1

1.5K 231 89
                                    

Kepala Laurette terasa pening ketika memandang ratusan orang berpakaian lusuh dengan ikatan tali di tangannya. Namun yang paling aneh, adalah pakaiannya sendiri yang tampak aneh dari yang lain. Kalau Laurette tidak salah menduga, semua orang-orang yang tangannya telah diikat memiliki pakaian seperti pada abad ke-15. Dia menjadi bingung, apakah dirinya yang aneh atau mereka yang aneh?

Kemudian manik hitamnya berkeliling kesana kemari mengamati segala hal asing yang baru pertama kali dia lihat. Otaknya menyerap semua informasi baru tersebut dengan cepat hingga kepalanya terasa berdenyut-denyut. Memangnya ada seekor kerbau yang berdiri dengan dua kaki di dunia ini?! Eh, tunggu, kalau Laurette tidak salah lihat sepertinya itu adalah seekor banteng! Dunia ini benar-benar aneh baginya. Sebenarnya bagaimana ceritanya dia bisa sampai ke sini? Seingatnya kepalanya di pukul dengan sangat keras hingga dia pingsan, bukan karena dia mati. Karena terlalu dalam memikirkan hal tersebut, Laurette terjengit kaget ketika tali ditangannya ditarik ke depan dengan keras. Gadis itu merasa jantungnya akan jatuh saat tubuhnya maju beberapa langkah secara tiba-tiba.

"Shh, kau tidak memiliki sopan santun, ya?!"

Seorang lelaki tua yang membawa buku dengan pakaian serba hitamnya mengangkat sebelah alis pada Laurette. Kenapa gadis kecil itu begitu berani pada dirinya? Apa gadis itu tidak mengetahui siapa sebenarnya dirinya? Akhirnya lelaki tua itu mendengkus dan mencengkram dagu Laurette kasar hingga dia mendongak. Maniknya sedikit berkedut saat menyadari gadis remaja itu memiliki wajah yang rupawan sehingga dia menatapnya dengan lebih lamat.

"Antriannya masih panjang, apa kau akan terus menatapnya seperti binatang liar?" Elios yang berada di belakang Laurette menginterupsi kelakuan lelaki tua itu. Mata coklat terangnya berkilat tajam saat menatap si lelaki tua yang jauh lebih pendek dari dirinya.

Lelaki tua yang ditatap seperti itu segera menghempaskan Laurette dan mengambil kembali penanya untuk mencatat. Melihat badan kekar Elios yang lebih tinggi dari dirinya, membuat dia tidak berani membalas dan mengurungkan niatnya untuk nanti. "B-baiklah, ehm, darimana klanmu berasal?" Pertanyaan itu ditujukan untuk Laurette yang menerimanya dengan kebingungan.

Klan? Klan apa? Dia bahkan tidak memiliki keluarga besar? Memang di dunia ini ada sebuah klan? Laurette merasa dirinya sudah terjebak ke dalam dimensi lain saja. "Aku tidak tahu."

Lelaki tua itu memandangnya aneh. Alisnya menaut tajam saat mendengar jawaban tidak jelas Laurette. "Apa? Kau ini bodoh atau apa?! Antriannya sudah panjang cepat jawab apa adanya!"

"Tetapi aku memang tidak tahu apapun tentang hal itu!" Laurette menaikkan nada suaranya dengan perasaan frustasi.

"Bagus, bagus. Budak yang memberontak tentu harus diberi hukuman, bukan?" Lelaki tua itu menjilat bibirnya dengan menjijikan yang membuat Laurette bergidik dan mundur kebelakang.

Saat tangan lelaki tua itu ingin meraih tangan Laurette, lelaki bersurai hitam di depan gadis itu menghadangnya. Lelaki tua itu merasa kesal karena lagi-lagi niatnya telah dihalangi. "Minggir sialan! Seorang budak seperti kalian tidak usah sok bera—"

Kalimat lelaki tua itu tertahan di tenggorokannya saat kepalanya mendongak. Ketika dia berusaha untuk melihat siapa lelaki yang sedang menghalanginya, dia malah mendapati manik merah menyala sedang menatapnya dengan sorot tajam. Lelaki tua itu lagi-lagi terdiam dan meneguk salivanya saat tubuh lelaki itu lebih besar dan lebih tinggi daripada dirinya. Dia menggemeretakkan giginya, sejak kapan budak-budak yang diculik bisa memiliki badan besar dan tinggi menjulang seperti ini?!

The Queens Monarchy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang