BAGIAN 15

1.6K 179 9
                                    

"Del-"

"sorry, about yesterday-I didn't mean to..."Ucap Marsha menyesal tentang kesalahannya kemarin. Ia mengikuti Adel masuk ke ruangan Shani, dan menyaksikan semua ke piluan di hari kemarin. padahal, dirinya bukan siapa-siapa di antara keduanya.

"Ckk, gapapa"

"Tapi gue ga enakan ke lo, harusnya, gue ga di sana" Ucap Marsha pelan.

"Tau gue nih, lo- pasti, mau bilang muka gue jelek pas nangis kemaren"

"Ya kan?" Spontan Marsha menatap malas orang yang ada di hadapannya itu. ia tak sedikitpun memikirkan tentang jelek atau tidaknya Adel ketika menangis.

Bahkan, mendengar suara isak tangis gadis itu, membuatnya tersentuh dan ikut menangis.

"Udah gausah di pikirin, gapapa kok, serius" Balasnya lembut, seraya mengelus kepala Marsha di hadapan para penghuni kantin kampus itu.

"Del-banyak orang, malu"

"Ya biarin aja, gue tau mereka pada iri" Ucap Adel tengil menatapnya.

"Marsha, ikut gue-" Tiba-tiba Zee datang ke meja mereka. ia menarik tangan Marsha agar segera berdiri dari duduknya.

Sementara, Adel terdiam sejenak, melihat-mantan Marsha itu bertingkah agresif di hadapannya. bahkan, semua mahasiswa dan mahasiswi berbisik-bisik, memperhatikan mereka bertiga tanpa henti.

"Lo kenapa?" Tanya Marsha heran. pasalnya Zee tak pernah seperti ini kepadanya selama mereka putus. tetapi, kenapa sekarang gadis itu berlebihan? dan dia peduli apa?

"Gue mau ngomong"

"Gabisa sekarang" Tepis Marsha menolak ajakan itu. sedangkan dirinya masih belum selesai membahas tentang kemarin bersama Adel.

"Kenapa sih Sha?, gue ada salah sama lo?"

"Maksudnya?" Marsha semakin bingung melihat sikap Zee yang tiba-tiba bertingkah aneh kepadanya.

"Udah hampir sebulan lo ngehindarin gue terus"

"What's wrong? Let me know" Ucap Zee dramatis.

Marsha memutar bola matanya malas, melihat tingkah yang memalukan itu!

"Zee, gausah drama disini, banyak orang" Tegurnya halus, sementara, gadis itu kembali menarik tangannya agar segera pergi bersamanya.

"Ckk, sama persis kek bapaknya! harus dapat apa yang dia mau" batin Adel memperhatikan Zee, dalam diam.

"Sha, gue cabut dulu kalo gitu" Adel berdiri dari duduknya, dan langsung pergi meninggalkan tempat itu setelah berpamitan dengan Marsha.

Ia sudah muak, melihat Zee terus di tolak. benar-benar-pemandangan yang merusak mata!

"Pasti gara-gara dia kan?" Ucap Zee mengintimidasi Marsha. sembari menunjuk Adel yang mulai menjauh dari sana.

Pasalnya ia selalu di abaikan, Marsha sulit untuk di temui, dan mereka tak pernah saling berkomunikasi lagi, semenjak kedatangan Adel.

"Apa-apaan sih!" Bentaknya kesal.

"Oke-dari respon lo, sekarang gue udah tau"

"Lo tau apa?, ha?, gabisa apa?-sedetik pun gue deket sama orang?"

"Inget! lo tuh bukan siapa-siapa gue lagi" Balasnya kesal menatap Zee yang masih berdiri di sisi kirinya.

"Gue, butuh lo, sha"

"What the hell is?!-bitch..." Umpatnya pelan, menatap tak suka kepada Zee.

Setelahnya ia menarik tangannya kasar dari genggaman gadis itu, dan berlalu pergi dengan kesal.

𝐍𝐎𝐓𝐇𝐈𝐍𝐆 𝐅𝐋𝐎𝐖𝐄𝐑 { 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang