BAGIAN 25

1.5K 173 17
                                    

"Ini kali terakhirnya"

"Aku, udah punya Marsha..." Ucap Adel pelan, tak membuka mata setelah Zee mencium bibirnya dalam keadaan setengah sadar.

Spontan Zee memundurkan wajahnya, ia terduduk di lantai, menatap Adel di atas ranjang sana mulai mengalihkan kepala menghadapnya. ia, benar-benar tak menyangka bahwa gadis itu ternyata menyadari perbuatannya.

"Maaf, aku-" Belum selesai dengan kalimatnya, Adel langsung menarik tangan Zee, hingga ia kembali menyatu dengan dekapan hangat itu.

Adel menatap wajahnya intens dari dekat, detak jantungnya, benar-benar tak karuan saat ini.

Perlahan, ia menutup kedua matanya, merasakan deru nafas gadis yang lebih muda darinya itu menerpa wajahnya dengan lembut.

Seolah melupakan semuanya, Adel mulai melingkari kedua tangannya di pinggang Zee yang telah berada di atasnya.

Tak tahan dengan hasratnya. perlahan Zee mengalungkan tangannya ke leher jenjang itu, mengendus dan mengecup lembut leher milik Adel, hingga wajahnya menghampiri di pucuk telinga Adel, dan bernafas ter engah-engah disana.

-

"AAAAAAA!!!"

"BAJINGAAAN!" Pekik Marsha histeris, terbangun dari mimpi buruknya dengan deru nafas yang emosi memimpikan hal menjengkelkan itu.

Setelah berhasil memenangkan diri. ia bangkit dari kasur, meraih smartphonenya di atas Nakas untuk memeriksa notifikasi dari Adel.

Namun, Sayangnya tal satu pun notifikasi yang di terima olehnya, dan ia ditunggu-tunggu dari sang kekasih, setelah mendarat di bandara kemarin.

Marsha mengurut kepalanya berkali-kali memikirkan mimpi itu tanpa henti. entah kenapa, otaknya terus mengatakan bahwa ada sesuatu antara Adel dan Zee belakangan ini.

Mimpi itu terus terputar ulang di pikirannya. dengan kesal Marsha melangkahkan kaki ke kamar mandi untuk menyegarkan badan serta pikirannya.

****


"Ha?!, Kita?-kita bertiga?" Ucap Olla terkejut mendengar tujuan Marsha mendatangi apartemen mereka di pagi buta, demi mencari tau alamat kampung halaman Shani yang sekiranya di beri tahu Adel kepada mereka.

"Jauh Marsha" Saut Flora menanggapi ajakan gadis itu untuk menyusul Adel, Zee, dan Shani.

"Semuanya gue yang ngatur kak"

"Tiket pesawat, dan lain-lain"

"Kita berangkatnya se jam lagi"

"Please- kak" Pinta Marsha dengan mata berbinar, sembari memanyunkan bibirnya. ia rela memesan tiga tiket secara mendadak, karena yakin ketiga orang yang ada di hadapannya itu pasti tau apa yang ia cari.

Sesampainya di bandara tujuan.

"Anjaaay, ini mah liburan di biayain sultan" Ucap Mira semangat menenteng kopernya di pengambilan bagasi, setelah mendarat di bandara flyindo.

"Outfit lo anjir!" Saut Olla jijik, memperhatikan Mira yang mulai memakai kemeja pantai, beserta kacamata yang sengaja ia persiapkan dari apartemen tadi.

Sementara Flora dan Marsha sibuk menanyakan bagaimana transportasi menuju Pulau Palawan, kepada staf bandara yang kebetulan menghampiri mereka.

Setelah mendapat informasi akurat, keduanya langsung menghampiri Mira dan Olla yang terlihat berdebat disana.

𝐍𝐎𝐓𝐇𝐈𝐍𝐆 𝐅𝐋𝐎𝐖𝐄𝐑 { 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang