?" tanya alfin masih dengan ke antusiasannya yang masih berlangsung.

"Apaan, gue yang bayar. yang makan banyak gue soalnya" Sanggah adel atas pernyataan Alfin. pria itu pun langsung bertepuk tangan sambil mengelilingi Adel yang merasa bingung kenapa Bossnya ini terlihat sangat antusias, dan aneh ketika ia membahas Marsha.

"Anjir kata gue sih lo bener-bener del!" untuk kedua kalinya Alfin menepuk pundak Adel. sementara si empunya pundak merasa mulai risih dengan tingkah pria yang lebih tua dari nya itu.

"Emang kenapa bang? lo dari tadi aneh anjir" Ucap Adel karena tidak tahan dengan tingkah Alfin yang selalu memperlihatkan ekspresi kagum kepadanya tanpa henti.

"Sebenernya-" Alfin menghentikan kalimatnya, kemudian mendudukkan diri di anak tangga yang ia pijak sekarang. setelah itu ia menepuk-nepuk anak tangga yang masih bisa di duduki Adel disampingnya itu. sebagai intruksi agar gadis itu duduk bersamanya.

"Marsha itu pemilih akan tempat makan. di rumah aja dia jarang makan masakan bibi yang masak. dia selalu mesen gofud. kalo ga ngajak Chika nyari makan di luar. dan tempat makannya juga mahal-mahal semua anjir. kalo ada yang ngajak dia ngedate, pasti tuh anak yang nentuin tempat makannya. auto pada terkuras cuan mereka abis jalan sama dia asal lo tau del"

"Tapi lo? anjir, dikasih bebek doang mau makan di warung pakde supidi lo dia" Jelas Alfin sangat antusias di setiap kalimatnya. Adel sekarang paham kenapa Alfin terkejut sekaligus bangga bisa membuat Marsha makan tanpa harus memilih-milih apa yang akan di makan.

Di pikiran Adel. tiba-tiba terpintas ketika ia pertama kali bertemu dengan Marsha yang mengajaknya berkenalan di perpustakaan kampus.
semua mahasiswa yang ada disana menatap mereka berdua sampai ia sendiri yang pergi mengakhiri pertemuan itu. Adel memang tau rumor-rumor tentang Marsha yang selalu tebar pesona dan menolak semua orang yang menyukainya. namun ketika bersmaanya? kenapa gadis itu sangat jauh beda dari apa yang di rumorkan?

𝐍𝐎𝐓𝐇𝐈𝐍𝐆 𝐅𝐋𝐎𝐖𝐄𝐑 { 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang