9

2.4K 237 7
                                    

Dah gue up nih, mana feedback nya

Ide gue melanglangbuana ini udah gue cari susah" Awas aja kalo gak rame

Nangis nih gue, vote sama komen jangan lupa

***

Wilio segera menghampiri putranya, tangannya menangkup wajah manis putranya yang kini juga bercucuran air mata. Ibu dan anak itu sama-sama menangis di hadapan Jean. Pria itu tampak merasa sangat bersalah.

"Ayo, ikut Mama ..."

"Mama ..."

"Nana tidak akan menderita lagi jika kembali pada Mama. Putra Mama yang manis ..."

Nanda tidak menolak saat Mamanya menarik dirinya pergi meninggalkan Jean sendiri di kamarnya. Pria itu diam membisu, tidak mengatakan pembelaan apapun.

Hancur hati Wilio sebagai seorang ibu, anak yang ia lahirkan dengan susah payah, ia besarkan dengan penuh kasih sayang. Harus menderita di tangan anak orang lain, dan semua itu bermula dari rencananya dan sahabatnya.

Wilio-lah yang mengantarkan anaknya sendiri pada jurang penderitaan.

Belum lama anaknya mengatakan dia bahagia dengan pernikahannya, bahkan baru tadi pagi suasana sarapan penuh canda dan tawa. Namun, waktu cepat sekali membalik keadaan, kini ia mendengar anaknya mengalami kekerasan dalam rumah tangganya.

Wilio tidak tahu mana yang harus ia tangisi, putranya yang menderita atau dirinya yang menjadi dalang bermulanya penderitaan putra sulungnya.

"Mama?"

Serena yang berpapasan pun tidak Wilio hiraukan, membuat putri bungsu keluarga Arkhava itu bingung. Melihat Mama dan Kakak satu-satunya menangis membuat dirinya di landa rasa penasaran. Ia akhirnya mengikuti ke mana Mama dan Kakaknya pergi menuju kamar orang tuanya.

Ruangan bewarna abu-abu dengan perpaduan warna perak itu kembali menyapa pandangan mata Nanda, aroma chamomile juga terasa menenangkan untuknya.

"Sejak kapan? Sejak kapan, Nana ... mengapa Nana diam saja dan tidak memberitahukannya pada Mama?"

"Nana sudah besar, Ma, Nana berpikir ini kehidupan pernikahan Nana. Nana tidak mau lagi membebani pikiran Mama atau Papa." Lirih Nanda.

"Anak bodoh ... mengapa Nana bisa berpikir seperti itu? Dari mana Nana berasal, dari sanalah Nana kembali juga. Nana putra sulung Arkhava, dan selamanya akan seperti itu. Apa karena Nana sudah menikah sudah merasa dibuang begitu saja? Jika memang itu yang Nana pikirkan, maka selamanya Mama tidak akan membiarkan kalian menikah. Menikah bukan berarti kamu dibuang, Sayang ..."

Wilio menarik tubuh putranya untuk ia dekap, putra yang menjadi penantian panjang dalam hidupnya. Wilio tidak akan membiarkan putranya menderita.

"Maafkan Nana, Ma ... Nana hanya tidak ingin membuat kalian khawatir."

Tangan Wilio menepuk pelan punggung Nanda, "Boleh Mama meminta satu hal lagi?"

"Eum!"

"Bisa Nana membuka baju atasnya?"

Mendengar permintaan Mamanya, Nanda justru langsung terdiam. Ia tahu maksud Mamanya, tapi apakah ... akan baik-baik saja?

Baju Nanda hari ini hanya berupa kemeja tipis bewarna baby blue, ia buka kancing bajunya satu per satu. Nanda sangat gugup bahkan gerakan tangannya sangat lambat saat membuka kancing pakaiannya. Ia hanya tidak siap melihat reaksi Mamanya.

Again [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang