BAGIAN 5

2.2K 224 12
                                    

"ini siapa?"

"temen baru kita, tapi rekan gue"

"shit, gue juga mau"

"gaya lo, alangkah lebih baik kita berkenalan"

Adel melirik mereka bertiga dengan tatapan seperti elang yang sedang menemukan gerombolannya, di tengah hutan yang gelap.

Ia di tatap balik oleh mereka untuk mempersilahkannya memperkenalkan diri, di tempat yang sekarang ia rasa sebagai tempat barunya.

"alasan lo mau bekerja dengan sisi gelap perusahaan ini?"

"minimal tanya nama dulu, amir" sanggah Flora yang ingin mengoreksi urutan pertanyaan yang seharusnya mereka lontarkan kepada Adel.

"bagian gw, bagian lo ya tanyain itu" jawab gadis bernama Amirah Fatin itu, anggota yang paling tua di kalangan pembunuh wanita yang didirikan oleh Sam, selain itu ia juga berperan penting sebagai ketua dari keempat pembunuh itu sekarang.

"gajinya bisa mencukupi kebutuhan gw" ucap Adel menjawab pertanyaan yang sempat terabaikan itu. ia menjawab dengan apa adanya, sesuai dengan fakta yang sedang ia alami. tak pedulu jika mereka memakinya, setiap orang memiliki alasannya masing - masing bukan?

Yang benar saja, dua di antara ketiga orang itu menertawakan jawaban yang ia berikan. menatapnya seolah seperti seorang komedian yang sedang nelemparkan sebuah lelucon acak yang bisa membuat mereka tertawa tanpa ia tau apa alasannya.

Sementara flora, ia hanya menatap kedua teman yang ia anggap paling bodoh itu. jelas mereka akan tertawa karna jawaban yang tak mereka tau apa penyebabnya.

"lucu?" tanya adel dengan santai, nada suara yang seolah menantang kedua orang itu. ia di tatap dengan mata yang memperlihatkan rasa tak suka kepadanya. dan ini bukanlah kali pertama baginya menghadapi situasi ini, silahkan maju jika ingin adu mekanik...

"maksud lo apa ngomong gitu? ga sopan lo bangsat. baru juga masuk kesini" ucap olla penuh dengan emosi menatap adel, Mira yang berada disampingnya pun langsung memegang pundak olla yang ingin maju menghajarnya.

"gue cuman nanya" cetus adel dingin. ia tak peduli apa yang akan mereka berdua lakukan kepadanya.

"ngelunjak mir ngelunjak si k*nt*l ini tau lo!" umpat Olla dengan nada tertinggi yang ia punya, urat tebal di lehernya terlihat ketika memaki Adel dengan emosi yang membara - bara.

Merasa tidak tahan dan di remehkan, Olla melepaskan tangan Mira yang berusaha menahannya. dengan langkah cepat ia menghampiri Adel untuk memberi pelajaran kepada gadis itu tanpa ampun supaya sedikit menghargai mereka yang lebih dahulu berada di tempat ini.

Adel yang berdiri dengan jarak lima meter dari mereka di ruangan hampa ini hanya bisa tersenyum tipis melihat Olla yang sangat tergesa - gesa dalam tindakannya, dan ia menantikan hal itu. tetasa sudah sangat lama semenjak lelaki bernama Deo yang berusaha memperkosa ibunya dalam keadaan tak lagi ada pemikiran akibat depresi yang ia alami.
tenang, Adel tak ingin sampai menamatkan nyawa Olla dengan jurus mematikan yang ia punya.

"SINI LO ANJING!" teriak olla ketika sudah mendekat kepadanya, tanpa banyak basa - basi olla melayangkan sebuah pukulan dengan arah samping kanan menuju ke wajahnya.
dengan cepat Adel memundurkan langkahnya, setelah oukulan itu melewati wajahnya dengan terpaan angin yang begitu terasa. ia menangkap tangan itu dengan sigap, dengan kecepatan kilat Adel memutar tangan Olla yang sudah ia kunci dan menekan kerongkongan gadis itu dengan kuat.

Suara batuk pun menggema di ruangan itu. Olla merasa kesulitansulit untuk bernafas dan bisa saja ia mati konyol jika kerengkongannya terus di tekan seperti ini.

"disini gue cuman mau kerja, bukan nyari ribut. memang ini kekurangan gue, gabisa sopan dan merajakan orang yang baru gue kenal" ucap adel tepat di telinga Olla.

"kita disini di atas namakan tim, gue berusaha untuk menanggapi dan menghargai kalian dengan cara tidak mengabaikan"

"kalo kerjanya individu gue bakal lebih senang bekerja sendiri tanpa harus saling berkomunikasi dengan orang asing seperti kalian" tegas adel. ia melepaskan olla yang sudah meminta ampun kepadanya.

Mira dan Flora hanya bisa terdiam menyaksikan apa yang mereka lihat barusan. sekarang pertanyaan flora beberapa waktu lalu kepada Alfin sudah terjawab tanpa ia cari tau.

"gue memang ga ada bakat ngebunuh. tapi-" ucap Adel dengan menggantung kata di kalimat terakhir. ia masih memperhatikan olla yang sedang meminum air mineral dengan tergesa - gesa di samping Mira. setelah selesai menatap gadis itu. ia kembali melanjutkan kalimatnya.

"Gue bisa menghilangkan satu nyawa hanya dengan satu kedipan" ucap adel dengan senyum antagonis yang mulai mengembang di sudut bibir itu. secara perlahan melirik kepada ketiga lawan bicaranya itu bergantian.

Baiklah, sekarang mereka berfikir bahwa Adel bukanlah sekedar pembunuh seperti mereka bertiga. ada hawa keji yang terlihat dari tatapan itu.

Disaat hening karna tak ada tanggapan. adel tiba - tiba tertawa terbahak - bahak melihat reaksi dari wajah itu, penuh dengan ketakutan. dasar pembunuh aneh, pikirnya.

"Lo pada percaya? anjir. gue bukan malaikat maut" sambungnya seraya menahan tawa. Adel benar-benar tak tahan melihat ekspresi ketiga orang sangat serius.

Dengan berat hati ia menghampiri mereka bertiga dan berusaha untuk berkomunikasi dengan baik. tidak memancing perkara seoerti tadi. dan tak lupa meminta maaf kepada Olla yang sudah ia buat kesal hingga mereka adu kekuatan hanya karna hal sepele tadi.

Adel menjelaskan kepada Olla alangkah lebih baik menahan emosi jika lawan hanya sekedar mengeluarkan ucapan menyakitkan. hakikatnya kalau ingin membunuh, ya bunuh saja. Jangan membuang - buang waktu.

Flora mulai banyak diam di antara mereka bertiga, disaat mira menanyaka pertanyaan - pertanyaan yang terlintas di pikirannya sebelumnya.

Walaupun kesan awalnya tidak terlalu baik dan tidak terlalu buruk. Mira, Olla, dan Flora belum terbiasa dengan keberadaan Adel. namun mereka sepakat di depan gadis itu untuk mencoba mendekatkan diri dengannya sebagai tim dan tidak akan berpecah belah. apalagi ia di utus sebagai rekan Flora dan yang sangat bungsu di antara mereka bertiga.














TBC

Se u next part

𝐍𝐎𝐓𝐇𝐈𝐍𝐆 𝐅𝐋𝐎𝐖𝐄𝐑 { 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang