"Sekarang paham mengapa aku melarangmu pergi, kamu pasti akan bertemu dengan si idiot Hendri dan termakan omongannya untuk menceraikanku."
"Aku bahkan belum terpikirkan sampai ke sana, tapi kamu sudah berpikir seperti itu." Nanda menatap jengah ke arah Jean, sebenarnya cerai belum ada Nanda pikirkan setidaknya untuk sekarang. "Tapi idemu bagus juga ..."
"Nanda ..."
Nanda semakin yakin jika ada yang salah dengan Jean hari ini. Pria itu bahkan mulai merengek padanya, hal yang tidak pernah pria itu lakukan selama hidup dengannya. Jauh sangat berbeda dengan Jean yang ia kenal dulu.
"Berhenti bersikap konyol, Jean. Aku tidak menceraikanmu, ya ... mungkin nanti. Sekarang aku hanya berkunjung. Ini hampir satu tahun pernikahan kita, dan aku belum pernah mengunjungi orang tuaku."
"Aku antar! Aku akan mengantarmu, kita juga akan menginap di sana. Aku akan menyiapkan pakaianku dulu."
Lagi dan lagi Nanda dibuat tertegun dengan sikap Jean. Apa tadi? Menginap? Jean bahkan enggan bertemu orang tuanya, pria itu selalu mengacuhkannya atau melarangnya membahas orang tuanya, sekarang dia ingin mereka berdua menginap di sana?
"Jean mungkin sedang gila ..."
Nanda kembali merapikan barang-barang yang ia bawa karena sempat berantakan akibat ulah Jean.
Aku berniat baik untuk memperbaiki hubungan kita.
Kata-kata Jean kembali terulang dalam pikirannya, membuat tangannya berhenti merapikan barang-barangnya. Nanda kembali dilanda bimbang, apa Jean bersungguh-sungguh ingin memperbaiki semuanya. Atau hanya ingin membuat Nanda terlena sebelum kembali menghempasnya ke dasar penderitaan?
Cukup lama Nanda menyembuhkan lukanya yang setiap hari Jean torehkan. Belum sembuh lukanya sudah ditimpa kembali dengan luka yang baru. Nanda bertahan dalam hubungan ini karena permintaan ibunya dan ibu Jean.
Apa orang tuanya dan mertuanyq tahu jika dirinya terus menerus disiksa? Maka, jawabannya tidak. Nanda terus menyembunyikan tingkah Jean yang kadang melampaui batas. Hanya Hendri dan sang adik yang tahu tentang tingkah Jean.
Apalagi Bibi Ana yang dia minta untuk tetap diam, Nanda merasa bisa menyelesaikan masalahnya sendiri bahkan jika itu lewat jalur perceraian. Tapi sampai saat ini, Nanda belum pernah memikirkan tentang itu. Berbeda dengan Jean yang bahkan kini merengek tidak ingin diceraikan.
"Satu tahun ..."
Dulu Nanda merasa ia bisa bertahan dalam pernikahan ini sampai maut menjemputnya, namun sejak Jean melakukan kekerasan yang pertama kali padanya Nanda merasa ia bisa bertahan setidaknya lima tahun. Tapi, harapan itu terus terkikis bersamaan dengan Jean yang terus menyiksanya.
Dan Nanda merasa satu tahun cukup untuk bertahan dalam hubungan ini.
"Nanda, aku sudah siap!"
Nanda tersentak kala Jean kembali membuka kamarnya dengan dua koper besar yang sedang dia tarik. Nanda menatap tidak percaya ke arah Jean, untuk apa dua koper sebesar itu? Nanda hanya akan menginap dua atau tiga hari, tapi Jean sepertinya merencakan pindah rumah.
"Jean, kamu benar-benar konyol hari ini! Untuk apa koper sebesar itu?!"
"Aku rasa kamu begitu merindukan orang tuamu, aku ingat terus melarangmu untuk pergi mengunjungi mereka padahal mereka orang tuamu. Jadi aku merencanakan untuk tinggal selama satu bulan di mansion keluargamu."
Sesuatu mengetuk hati Nanda, ia memang sangat merindukan kedua orang tuanya. Tapi sejak kapan Jean menjadi sepeduli ini?
"Aku merasa kamu bukanlah Jean."
KAMU SEDANG MEMBACA
Again [NOMIN]
FanfictionTentang Jean Devine yang mencoba memperbaiki kesalahan besar dalam hidupnya. Kesalahannya pada Nanda dan anaknya. • BL • Bit angst