The Queens Monarchy [END]

31. Sacrifice

"Akhirnya saatnya tiba. Sudah lama mereka telah bermain dengan api, dan sekarang saatnya mereka merasakan panasnya."

"Ratu, apakah kita akan langsung menyerang istana mereka?" Seekor monster harimau bertubuh gorila bertanya.

Sunkhisla menggeleng padanya. "Tidak, kita akan mengambilnya dengan kejutan. Pergilah, sebarkan pasukan di sekitar istana. Siapkan kekuatan terbaik kita untuk menghadapi pasukan mereka."

"Baik, Ratu. Kami akan siap dalam beberapa saat."

Dalam senyap malam, pasukan monster yang menakutkan menyelinap masuk ke dalam istana bangsawan Seegralor menyebar seperti bayangan hitam di setiap sudutnya. Ketika sang fajar merekah, gemuruh peperangan meledak di udara. Sunkhisla memimpin pasukan monster itu dengan penuh amarah, merobohkan pertahanan mereka dengan kekuatannya yang menakutkan.

Bangsawan Seegralor dan pasukannya, yang telah terlena oleh kekuasaan dan ketamakan, terkejut oleh serangan mendadak ini. Mereka berusaha bertahan, tetapi melawan pasukan monster yang begitu kuat menjadi suatu kesulitan bagi mereka.

"Kalian! Aku tidak akan melepaskan kalian satu per satu!" Sunkhisla berteriak pada penasehat kerajaan yang merupakan Duke Seegralor.

Penasehat kerajaan dan anggota bangsawan Seegralor lainnya terkejut oleh serangan mendadak Sunkhisla. Mereka tidak memprediksi jika hal ini akan terjadi. Ketika pasukan werewolf dan para binatang buas dikirim ke Unterra, bangsawan Seegralor hanya memiliki sisa pasukan elf yang lebih lemah karena terlalu lama terlena oleh kedamaian. Bangsawan Seegralor kira mereka akan selalu aman dalam tembok tingginya di Navrhla. Namun, tidak ada kedamaian yang bertahan selamanya.

"Coba saja dalam mimpimu, jalang! Prajurit serang dan tangkap buronan itu!"

Akhirnya kedua pasukan pun bertarung dengan sengit. Sunkhisla membawa lebih dari 2000 pasukan untuk menyerang istana bangsawan Seegralor. Saat dia berhadapan dengan sang Jenderal Navrhla, Sunkhisla menjadi terkejut. Ternyata banyak yang beralih ke bangsawan Seegralor daripada terus setia pada Navrhla demi harta dan kuasa. Ini membuat amarah Sunkhisla kian melonjak. Saat pasukan Sunkhisla sudah hampir meraih kemenangan, sosok werewolf datang dari belakang pasukan monsternya.

"Ratu! Mereka memiliki bantuan dari pasukan Werewolf!"

"Apa mereka sudah gila?! Sial!" Sunkhisla mengumpat karena tidak mengetahui informasi ini.

Dia menjadi menyesal tidak mengkorek informasi lebih banyak dari Nolan. Pasukan monster Sunkhisla yang tadinya hampir menang kini harus terjepit oleh dua pasukan, werewolf dan elf. Gadis itu terus membunuh siapapun elf yang ingin menusukkan pedang padanya.

"Menteri pertahanan." Sunkhisla berujar saat berhadapan dengannya.

Menteri pertahanan tersenyum miring. Dia adalah lelaki tua berusia 90 tahunan yang sebelumnya ingin dijodohkan dengan Sunkhisla. Namun, gadis itu enggan dan menolaknya mentah-mentah. "Kau akan menyesal sudah menolakku, Sunkhisla."

"Heh, kurasa Anda yang akan menyesal telah berhadapan denganku."

Sunkhisla melesat dan memberikan serangan agresif yang menyerang titik vital menteri pertahanan. Menteri itu terkejut karena Sunkhisla dapat bertarung dengan lihai daripada dirinya hingga dia terpojok. "B-berhenti!"

Sunkhisla menyeringai. Saat dia mendapat celah, tanpa basa-basi dia langsung memotong tangan kiri menteri pertahanan hingga dia menjerit kesakitan. Penasehat kerajaan dan Jenderal Navrhla, juga beberapa bangsawan Seegralor lain menjadi geram padanya. Sebelum mereka dapat menolongnya, Sunkhisla sudah menebas lehernya hingga terputus dari tubuhnya.

"Putraku!!! Kau tidak akan ku beri ampun gadis menjijikan!" Ayah menteri pertahanan, salah satu anggota bangsawan Seegralor berteriak marah.

Senyum Sunkhisla luntur saat pasukan miliknya mulai tumbang satu persatu, kemudian dia mulai terkepung oleh beberapa werewolf dan pihak bangsawan Seegralor. Saat Sunkhisla sudah siap untuk mati, Sunzhriavt tiba-tiba saja muncul di depannya dengan berani. Lelaki itu merentangkan tangannya untuk melindungi adiknya dari serangan mereka.