Ehem ...
Cek cek
Gue cuma mau bilang sih, ini buku sad nya kenapa gak dapet dah😭😭
Kan gue mau buat angst kenapa kek malah well going gini🥹🥹
Oh iya aku baru sadar ada beberapa poin yang salah, malas ganti dah ntar aja kalo udah revisiOke? OKE GAK?
****
"Selamat datang, Tuan Muda, Nyonya Muda."
Nanda menatap nanar rumah yang selalu menjadi mimpi buruknya, dan sekarang ia kembali menginjakkan kakinya di sini. Rumah yang merupakan hadiah pernikahan pemberian dari Ayah mertuanya. Rumah mewah yang menyimpan begitu banyak luka beberapa waktu ke belakang.
"Tuan Muda, apa yang terjadi dengan wajah Anda?"
Jean hanya tersenyum malu ketika Bibi asuhnya menanyakan wajahnya yang lumayan babak belur, "Hanya pukulan seseorang yang memiliki sedikit dendam saja, Bibi."
"Oh, jadi kau menganggap Ayahku memiliki dendam, begitu?!"
"Eh? Bu-bukan seperti itu, Sayang? Hei, dengarkan aku dulu!"
Jean gelagapan sendiri, apalagi melihat Nanda yang langsung pergi meninggalkannya. Aduh, mulutnya! Niat hati ingin memperhalus kalimatnya malah dia salah bicara.
Bibi Ana tersenyum kecil melihat interaksi sepasang suami istri itu, "Ternyata Tuan Muda berurusan dengan Ayah Mertuanya." Tanpa sadar ia terkikik pelan.
Dulu suasana seperti ini tidak pernah ada, rumah hanya di selimuti dengan ketegangan antara Jean dan Nanda. Apalagi jika Tuan Mudaㅡnya berada di mood yang kurang bagus, Nyonya Mudaㅡnya lah yang akan menjadi sasaran untuk melampiaskan emosinya. Dan ia yag hanya sebatas Bibi Asuh tidak bisa melakukan apa-apa.
"Apa mentari hangat mulai muncul di hubungan kalian?"
***
"Nanda, dengarkan aku dulu ..."
Jean mengejar Nanda sampai kamar milik si Manis, bahkan ia sampai ikut masuk demi menjelaskan perkataannya tadi. Tapi si Manis malah duduk di ranjang dan bersedekap menatapnya.
"Kenapa kamu mengikutiku?! Pergi ke kamarmu sendiri!"
Melihat Nanda yang kesal Jean memasang raut wajah sangat menyedihkan, "Tidakkah kamu lihat wajah Suamimu ini? Tolong obati aku, hng ...."
"Menjijikan, Jean! Ke mana sosokmu yang berwibawa?"
Sejujurnya Nanda merasa geli melihat Jean bertingkah seperti puppy yang dibuang. Tapi dalam hati Nanda juga merasa tergelitik melihat sikap Jean yang berubah drastis. Sejak awal menikah pernahkah mereka berinteraksi sedekat ini?
"Ambil sendiri obatnya."
Nanda bisa melihat bagaimana wajah itu kini tersenyum secerah mentari, padahal sedari tadi ia mengeluh wajahnya sakit. Melihat Jean yang langsung berlari mengambil kotak obat membuat Nanda tersenyum tipis, apa pria itu benar-benar akan berubah? Atau hanya untuk sesaat saja?
Apa Nanda terlalu bodoh? Ketika ia memutuskan kembali pada Jean? Apa ini keputusan yang salah?
"Sayang," Nanda tersentak saat Jean menyentuh bahunya, menyadarkannya dari lamunan yang ia lakukan. "obati aku ..."
Nanda menerima kotak P3K mengambil kapas, alkohol, dan sebuah hansaplast kecil. Kening Jean terluka, ada juga lebam di bawah mata dan sobek di bibirnya. Apa ayahnya benar-benar meluapkan dendamnya pada Jean? Tapi Ibu dan mertuanya menonton, apa tidak ada yang menghentikannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Again [NOMIN]
FanfictionTentang Jean Devine yang mencoba memperbaiki kesalahan besar dalam hidupnya. Kesalahannya pada Nanda dan anaknya. • BL • Bit angst