Mata Jean perlahan terbuka, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar, ia ingat ruangan apa ini. Ini adalah ruangan yang menjadi mimpi buruk Nanda setelah kejadian itu. Sehingga membuat Nanda meminta dipindahkan ke kamar yang lain karena ruangan ini selalu mengingatkannya pada tingkah bejat yang Jean lakukan.
Di masa lalu, saat terbangun ia langsung pergi meninggalkan kekacauan yang ia buat di kamar Nanda. Dengan keadaan yang masih hangover, dirinya sadar jika teman ranjangnya semalam adalah istrinya terbukti jika Nanda masih tertidur di sampingnya. Namun, saat itu ia tidak peduli. Lagi pula sah-sah saja bukan jika dirinya melakukan hal itu dengan Nanda? Nanda istrinya, jadi bukan termasuk pemerkosaan bukan?
Jean memutuskan bangkit mengambil celana boxer dan melangkah menuju kamar mandi milik Nanda untuk sekedar mencuci wajahnya. Agar sedikit lebih segar dan sadar dari hangover semalam.
Wajah itu basah dengan air yang masih menetes melewati dagunya. Ia tatap lama wajah yang terpantul di cermin kamar mandi.
Masih sama.
Wajahnya masih sama saat ia baru menginjak usia 25 tahun. Masih tegas dengan aura dingin di sekitarnya. Wajah yang 70% menurun dari ayahnya.
Ia benar-benar terlahir kembali.
Ia ingat jika dirinya terlibat kecelakaan hebat dengan Robert, sebagai tangan kanannya. Truk itu tepat menabrak sisi di mana dirinya duduk. Dengan kecelakaan separah itu tidak mungkin dirinya selamat. Namun sekarang dia bisa melihat di depan cermin, jika dirinya telah kembali ke masa di mana penyesalannya dimulai.
Jean mulai menenangkan diri, ia diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu. Terutama kesalahannya pada istrinya, Nanda.
Setelah menghela napas pelan, dirinya memantapkan diri untuk keluar dari kamar mandi.
Namun sesaat ia membuka pintu, dirinya tertegun. Di sana Nanda dengan balutan kemeja putih miliknya tengah memunguti baju-baju yang berserakan di lantai sambil menangis.
Nanda pun sama, dirinya tidak menyangka Jean akan muncul dari kamar mandinya. Ia kira Jean sudah pergi untuk bekerja, ataupun keluar entah ke mana. Tangannya tanpa sadar meremat sobekan piayama miliknya. Ingatan semalam berputar di kepalanya, bahkan tanpa sadar tubuhnya bergetar pelan.
Jean jelas melihatnya, bagaimana tubuh itu bergetar dengan sorot mata penuh ketakutan. Apa kejadian setelah ia meninggalkan Nanda seperti ini? Kelihatannya akibat perlakuannya pada Nanda semalam membuat pria manis itu memiliki trauma.
Bahkan saat Jean mendekat pun secara refleks Nanda memundurkan diri yang berakibat pria manis itu jatuh terduduk. Tentu saja menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa bekas permainan semalam.
Jean yang panik langsung menghampiri Nanda yang kini meringis sambil memegangi pinggangnya.
"Nanda, kamu baik-baik saja?"
"A-aku ... baik-baik saja ..."
Suaranya bahkan terdengar bergetar dan terbata, bagaimana Jean percaya? Jadi dengan inisiatif, Jean tiba-tiba menggendong Nanda untuk pergi ke kamar mandi. Membuat si manis langsung melepaskan pegangannya pada piayama dan ganti memeluk leher Jean.
"Kau ingin membawaku ke mana?"
Jean menunduk saat mendengar cicitan yang terdengar dari belah bibir Nanda, ditambah pria manis itu menunduk. Membuat Jean gemas, sungguh.
"Aku membantumu ke kamar mandi. Bersihkan dirimu terlebih dahulu, urusan kamar biar para maid yang membereskannya."
"Tidak! Ma-maksudku biar aku saja ..."
Jean gila, ya?! Membiarkan orang lain melihat apa yang terjadi di kamarnya. Tidak, biarpun hanya bekas saja, tentu saja sangat memalukan jika dilihat orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Again [NOMIN]
FanfictionTentang Jean Devine yang mencoba memperbaiki kesalahan besar dalam hidupnya. Kesalahannya pada Nanda dan anaknya. • BL • Bit angst