20. Pink Venom

448 96 18
                                    

Raenys tidak menyangka jika Laurette sudah berkembang sangat pesat dalam satu bulan. Gadis yang berjalan beriringan dengannya ini terlalu berbaka jika hanya dikatakan sebagai keturunan seorang manusia biasa. Tidak ada yang mampu menyamai kemampuan miliknya yang telah dia asah selama bertahun-tahun dalam satu bulan. Gadis ini sepertinya memang memiliki latar belakang luarbiasa.

"Sudah berapa lama kau berada di sini?" tanya Raenys.

Laurette melirik sedikit kearahnya tanpa mengurangi kecepatannya untuk menyusup secepat kilat diantara pepohonan. Mungkin jika di ukur, keduanya mampu mencapai jarak 1 kilometer per lima menit. Mereka akan mencapai sebuah kota aneh, bernama Miralis. Julukan kota yang berada di luar teritorial seluruh klan itu memang 'aneh'. Hal itu dikarenakan penduduknya yang masih percaya pada hal-hal supranatural, dan kota itu dipenuhi oleh seorang peramal atau dukun. Penduduk kota itu terdiri dari berbagai klan yang hidup dengan bebas. Kota itu juga tidak lepas dari perempuan sebagai budak dan lelaki yang berkuasa. Kota itu dipimpin oleh seorang lelaki yang menyukai tarian menggoda bernama Mahlamere, terutama wanita cantik.

"Entahlah, mungkin sekitar tiga atau dua bulan," balas Laurette. "Kalau kau sudah berapa lama menjadi seorang Assassins?"

"Mungkin sekitar 7 tahunan. Aku bersama adikku," katanya sambil menatap Laurette.

"Kau punya adik?"

"Ya, kami Assassins cuma terdiri dari dua orang."

Laurette menjadi kagum saat mendengarnya. "Kalian .. berdua perempuan?"

"Ya."

"Sudah aku duga, perempuan itu memang kuat," katanya bangga. "Eh, lalu kemana adikmu?"

"Sepertinya dia melakukan perjalanan lain. Kami sudah terbiasa berpisah dalam waktu yang lama untuk menyelesaikan misi."

"Hng, itu terdengar keren. Apalagi kalian buronan."

Raenys terkekeh. "Kau lupa? Sekarang kau juga buronan, bodoh. Memangnya kenapa kau melakukan hal itu pada Pangeran Helios?"

Laurette mendesah kesal saat mendengar nama Helios disebutkan. "Intinya dia orang gila yang ingin mengklaimku seenaknya dan menyentuhku. Karena itu aku menusuknya. Bagaimanapun, dia masih jauh lebih kuat dariku."

Raenys mengangguk, setuju pada perkataan Laurette. "Aku pernah bertarung sekali dengannya, dan dia memang benar-benar kuat. Bahkan jauh diatasku."

"Serius? Lalu aku harus sekuat apa jika ingin kabur dari mereka .. " gumam Laurette.

"Mereka? Kau ingin kabur dari mereka?"

"Entahlah, mereka para pria gila yang tiba-tiba berkata jika aku adalah calon istri mereka, pengantin mereka, sungguh menjijikan diperebutkan seperti barang." Laurette berujar dengan kilatan kemarahan di matanya.

"Ternyata bisa begitu ... sepertinya ser—"

Laurette dan Raenys berhenti mendadak saat sebuah ledakan terjadi tepat di tempat selanjutnya mereka akan mendarat. Kepulan gelap tiba-tiba berubah menjadi beberapa monster aneh yang besar. Mata mereka menyala dengan warna merah dengan suar-suar asap keluar dari tubuhnya. Mereka tampak seperti bayangan. Kemudian, satu orang laki-laki muncul di depan mereka dan menatap Laurette lembut.

The Queens Monarchy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang