Bab 03🍎

5K 233 0
                                    

Shofi berjalan melewati lorong kampus untuk sampai di ruangan Rektor,selama dirinya berjalan banyak  kaum perempuan memandang nya berbisik – Bisik tentang nya namun Shofi tetap menundukkan pandangan nya . Entah kebetulan atau mememang di sengaja ,setiap Shofi lewat pasti selalu saja berjajar para perempuan di sepanjang jalan.

“ Shofi” Panggil sang perempuan dari ujung lorong dan berjalan menghampiri nya.

Dengan gamis hitam dan kerudung nude membuat aksen dirinya menjadi sorotan, di tambah kulit sawo matang dan mata coklat nya memberikan kesan manis dan dewasa.

Dia Adalah Meisarah biasa di sapa Sarah merupakan teman dekat Shofi pasalnya dulu Shofi dan sarah  awal masuk di kampus Al Azhar satu kelas, satu organisasi , sehingga sering berinteraksi dan bertegur sapa.

“ kenapa?” tanya Shofi

“ Mau kemana?”

“ ruang rektor “

Begitulah interaksi antara keduanya si Sarah aktif dalam berbicara sedangkan Shofi irit berbicara.

“ bareng ya, kebetulan ane juga mau kesana”

“ Ya”

Keduanya pun berjalan menuju ruang rektor dengan jarak.

Memakan waktu kurang lebih satu jam setelah memberikan file di ruang rektor, sebenarnya hanya memberikan berkas namun di sela itu pak rektor dan Shofi saling bercengkrama tanpa sadar waktunya hampir satu jam dan sarah pun cuma sebentar ke ruangan Rektor terus pergi keluar.

Kini Shofi dan Pak rektor sedang duduk di sofa ruang pak rektor

“ Saya boleh menanyakan sesuatu hal yang bersifat pribadi?” tanya pak rektor

“ Boleh pak, kalo boleh tau mengenai perihal apa?"

“ usia kamu 23 tahun, kamu sudah lulus ,mempunyai usaha sendiri , dari semua segi kamu telah cukup tapi untuk sosok pendamping, apakah kamu tidak ingin mencari pendamping hidup  kamu untuk pelengkap ibadahmu “

Dengan senyum hangat yang Shofi tunjukkan
“ untuk saat ini Allah masih memberikan saya Waktu  untuk membenahi diri “.

“ Apakah kamu keberatan kalau saya menjadikan mu sebagai calon menantu saya?”

“ ini merupakan sebuah anugerah luar biasa untuk saya, tapi sepertinya saya masih belum pantas” tolak Shofi secara halus .

"Kamu selalu bilang belum pantas, padahal kamu menolaknya untuk kedua kalinya Shofi"  ucap pak rektor dalam hati.

Entah banyak sekali dosen dan para orang tua lain memberikan sebuah pernyataan ingin menjadi kan dirinya calon menantu mereka. padahal Shofi benar – benar belum siap untuk membangun berumah tangga di tambah lagi dirinya selalu memimpikan sosok gadis lugu dan polos  yang pernah tidak sengaja dia temui .padahal mereka Cuma bertemu sekali tapi kenapa harus terbayang berkali – kali.

“ tak apa nak Shofi , saya juga tidak memaksa kamu, tapi saya akan selalu menunggu kamu ” Dengan senyum kecutnya , menyembunyikan rasa sedihnya.

Shofi sangat tidak enak hati tapi dia juga tidak ingin memaksa kan diri.... rektor yang bersandang nama Alif Mahendra atau  biasa di sapa pak Alif dengan usianya yang tidak terlalu muda merupakan ayah dari Meisarah teman dekat Shofi bahkan Shofi sudah di anggap seperti anak sendiri oleh Pak Alif begitupun dengan Shofi yang sudah menganggap pak Alif seperti Abinya.

“ Ya ampun nak shofi , sepertinya kita berbicara terlalu asyik sampai saya lupa bahwa saya ada jam mengajar ”  ucap sang rektor kampus

“ iya pak ngga masalah, aturan saya yang meminta maaf, mengobrol dengan saya membuat bapak jadi lupa waktu “

“ oke nak Shofi kapan – kapan kita lanjutkan obrolan kita “

“ Baik pak, kalo gitu saya pamit keluar” dengan menyalimi tangan kanan pak Alif

“ iya”

Setelah menyalimi gurunya dengan takzim kini dirinya berjalan menuju pintu keluar... setelah keluar dari ruang rektor Shofi memilih ke perpustakaan untuk membaca beberapa buku.

Sekitar 45 menit Shofi membaca buku tanpa adanya rasa bosan bagi dirinya yang suka membaca, berbeda cerita lagi , bagi orang yang tidak suka membaca , pasti waktu 45 menit seperti memekan waktu satu bulan.

Drett....

Suara getar ponsel yang berada di saku bajunya membuat fokus dalam membacanya goyah, Shofi mulai membuka hp nya dan tertulis nama “Abi” , Shofi mulai menekan tombol hijau dan sambungan telepon telah tersalur.

“Assalamualaikum Abi”

“Walaikumsalam Nak”

“Ada apa Abi telfon Shofi, tidak seperti biasanya Abi telfon Shofi siang hari “

“Maaf kalo abi mengganggu waktu kamu “

“Tentu saja tidak Abi, apakah ada masalah di pesantren?”

“Alhamdulillah tidak ada nak, Cuma...”

“Cuma apa Abi?”

“Umi Kamu”

“Ada apa , kenapa umi bi?” ucapannya penuh dengan ke khawatiran

“Umi kamu masuk rumah sakit”

“Inalillahi, Kenapa bisa Bi?”

“Abi harap kamu bisa segera pulang ke Indonesia, umi kamu selalu mengigau menyebutkan kamu, bisa kan nak?”

“Insyaallah Shofi akan usahakan”

“Ya Suadah Abi Pamit, Assalamualaikum Nak”

“Walaikumsalah bi”

Ig : Wattpadevia
----------

Mohon maaf banyak typo, cukup sekian dan terimakasih 🙏🏻
terbuka untuk kritik dan saran😻






My Little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang