BAGIAN 29

1.1K 114 3
                                    

"Jangan bertindak sesukamu, Marsha" 

"Mengerti?"

"Gue ga peduli"

"Lo pikir gue bakal nurut?" Sinis Marsha mendengar perintah Ayah tirinya yang terdengar sangat mengekang itu.

"Kamu pikir, saya tidak berani bertindak seperti ini kepada dia?"

"Sekalipun dia anak model terpandang dan pengusaha taxi di dunia, saya tidak peduli" Tantang pria itu menatap kaki Marsha yang meninggalkan bekas sayatan dan tusukan di kedua kakinya.

Marsha teridam, ia menatap benci ayah tirinya yang hanya pulang ketika sesuatu terjadi kepadanya dan Chika. dan pria itu, sama sekali tak pernah membiarkan istrinya ikut serta atas masalah yang terjadi kepada kedua anak perempuan mereka.

"Stop ngekang gue, bangsat!" Bentak Marsha.

"Selama ini saya tidak pernah mengekang kamu, Marsha"

"Jika saja kamu bukan anak Indah, sudah saya bunuh dari lama"

"Gadis nakal—"

"Jaga omongan lo!" Potong Marsha penuh emosi yang membara.

"Saya tidak peduli dengan uang yang telah kamu habiskan untuk menyusul gadis lemah itu"

"Setelah ini, lanjutkan perawatan rutin sesuai keptusan saya. Jika ingin kembali berjalan" Pria itu melangkahkan kakinya keluar dari kamar Marsha yang di isi dengan beberapa peralatan medis, selain perkakas pribadinya.

Perawatannya sangat detail selama di rumah, karena ayah tirinya membawa perawat dan dokter terbaik dari Jerman setelah selama satu seminggu dirinya di rawat rutin di rumah sakit umum.

Namun, sangat di sayangkan. Ayah tirinya benar-benar membenci kejadian yang menimpanya. sehingga jiwa protective dan rasa tanggung jawabnya terlihat sangat buruk untuk Marsha yang mulai mengidap anxiety disorder, karena tak mendapat sedikit pun kabar angin tentang Adel setelah ia sampai di jakarta. bahkan, kejadian itu sudah berlalu tiga minggu lamanya saat ini.

Di sisi lain...

"Kacau banget efek obatnya" Gumam Adel, berkaca di cermin toilet kamar mandi, memperhatikan lekuk wajahnya yang mulai berubah sedikit lebih berisi.

Ia membuka bajunya, melepas lilitan perban putih yang melingkar pada perutnya. Sejenak, ia terdiam. mengingat kejadian yang menimpanya dan Marsha di  hari itu.

Seketika, kerinduan kepada sang kekasih pun kembali lagi. hanya saja ia bingung, dengan keadaan dan situasinya benar-benar menyulitkan nya untuk menemui Marsha yang pasti mencemaskan keadaannya.

"Revaaa!"

"Sarapaan!" Teriak Zee dari luar kamar mandi.

"Ya! Bentar!" Dengan cepat ia menyelesaikan kegiatannya mengganti perban dan baju. setelahnya langsung ke luar kamar mandi, menyusul Zee ke ruang makan.

===

"Hari ini kontrolnya jam berapa?" Tanya Gracia melihat Adel menarik bangkunya.

"Jam sepuluh" Balasnya, seraya mendudukkan diri. memperhatikan ruangan makan yang sangat mewah itu dengan seksama. Hingga, matanya berhenti pada Shani yang sedang memotongkan daging untuk Gracia disana.

Ia tersenyum, situasi keluarganya saat ini benar-benar jauh terlihat lebih baik daripada sebelumnya.

"Di luar sudah bersalju, sebelum ke rumah ke rumah sakit. jangan lupa beli mantel dulu ya" Jelas Shani kepada Zee dan Adel. mereka sama terkejutnya menyadari bahwa hari ini adalah salju pertama mereka selama di Amerika.

𝐍𝐎𝐓𝐇𝐈𝐍𝐆 𝐅𝐋𝐎𝐖𝐄𝐑 { 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang